"Maaf tuan, beliau tidak sengaja"
Gulf mendengak dan melihat Win sedang berbicara dengan orang itu. "Om gak luka kan ? Bisa bangun gak ?"
Gulf menggeleng. Win berjongkok di depan Gulf "Naik aja om, biar saya obatin kakinya"
.
.
Win berjalan keluar saat semua urusannya sudah selesai. Belom jauh dia berjalan telinganya mendengar keributan dan menarik perhatiannya.
Matanya terkejut saat melihat papinya terduduk dengan kaki terluka. Win segera manu berusaha menyelesaikan permasalahan papinya.
Saat ini dia sedang menggendong belakang Gulf, mereka berdua diam dari tadi. Dia tidak tahu dengan Gulf tapi Win sudah menahan air matanya dari tadi. Dia merindukan papinya. Sangat.
"Baru kali ini saya digendong sama orang lain selain suami saya"
"Ya bagus dong pak, nanti suaminya marah kan bahaya" canda Win
Gulf tersenyum "Dulu anak saya si Win, dia juga selalu berusaha gendong saya biar papi gak capek katanya tapi sekarang dia gak tau dimana"
Win terdiam mendengarkan Gulf "Saya cuman mau dia pulang, papi kangen banget sama Awin. Gak cuma papi sama papa semua orang sayang sama Awin"
Win berhenti di depan kamar Gulf "Pak sudah sampai" dia berusaha sebisa mungkin agar suaranya tidak gemetar.
Gulf memberikan kartu di tangannya agar pintu kamarnya terbuka. Win mendudukan Gulf di kasurnya, dia mengecek keadaan kaki Gulf yang untungnya tidak apa-apa hanya lebam sedikit.
Gulf hanya memandang Win dalam diam "Awin gak mau pulang ke papi ?"
Tangan Win terhenti, dia terkejut. Secepat mungkin dia mengatur ekspresi wajahnya "Pak kakinya gak luka dan hanya lebam, saya permisi dulu"
Gulf menahan tangan Win "Boleh temenin saya tidur sebentar ?"
Win menatap ragu ke arah Gulf dan mengangguk pelan. Gulf menepuk sisi kasurnya yang kosong meminta Win berbaring di sebelahnya.
Win berbaring di sebelah Gulf, jujur saja dia ingin memeluk papinya dan menangis dengan keras tapi dia harus menahan dirinya.
"Kamu nyanyi dong biar saya cepet tidur" pinta Gulf
Win berbalik menghadap Gulf dan menepuk nepuk punggungnya pelan "Dulu banget ada perempuan baik bernama Cinderella..."
Win tersenyum manis saat melihat Gulf yang memandangnya sambil tersenyum. Dia menepuk nepuk punggung Gulf pelan dan melanjutkan dongengnya.
Win menggeser badannya saat melihat Gulf sudah terlelap dia duduk dan memandang Gulf "Papi makin tua, selamat tidur papi" dia mengecup pelan jidat Gulf dan bergerak pergi sebelum pertahanannya runtuh.
Dia mengeluarkan kacamata dan maskernya, agar tidak ada yang menyadari dia menangis. Dia berdiri di pojokan lift, baru juga mau menutup pintu lift Bright dan Jane langsung memasuki lift.
Jantung Win rasanya melorot ke lantai dan untungnya mereka terlihat tidak sadar. Win terdiam meliaht interaksi manis antara Jane dan Bright.
Matanya kembali memanas entah karna Bright dan Jane atau dia rindu dengan keluarganya. Ketika pintu lift terbuka Win berjalan mendahului mereka. Dia harus pergi secepat mungkin.
"Lo gak boleh marah Win, ini ending yang lo harapin kan ?"
"Tapi kenapa sakit banget ?"
Win duduk setelah menyebrang dia menyela matanya. Ketika dia mendengak ada Bright dan Jane yang terpaku diseberangnya.
BINABASA MO ANG
Reverse
RomanceSeingat Kavin dia hanya berjalan di sekitaran jembatan pulang dari minimarket dan tidak sengaja tersenggol oleh sepeda hingga jatuh ke sungai. Tangan berusaha menggapai apapun tapi tidak bisa. Ketika membuka matanya lagi dia sudah berada di kamar y...
Part 11
Magsimula sa umpisa
