Hurt 10

1.1K 44 2
                                    

author pov

hujan membasahi wilayah dki jakarta tepatnya smu pelita jaya, semua siswa sudah pulang (kayaknya) tapi tidak dengan icha, perempuan itu sedang menunggu seseorang, sudah hampir satu jam ia menunggu tapi orang itu belum muncul juga.

"isshh kemana sih dia, katanya udah jalan brrr dingin banget lagi "ucap perempuan itu kesal.

5 menit kemudiaan juke merah berhenti tepat dihadapannya

"hey cantikk, lama yah nunggunya"
tanpa bertele tele perempuan itu langsung masuk kedalam mobil itu

"dingin tau, lama banget sih?" ucapnya

"maaf sayang tadi dosennya nyebelin gitu, ini aja aku udah ngebut looh jangan marah yah?" jelas laki laki itu
icha memandangi laki laki itu dengan dahi berkerut

"iyaa ngerti deh ngertii, yaudah mau kemana kita?" tanyanya dengan sumringah

"makasih yah kamu udah ngertiin, hmm aku udah siapin tempatnya tenang aja" ucap laki laki itu sembari membelai puncak kepala gadisnya itu
icha hanya membalas dengan anggukan kecil

"apa gue siap buat jelasin ke dia sekarang? gue gatega dia baik banget sama gue" batinnya berbicara.

setelah setengah jam di perjalanan sampailah mereka di sebuat caffe di jakarta pusat, yang cukup terkenal tentunya mereka berdua segera masuk dan memesan menu disana

"hey kok benggong sih?" laki laki itu membuka suara

icha mendongkak kaget "hah oh iya itu lagi ada pikiran aja, nevermind"

laki laki itu memperhatikan tingkah gadisnya yang aneh, ia tau kalo yang gadisnya pikirkan pasti masalah yang cukup rumit karna kalo cuma masalah sepele gadisnya pasti akan cuek cuek saja

"kalo kamu butuh teman sharing, aku siap kok well mungkin bisa ngasih sedikit solusi maybe?"

"gimana gue mau sharing orang masalah gue itu ELO" ucap batinya geram .

"hmm it's okey i'm fine za thx" katanya dengan senyum paksaan

" i know you were not baby, tapi aku gaakan maksa kamu cerita aku tau kamu butuh privasi. nah tuh makanan nya dateng" ucap reza dengan penuh perhatiannya

"ya ampun kenapa dia pengertian banget sih, tambah gatega gue jadinya " thx za, aku bakal ngomong selesai kita makan yah" ucap icha dengan nada gaenak

reza menganggukan kepalanya "okey"

20 menit berlalu mereka menyantap hidangan mereka masing masing tanpa ada yang membuka pembicaraan diantara keduanya, suasana canggung yang mereka rasakan.

"za? tumben diem?" tanya icha tiba tiba

reza menatap icha penuh arti "aku cuma gamau ganggu kamu, karna aku pikir kamu perlu waktu jadi aku berusaha gak ganggu kamu deh" jelas reza

"ooh yaudah yuk pulang, udah sore nanti mamah nyariin "

"kamu lupa yah? katanya kamu mau ngomong sesuatu ke aku" tanya reza sontak membuat icha binggung

"duh inget aja lagi, gue harus ngomong apa?" batin icha "hmm tapi kamu jangan marah ya? janji?" ujar icha
dengan menaikan jari kelingkingnya di hadapan reza

reza mengait jari kelingking icha dengan jarinya "janji" ucapnya.

icha menarik nafasnya dalam dalam "za jujur perasaan aku ke kamu tuh udah ilang mungkin karena luka yang kamu kasih cukup dalam jadi aku terlalu benci dan gabisa mencintai kamu seperti dulu lagi, jason dia laki laki yang sekarang aku sayang walaupun jujur kamu lebih tampan darinya tapi hatiku udah milih dia za i hope you get it what i mean. tapi setelah kamu datang lagi awalnya aku cuma mau membalaskan dendam aku aku cuma mau kamu ngerasain sakitnya aku tapi ternyata yang aku lakuin itu salah, aku cuma mikirin dendam aku tanpa mikirin perasaan jason dan sekarang dia salah paham, dia benci sama aku za itu yang jadi pikiran aku sekarang" icha berhenti berbicara dan menatap reza, ekspresinya sulit di baca

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang