four ; if you're with me

Start from the beginning
                                        

"Mujur sekali hidupnya menjadi istri seorang CEO muda dan tampan." Mungkin begitu batinnya.

"Anda kenapa melihati suami saya seperti itu?" tegur Allycia sambil menatap wanita itu sinis. Wanita itu gelagapan, kemudian pergi begitu saja tanpa meninggalkan sepatah kata pun.

Allycia dan Jiaqi saling berpandangan, beberapa detik setelahnya mereka terkikik. Mengerjai seseorang memanglah keahlian seorang Allycia.

"Duduklah, nanti kakimu pegal, sayang." Jiaqi menekankan kata terakhir membuat Allycia tertawa ringan.

Dua orang dewasa itu terduduk. Sembari menunggu Aiela keluar dari kelas keduanya menyibukkan diri dengan bermain ponsel.

"Maaf, sudah merepotkanmu. Hari ini kamu meluangkan jam makan siang hanya untuk menjemput Aiela," ucap Jiaqi ditengah-tengah keheningan. Allycia menoleh menatap Jiaqi.

"Tidak apa-apa, lagian aku tidak banyak pekerjaan."

"Terima kasih, Allycia."

"Untuk apa?"

"Terima kasih sudah memberi kasih sayang seorang ibu kepada Aiela. Hanya bersama kamu dia merasa senyaman ini. Bahkan dengan Yufei saja dia tidak sampai seperti ini."

Allycia mengernyit, "Maksudnya?"

Jiaqi menghela napas, "Aiela selalu menceritakanmu. Dia selalu membahasmu ketika dia sedang belajar, makan, bermain, apapun kegiatannya. Sepertinya dia sangat menyayangimu."

Allycia tersenyum, "Jujur aku juga merasa nyaman berada didekat Aiela. Anak itu sangat manis dan penurut. Kamu mendidiknya dengan sangat baik," ungkap Allycia dengan tulus.

Jiaqi mengangguk pelan, "Mendidik seorang anak tidaklah semudah yang kita bayangkan, butuh kesabaran dan ketelatenan untuk membentuk sebuah karakter baik kepada anak. Tak hanya itu, kita juga harus bersikap baik didepan anak-anak karena kita adalah role model bagi mereka, iya 'kan?"

Allycia mengangguk setuju, "Benar, kalau suatu hari nanti aku memiliki anak, aku akan mendidiknya dengan sangat baik. Meletakkannya pada lingkungan yang baik dan jauh dari kekerasan."

"Iya, aku setuju."

"Papa!!" teriak Aiela setelah keluar dari kelasnya. Jiaqi dan Allycia sontak berdiri dan menghampiri gadis berkuncir dua itu.

"Ada bibi juga?!" Mata Aiela berbinar dan memeluk Allycia dengan sangat erat.

Seorang Laoshi keluar dari kelas, wanita paruh baya itu tersenyum melihat keakraban Aiela dengan orang tuanya. Di masa sekarang, jarang sekali dirinya mendapati keluarga sebahagia ini. Kebanyakan murid-muridnya dijemput oleh baby sitter ataupun seorang bodyguard. Inilah yang membuat laoshi merasa tersentuh.

"Saya rasa, Aiela adalah gadis yang paling bahagia dimuka bumi ini. Lihatlah, bahkan kedua orang tuanya pun menjemputnya secara bersamaan. Dan Aiela terlihat sangat dekat dengan mamanya, ya?" ujar laoshi.

Jiaqi hanya tersenyum canggung, "Saya memang membentuk Aiela menjadi gadis yang selalu bahagia. Dia tidak boleh merasa sedih."

"Kalau begitu buatkan Aiela adik laki-laki! Biar Aiela tidak sedih!" cetus Aiela yang membuat tiga orang dewasa itu terkejut.

you and my time  Where stories live. Discover now