Chapter 2

1.2K 340 21
                                    

Ini chapter 2 nyaaaaa....


👸🤴👸🤴




"Orang-orang kaum atas itu, kenapa mereka masih suka merundungmu?" Gargad terus menggerutu sepanjang koridor.

“Seorang gadis kaum bawah muncul diantara kaum atas, mereka hanya takut tiba-tiba aku menjadi Ratu.” Jolynne berkelakar dan Gargad tertawa sambil berguling-guling di dalam tas.

Naga kecil itu kemudian keluar dan terbang ke pundak Jolynne, menatap ke sekeliling dengan ekornya mengibas-ibas. Bagaimana pun Jolynne merasa makhluk ini memang kadal yang menyamar jadi Naga.

Mereka meneruskan langkah di koridor yang sepi. Koridor itu memiliki banyak pilar, langit-langit sangat tinggi dan lantai dari marmer. Semua siswa berada di lapangan belakang gedung sekolah untuk melakukan ujian untuk anak-anak yang tepat berusia tujuh belas tahun. Berbeda dengan Jolynne, dia melarikan diri setelah mengetahui bahwa dirinya bisa mendengar perkataan orang lain dalam pikirannya. Mereka pun tiba di ruang loker dan Jolynne segera membuka miliknya. Ketika pintu loker terbuka, dia menemukan sesuatu ada di dalamnya.

Kepala mungil Gargad melongok di bahu Jolynne. ”Apa itu?”

Jolynne mengambil sebuah kotak berwarna merah yang dilapisi kain satin yang lembut, membukanya dan menemukan tusuk rambut berwarna merah dengan permata yang berkilauan. Tiba-tiba jantungnya berdegup aneh, dan dia menutup kembali kotak itu dengan segera.

“Tusuk rambut? Itu sangat indah, apa mungkin dari seseorang?” Gargad berpindah ke pundak Jolynne yang lain. Mulutnya yang agak moncong terlihat komat-kamit ketika dia bergumam.

“Aku tidak tahu, tapi kenapa benda ini ada di lokerku? Bukankah terkunci?”

“Seseorang yang memiliki kunci cadangan, atau––” Gargad mengulurkan sayap mungilnya ke pipi Jolynne bermaksud mencoleknya tapi ujungnya yang runcing seperti cakar justru menggores pipi Jolynne.

Jolynne memutar bola mata dan memukul kepalanya dengan kotak itu. “Sudahlah, aku mau ke perpustakaan, apa kau mau aku kunci di dalam loker?”

“Perpustakaan dan jejeran buku tidak berkawan baik denganku, tapi aku harus menemanimu!”

Jolynne berjalan sendirian di lorong keluar dari ruang loker dengan seekor naga yang terus mengoceh tidak jelas sepanjang perjalanan. Dia masih harus lurus untuk sampai ke perpustakaan, lalu berbelok ke arah kiri. Koridor menuju perpustakaan paling sepi diantara semua koridor sekolah ini, karena siswa lain sangat malas harus pergi ke perpustakaan. Mereka lebih senang berlatih memanah, menunggang kuda, berpedang atau menggunakan kemampuan bawaan mereka.

“Kenapa kau ingin ke perpustakaan? Kau akan melewatkan ujiannya.”

“Aku ingin mencari sesuatu tentang kemampuanku.”

Begitu tiba di perpustakaan Jolynne langsung berjalan ke arah rak buku yang menyimpan beberapa buku tentang sihir kuno dan kemampuan bawaan yang sangat langka. Perpustakaan sekolah ini bahkan sangat luas dan mewah. Rak-rak bukunya sangat tinggi dan besar. Langit-langitnya juga tinggi dan ada tangga kayu menuju lantai dua perpustakaan yang hanya khusus tempat membaca. Tempat membacanya dari sofa-sofa merah marun yang bagus. Ada perapian juga yang bisa menghangatkan ketika musim dingin.

“Apa kau masih belum menemukan kemampuanmu?” tanya Gargad lagi, dia melompat ke rak buku dan menggunakan kaki-kakinya untuk menginjak-injak buku. Jolynne segera meraih tubuhnya dan menempatkannya kembali di bahu.

The Broken Queen [ON GOING] (TERSEDIA DI GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now