ABSOLUTE [MARKMIN]

06. same person

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆!
boyslove, markmin,
harsword, crackpair, m-preg

[ 𝐀𝐁𝐒𝐎𝐋𝐔𝐓𝐄 ]

Sejak tadi mark tidak berhenti mengeluarkan sumpah serapah untuk sekretaris nya

“ maaf?? tidak mungkin ada lupa keberadaan saya tuan ” Renjun si korban yang mendapat omelan dari sang atasan mulai kesal.

hanya karena mark tidak ingin meninggalkan jaemin sendirian di apartemen mereka. begini kah jika manusia sudah jatuh cinta??

saat ini mereka sudah take off menuju kota miami-Amerika Serikat, sangat mendadak begitu kata mark.

Bagaimana mark tidak marah kalau renjun dengan tidak sopannya masuk ke dalam apartemen nya di saat sang fajar belum terlihat.

Mark yang saat itu sedang menikmati hangat nya pelukan kekasih manisnya langsung menyerbu renjun dengan berbagai kata umpatan.

bahkan mark tidak sempat berpamitan kepada kekasih nya itu sebab waktu yang sudah sangat mepet, hanya meninggalkan sepucuk surat agar kekasihnya tidak mencari nya saat bangun nanti

“ itu bukan seratus persen salahku, aku juga baru diberikan informasi pukul 1 malam tadi dan lagipula kekasihmu itu tidak akan hilang jika di tinggal sendirian ” jengah renjun melihat mark tampak khawatir.

Mark menggeleng “aku tidak mau tahu saat lending nanti order a ticket to the United States and give it to jaemin ”

renjun mengacak rambut nya ingin sekali memberikan mark kepada segerombolan serigala yang sedang kelaparan dan membiarkan mark mati begitu saja jika saja ia masih ingat kalau ia hanyalah seorang sekretaris yang masih membutuhkan gaji dari sang bos untuk ia berfoya-foya.

“ fine. Jay pesankan tiket untuk jaemin ” Renjun memerintah jay sebagai bawahannya yang memang diwajibkan ikut dalam penerbangan ini untuk memesan tiket.

mark mengangguk puas setidaknya dia tidak perlu khawatir jika saja kekasih nya di culik dominan lain.

menepuk bahu sekretaris nya “ bagus setidaknya aku tahu bahwa kau masih jadi sekretaris yang penurut ”

"sialan kalau bukan karna uang sudah dari dulu aku berhenti dari pekerjaan ini" lirih renjun

jay sendiri menggelengkan kepalanya sudah terlampau biasa dengan perdebatan ini.