"Apa kalian berdua sudah sarapan?"

(Y/n) dan Muzan pun menggelengkan kepala mereka

"Oh, baguslah. Karena.."

Tabib itu merogoh sesuatu dari kantong plastik yang dia bawa tadi

"Aku sudah membeli ayam bakar untuk kalian"

Tabib itu menaruh ke dua ayam bakar itu di meja makan membuat (y/n) dengan cepat duduk di kursi meja makan

"Kakak! Cepatlah! Ada ayam bakar!"

Muzan yang terpanggil akhirnya bangun dari duduknya dan ikut duduk di kursi meja makan di sebelah (y/n).

(Y/n) dan Muzan langsung makan dengan lahap seperti tidak makan selama seminggu

"Nanti kalau kalian sudah makan kita akan melakukan pengecekan, oke? Supaya penyakit kalian akan cepat di sembuhkan"

"Okee!" Ucap (y/n)

Sementara muzan hanya menatap sinis tabib itu

Bertahun tahun telah berlalu

Kini muzan berumur 16 tahun dan (y/n) 15 tahun

penyakit mereka berdua semakin parah apa lagi adiknya tersebut

(Y/n) kini tidak dapat menggerakkan tubuhnya sendiri ia bahkan tidak dapat melihat lagi

Muzan sangat sedih dan juga kesal saat melihat kondisi adik kesayangannya itu

Seorang tabib memberikan semangkuk obat untuk mereka berdua

"Ini adalah obat yang baru saja aku ciptakan, semoga dapat membantu"

Muzan sejak awal tidak percaya sama tabib tersebut

"Tabib san! Baiklah" (y/n) dengan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, ia mencoba meraba sekitarnya untuk mendapatkan obat itu

Setelah mendapatkan obat itu, (y/n) langsung meminumnya

Muzan pun sama ia juga meminum obat yang diberikan tabib itu

"Woy kau!" Panggil muzan dengan kesal

Tabib itupun menghampirinya

"Ada apa tuan muzan?"

"Kau bilang kalo kau akan membuat obat yang akan menyembuhkan kita! Tiap hari kau memberikan obat obat baru namun tidak ada satupun yang mengobatinya! Bahkan adikku hanya bertambah parah setiap harinya!"

Muzan tidak dapat menahan kekesalannya

Ia segera mengambil pisau di balik bantalnya

"Ku-kumohon maafkan aku muzan sama, aku berj- aagahhhk"

Muzan menusuk bahu tabib tersebut membuat tabib itu tiduran memegangi bahunya

(Y/n) yang mendengar itu mencoba meraba raba kakaknya itu "kak! Hentikan! Maafkan dia"

Namun sayangnya muzan sudah membunuh tabib itu dengan menusukkan pisaunya tepat ke arah jantung

(Y/n) bergetar ia ketakutan dengan apa yang terjadi

"Kakak! Tabib san! Kau yang melakukannya kan! Kenapa?" Tanya nya sambil menangis

Muzan yang mendengarnya pun membersihkan tangannya dari darah dan memeluk adik kesayangannya itu

"Dia hanyalah penipu, dia memanfaatkan kita untuk mendapatkan uang dan sengaja memperparah mu"

(Y/n) membalas pelukan muzan

Beberapa detik berpelukan, (y/n) berteriak membuat muzan terkejut dan melepaskan pelukannya

"Kak! Kak!!"

I'LL STOP THIS WARWhere stories live. Discover now