01.

7 0 0
                                    

"Jadi begitu ya, pembagian kelompoknya. Kalian bisa mulai untuk menghampiri pasangannya masing-masing dan mulai berdiskusi tempat mana yang cocok."

Mendengar perintah dari Bu Yuli - guru ku - , aku langsung beranjak dari tempat dudukku untuk menghampiri Axel, pasanganku untuk tugas kali ini.

"Hey," Aku menyapa Axel yang sepertinya tidak bergerak sama sekali dengan kepala yang di tangkupkan ke tangannya di atas meja.

Merasa tidak ada jawaban, aku mencolek Axel, "Axel?" Axel mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah ku, "Hah?"

"Kita sekelompok,"

"Kelompok apaan dah? Kita disuruh ngapain?" tanya Axel, tampaknya ia tidak memerhatikan Bu Yuli menjelaskan.

"Kita disuruh diskusi tempat buat wawancara penjual kaki lima, terus bikin laporannya," aku berusaha menjelaskan sedangkan Axel kembali menangkupkan kepalanya ke dalam tangannya.

"Hmm.. Diskusinya nanti aja deh, gue capek," jawab Axel dengan suara yang kurang jelas karena kepalanya masih ditangkupkan, namun masih bisa ku dengar.

Awalnya aku memang sedikit kesal dengan Axel yang tampak malas-malasan, namun akhirnya aku iyakan saja karena sepertinya ia memang sedang Lelah.

15 menit berlalu dengan aku yang tidak melakukan apa-apa sedangkan teman-temanku semuanya sedang berdiskusi dengan pasangannya masing-masing. Dan kegabutan ku itu akhirnya berakhir dengan adanya bunyi bel istirahat.

"Akhirnya..." aku berdiri dan bertekad untuk kembali ke tempat dudukku. Namun belum sampai aku melangkah, sebuah tangan mencengkaram tangan ku.

"Eh?" aku membalikkan badanku dan ternyata orang tersebut adalah Axel.

"Sorry," Aku membuat raut wajah kebingungan atas penuturan Axel yang tiba-tiba meminta maaf.

"Sorry buat yang tadi. Minta nomor lo, nanti diskusinya lewat chat aja."

Axel menyodorkan ponselnya kearahku. Aku pun langsung menerima ponselnya dan mengetikkan nomor ku disitu, "Nih, udah ya."

"Thanks."

Last Hello || Lee HaechanWhere stories live. Discover now