1

1.4K 112 22
                                    

Wonwoo POV

"Serahkan semuanya pada saya." Jawabku sembari mengangguk mantap setelah atasanku memberiku arahan lewat sebuah handy talkie. Huft... Ayo lakukan pekerjaan dengan baik Wonwoo-ah. Aku kembali memeriksa jajaran souvenir yang telah disiapkan di sebuah meja panjang.

 Aku kembali memeriksa jajaran souvenir yang telah disiapkan di sebuah meja panjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oke semuanya lengkap." Ujarku lalu meninggalkan meja souvenir untuk mengecek ruang pengantin di lantai atas, diikuti oleh dua orang juniorku.

"Wah Wonwoo Sunbaenim benar-benar keren." Aku tersenyum simpul mendengar pujian juniorku yang berjalan di belakangku.

"Cantik, pintar, bisa memasak... Humm dunia benar-benar tidak adil ya?" Keluh Seungkwan, seorang junior yang baru bekerja denganku satu tahun terakhir.

"Seungkwan-ssi... Jihoon-ssi... Jangan mengada-ngada." Ujarku, mereka bicara begitu seolah-olah aku tidak punya kekurangan sama sekali. Aku berbalik badan dan menatap mereka hingga membuat keduanya menunduk.

"Kami mengatakannya karena kami benar-benar mengagumimu, sunbaenim..." Tutur Seungkwan yang segera di setujui oleh Jihoon.

"Kalian ngomong apa sih? Ayo kembali bekerja." Aku bergegas menaiki anak tangga dan meninggalkan mereka, menuju ruang calon penganting wanita.

"Wah cantik sekali..." Aku benar-benar tulus memuji betapa cantiknya calon pengantin yang dibalut gaun putih yang mengembang indah itu. Calon pengantin itu membalasnya dengan sebuah ucapan terima kasih diiringi sebuah senyuman kecil.

"Mohon kerjasamanya." Aku membungkung kecil pada calon pengantin yang ku ketahui bernama Hong Jisoo itu.

"Mohon kerjasamanya juga." Katanya sembari menundukkan kepala padaku. Baik, gaun pengantin juga sudak oke, aku mendesah lega dibuatnya.

.

.

"Wonwoo-ssi, ini adalah menu hari ini. Bagimana menurutmu?" Kepala Cheff menyerahkan selembar kertas berisi daftar menu yang akan dihidangkan hari ini.

"Hmm... Tidak masalah."

"Baiklah."

"Terima kasih, mohon kerjasamanya." Ujarku. Hidangan untuk acara juga sudah siap.

.

.

"Tolong mainkan lagu ini, lagu ini punya kenangan tersendiri untuk mempelai." Jelasku kepada pianis yang akan mengiringi jalannya pernikahan sakral ini.

"Baik."

"Mohon kerjasamanya." Musik juga sudah oke.

.

.

Perkenalkan... Namaku, Jeon Wonwoo, usia 27 tahun. Seorang perancang pernikahan dan pada musim semi tahun ini, aku dipromosikan sebagai ketua divisi. Di usia ke- 27 tahun ini, pekerjaan, status kehormatan dan keinginan, semuanya sudah kudapat. Bagian-bagian untuk menjadi wanita yang sempurna sudah kumiliki. Namun... untuk benar-benar menjadi sempurna, ada sesuatu yang masih belum ku capai.

Aku memandang kosong pernikahan yang sedang berlangsung di sebuah taman dibawah langit biru yang cerah. Sang mempelai wanita tengah berjalan menuju mempelai pria yang menunggu diujung altar, diiringi suara piano yang indah dan decak kagum para tamu undangan.

Di usiaku...

Wanita yang masih perawan...

Kira-kira ada berapa banyak ya?

Kebanyakan orang, ketika berpacaran mereka akan melakukan 'hal itu' dan saling mengenal satu sama lain. Sebelum akhirnya pada sampai tahap pernikahan.

Dan bagiku, sesuatu yang membuatku belum benar-benar sempurna adalah aku yang belum berpengalaman.

Aku yang masih...

PERAWAN!

.

.

Pernikahannya berjalan dengan baik. Tidak ada sedikit pun kesalahn, entah itu tentang menu makanan atau yang lainnya. Cuaca juga amat mendukung, tidak begitu panas juga tidak begitu dingin.

Perfecto.

Aku kini tengan berjalan menuju ruang penganting wanita dan entah bagaimana kami malah bertemu di koridor yang berada di lantai dua. Dia tersenyum padaku sembari melangkah, sepeti senyuman yang mengisyaratkan sebuah rasa terima kasih. Aku membalasnya dengan senyum yang tak kalah lebar, rasa bangga menyeruak di dadaku. Sebuah rasa yang aku rasakan setiap aku berhasil menggelar acara pernikahan yang sesuai dengan kemauan klien-ku.

"Se-"

Tapi salah.

Nyatanya mempelai itu malah melewatiku yang kini mematung di tengah koridor, senyum bodohku seketika menghilang dibuatnya.

"Terima kasih, sudah merancang semuanya seindah ini, Mingyu-ssi..." Ucapnya dengan nada yang begitu riang.

"Terima kasih kembali, selamat atas pernikahan anda."

Aku membuang muka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku membuang muka.

Oh shit... memalukan.

.

.

Haaaiii... maaf aku datang dengan hal baruuu dan mengabaikan anak-anakku yang lain.. tapi nggapapalah yaaa wkwkwk

Sebenernya aku bikin ini juga di akun aku yang satunya dengan pair lain tapi tetep kayaknya aku tuh udah ngga bisa lepas dengan couple seventeen genderswitch wkwkwkkw

Mohon maaf atas segala kekurangan dan mohon dukungannya....

Wonwoo-ssi Wants To Try | Meani GSWhere stories live. Discover now