11. Kelakuan Si Pangeran

114 26 2
                                    

Selamat taun baru 2022 masehi semuanyaaaaa!!!

Apa nih resolusi terdekat kalian?

Kalau tiba-tiba pas bangun kalian ada di taun jauh ke belakang sana, gimana? :)

*****

"Namamu Batari?" Terka seorang wanita dengan raut wajah dingin nan tegas.

Batari menatap wajah wanita tersebut. Dia sedikit menunduk, sungkan. "I-iya, hamba Batari"

"Ikut denganku" Ucapnya lalu berbalik dan mulai melangkah pergi dari bilik.

Sebelum benar-benar pergi, Batari menyikut lengan Asih pelan. "Itu siapa?" Bisiknya.

"Itu Nyi Laksani. Sana ikut, dia akan memberikan tugas pertama untukmu" Jelas Asih seraya mendorong tubuh Batari untuk mengikuti kepala pelayan tersebut.

Alhasil, dengan langkah tergesa Batari segera menyusul Nyi Laksani. Tanpa sepatah katapun, mereka berjalan menuju arah pendopo sebuah istana yang terpisah sebuah halaman cukup luas.

Sedangkan Batari hanya membututi saja sambil menatap langit yang masih gelap gulita. Namun senyumnya mulai terbit seiring dengan setitik cahaya jingga muncul dari ujung langit sana.

Saking seriusnya tersenyum mengingat bagaimana indahnya cahaya langit tadi, Batari baru sadar perjalanannya sudah mencapai tujuan.

Setelah berada didepan sebuah pintu yang dijaga dua pengawal laki-laki, Nyi Laksani menatap Batari sesaat.

"Masuk" Perintahnya.

Tanpa disuruh, pengawal itu membuka dua belah daun pintu tersebut. Mempersilakan kepala pelayan dan anak buahnya masuk. Setelah berada di dalam, pintu kembali ditutup.

Batari menahan nafasnya ketika melihat seorang laki-laki tengah tidur memunggunginya. Dan hal yang membuat nafasnya tersendat adalah tubuh laki-laki itu tak memakai apapun dibagian atasnya.

Sehingga memperlihatkan punggung bidangnya yang berhias beberapa bekas luka sabetan benda tajam. Sementara bagian bawahnya mengenakan celana hitam tertutup selimut tipis.

Kesadaran Batari kembali setelah mendengar suara Nyi Laksani berdengung. Seraya menoleh pada beberapa helai pakaian dan segelas teh panas dengan perasaan jahe yang dibawa dua bawahan Nyi Laksani.

"Ini pakaian untuk Gusti Pangeran. Sebentar lagi dia terbangun, dan kau.. harus mengikuti Gusti Pangeran ke tempat pemandian"

Batari langsung membulatkan matanya lebar. "Tempat pemandian?"

Dengan wajah datar, Nyi Laksani menaikkan sebelah alisnya. "Apa ucapanku kurang jelas?"

"S-sangat jelas" Singkat Batari gugup.

Nyi Laksani mengangguk singkat. "Tunggu disini. Penuhi apapun kebutuhan Gusti Pangeran"

"B-baik, Nyai"

Hingga akhirnya Batari meringis melihat kepergian Nyi Laksani dengan dua pelayannya. Oh, tega sekali wanita itu terhadap Batari. Ditinggal berdua dengan laki-laki yang bertelanjang dada didalam kamar yang sama? Sial. Jauhkan pikiran kotormu itu Batari!

Disela-sela menunggu majikannya terbangun. Batari iseng untuk memperhatikan setiap sudut dan benda yang ada didalam kamar seorang Pamanah Rasa. Ya, dari pada bosan maka inilah yang bisa Batari lakukan.

Didalamnya tidak terlalu sesak dengan barang, hanya ada satu lemari, meja bundar dikelilingi empat kursi, juga beberapa lontar yang tergelar diatas meja satunya dekat jendela.

SANISKALA [ON GOING] [REST]On viuen les histories. Descobreix ara