6. DERAI-DERAI CEMARA

202 30 4
                                    


***

Tepat seminggu setelah Changbin dan Felix serahkan naskah si mungil pada Chan, Chan datang ke Rumah Baca untuk kabarkan berita gembira. Naskah Felix berhasil raih urutan pertama dalam list penulis baru untuk penerbit Grahadi. Semua editor naskah di Grahadi mengaku tertarik dengan jalan cerita dan karakter kuat dari setiap tokohnya.

Jadi, minggu sore itu Chan datang bersama dengan tim Legal Officer Grahadi datangi Felix untuk sampaikan kontrak kerja mereka. Hasilnya, dalam waktu kurang dari satu bulan, Felix sudah harus serahkan full naskah dari novel pertamanya agar bulan depannya novel Felix akan dimasukan dalam new entry di toko buku.

Changbin dengan setia damping Felix untuk temui tim Legal Officer dan sesekali beri masukan yang menguntungkan untuk Felix dan Penerbit Grahadi. Keputusan pun dibuat. Hasilnya, Felix akan didampingi oleh seorang Edtor naskah bawahan Chan untuk kawal proses editing naskah Novel Felix yang memang sudah 100% jadi. Felix hanya perlu beberapa sentuhan untuk buat karyanya lebih menarik.

Seungmin Pradipta namanya. Editor junior Chan yang sangat percayai untuk menjadi kepanjangan tangannya. Lewat sentuhan-sentuhan Seungmin, beberapa penulis muda sudah mampu mencetak karyanya sebagai best seller di tahun pertamanya.

Hari ini tepat dua minggu Seungmin damping Felix untuk sempurnakan naskahnya. Selama itu pula Changbin jarang bertemu Felix. Mungkin mereka hanya akan bertemu saat pagi, malam, dan juga hari senggang Felix. Hal itu buat Changbin rasakan rindu dan iri yang sama besarnya. Rindu akan eksistensi Felix dalam ruang lihatnya. Dan iri pada Seungmin yang sering habiskan waktu Felix bersamanya. Memang terdengar kekananakn. Changbin akui itu.

Seperti sore ini, Felix baru saja turun dari mobil Honda Jazz merah milik Seungmin. Izinnya pada Changbin, Felix harus temui Seungmin di Tempo Gelato untuk merevisi naskahnya untuk part ke 12. Sisa 6 part lagi menuju Epiloge.

"Bye, Felix. See you soon" ucap Seungmin dari dalam mobil yang dikendarainya.

Felix masih lamabaikan tangannya hingga mobil Seungmin menghilang dari area café. Indah sekali wajah felix dihiasi dengan senyum selebar dan secantik itu. Ah, lagi-lagi rasa cemburu itu datang hampiri Changbin. Tapi mau bagaimana lagi, ia hanyabisa simpan rasa cemburu itu sendiri. Ia masih sadar diri jika ia bukanlah siapa-siapa bagi Felix. Tak punya hak untuk ungkapkan rasa cemburunya.

"Mas Changbin! Piye toh?! Ini loh pesenan pelanggannya di anter dulu! Malah ngelamun!"omel Nandang dengan kedua tangannya yang dipenuhi nampan berisi pesanan pelanggan.

Changbin pejamkan matanya sejenak, ia hembuskan nafas panjang sebelum ia harus kembali antarkan pesanan pelanggan yang hari ini sedang ramai-ramainya.

***

Lagi-lagi, Changbin harus relakan hatinya terbakar api cemburu. Sore ini Seungmin datangi Felix lagi. Kali ini Rumah Baca lah yang menjadi tempat pertemuan mereka. Changbin sedikit bersyukur karena hal itu, ia jadi bisa memantau dari café apa saja yang mereka berdua lakukan.

Dari pisisi Changbin ia bisa melihat gurat bahagia tersemat di wajah Felix. Buat si mungil itu berkali lipat terlihat lebih bersinar. Benar, Changbin bahagia sekali Felix sedikit demi sedikit telah berhasil temukan jati dirinya. Si mungil itu telah berhasil dalam memperjuangkan dirinya sendiri. Ia bisa wujudkan impiannya. Changbin bangga untuk Felix.

Namun kembali, Changbin tak bisa menampik rasa cemburu yang menyesakkan dadanya.

Waktu berlalu tanpa terasa. Matahari yang menggantung di langit telah tergantikan oleh sinar lampu-lampu dari setiap rumah. Jam telah tunjukkan angka 9 malam. Namun Felix sepertinya masih tenggelam merevisi naskah novelnya bersama Seungmin di Rumah Baca.

TUTUR BATINOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz