3

110 13 0
                                    

Pagi harinya, dengan berat hati Wei WuXian harus mengucapkan salam perpisahan kepada ranjang dan bergegas mandi untuk mengikuti pembelajaran di Yunshe buzhichu. Wei WuXian melihat Jiang Cheng yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggangnya.

"Adik kecil, badan mu makin bagus saja ya." Wei WuXian menaik turunkan alisnya, "aku hampir tidak percaya bahwa shidi-ku ini adalah seorang omega..."

Jiang Cheng menghela nafas, "Terimakasih pujiannya, tapi kupikir kau harus bergegas untuk mandi kalau tidak mau mendapatkan hukuman di hari pertama oleh kepala sekte Lan."

"Baiklah-baiklah, dadah aku mau mandii~"

"Jangan lama-lama kalau kau ingin aku menunggumu."

Setelah mandi dengan cepat, Wei WuXian memakai baju dan sepatu. Ia pun langsung pergi dengan Jiang Cheng.

Di perjalanan, mereka bertemu dengan teman temannya dari sekte lain.

Sama dengan Wei WuXian, temannya ini pun juga merasa aturan di gusu sangat lah ketat dan juga banyak, "Huh, Sekte Jiang lebih menyenangkan daripada disini kan?" tanya Nie Huaisang, master muda kedua dari sekolah Qinghenie, kakaknya adalah Nie Mingjue.

"Itu semua tergantung dari cara kau bersenang-senang, kita juga tidak di haruskan bangun pagi," balas Wei WuXian sambil membuat pose berfikir.

Nie Huaisang justru penasaran, "Kapan kau bangun? Apa yang kau lakukan di siang hari?"

"Dia? Dia tidur di jam 9 dan bangun di jam 1." Jiang Cheng menjawab pertanyaan Nie Huaisang, "Setelah dia bangun, dia tidak bermeditasi atau berlatih pedang, dia malah bermain-main di air yang, memetik biji teratai dan burung pengar.

"Tahun depan aku akan pergi ke Yunmeng untuk belajar! Tidak akan ada yang bisa menghentikan ku!"

Teman dari Nie Huaisang menepuk pundaknya, "Tak ada yang akan menghentikanmu. Hanya saja saudaramu akan mematahkan kakimu."

Wajah Nie Huaisang langsung masam, mengingat bahwa dirinya hanya sebuah debu jika berhadapan dengan kakaknya, Nie Mingjue, "ughh," gerutunya.

"Wei xiong. Aku ada sedikit saran untukmu. Selama kau di gusu, kau harus ingat untuk tidak memprovokasi seseorang."

"Siapa itu, Nie xiaong? Apakah Lan Qiren?"

"Bukan, kau tidak perlu khawatir dengan orang tua itu," jedanya, "yang justru harus kau takuti adalah murid yang paling membanggakan namanya Lan Zhan."

Wei WuXian menaruh tangannya di dagu, "Lan Zhan dari dua Jade Lan? Lan wango?"

"Dia adalah contoh 'Anak baik' dari orang tua yang harus kita contoh, padahal umurnya sama seperti kau dan aku, namun dia punya energi yang tidak orang muda miliki. Dia kaku dan keras!"

"Lan Zhan itu alpha yang terlihat cukup tampan dan berpakaian serba putih, mengenakan pita di dahinya dan membawa pedang perak di punggungnya?" jedanya, "dan dengan wajah masamnya, dia terlihat seperti di pemakaman."

Nie Huaisang membuka kipas tangannya, "Ya, itu benar. Tapi dia telah melakukan meditasi terpencil beberapa hari terakhir. Sedangkan kamu baru datang kesini kemarin malam. Kapan kamu melihatnya?"

Wei WuXian menjawab dengan santai, "Tadi malam."

Jiang Cheng yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka akhirnya buka suara "Tadi... malam? Jam berapa? Di mana kau melihatnya? Kenapa aku tidak tahu?"

Wei WuXian menunjuk suatu tempat, "di sana."

"A-Cheng, ingatkah kau saat kita datang kita melewati toko minuman keras yang disebut 'senyum kaisar', kan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"A-Cheng, ingatkah kau saat kita datang kita melewati toko minuman keras yang disebut 'senyum kaisar', kan?"

"Tadi malah aku berusaha tidak tergoda tapi akhirnya aku tidak bisa menahannya lagi. Jadi aku membawa kembali dua guci dari kota."

"Dan saat aku mau kembali, bahkan kakiku belom sempat menyentuh lantai tapi dia sudah berdiri disitu."

Nie Huaisang, "Jadi singkatnya dia menangkap basah dirimu?"

Jiang Cheng bertanya dengan tenang, "Mereka yang pulang larut malam tidak diizinkan masuk sampai jam 7 pagi. Tapi kenapa dia membiarkan mu masuk?"

"Ya karena itu dia tidak membiarkan masuk, jadi aku bertengkar dengannya dan bau feromonnya sangat tidak enak, aku mual. Dia juga menumpahkan dua kendi senyum kaisar yang aku beli.. dengan susah payah. Dan jangan lupa dia juga mendorong ku!!"

Jiang Cheng menghela nafas, "Tapi kau terlihat baik baik saja."

"Ya itu karena kaki ku di pletek in oleh hantu putih itu setelah dia mendorong ku."

"Ya... Sekarang sebaiknya kau harus berhati-hati dengannya. Dia pasti akan selalu mengawasi mu." saat Nie Huaisang mengatakan itu, mereka sudah hampir sampai di tempat mereka akan belajar selama di Yunshe buzhichu. Wei WuXian melihat Lan Wangji sedang mengamatinya dengan muka masam.

"Wei Ying, semangat saja dia akan mengawasi mu," sahut Jiang Cheng

Pembelajaran dimulai, tapi sepertinya sang guru yaitu Lan Qiren menargetkan Wei WuXian karena apa yang telah ia lakukan tadi malam. Lan Qiren menyerbu Wei WuXian dengan berbagai pertanyaan, tapi Wei WuXian dapat menjawab dengan mudah karena ia tinggal di Yunmeng.

Tapi, Wei WuXian membuat Lan Qiren marah karena pendapatnya yang dapat membahayakan dunia kuktivasi. Alhasil dia pun di usir dari kelas.

"MULAI SEKARANG WEI WUXIAN AKAN MEREFLEKSIKAN KESALAHANNYA SELAMA SATU BULAN!"

Tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Please Be By My Side.Where stories live. Discover now