Chapter 02

28 11 10
                                    

Chapter 02

Resolve of the moonlight

Di bawah rembulan ini, awan mulai bergerak menutupi sinarnya dan menciptakan suasana lebih mencekam. Pecahan Soul yang terbakar oleh api biru tersebar di sekitar Filius.

Dia hanya menatap kosong ke arah lokasi dimana lawannya terpental, yang kemungkinan kini telah lenyap bersamaan dengan terciptanya cekungan raksasa. Sedangkan Soul yang menjadi salah satu Treat dalam Halloween Match mulai bergerak dan terserap ke dalam tubuhnya.

"Ah shit! Here we go again," keluhnya jengkel.

Filius masih belum mengeluarkan kesungguhannya dalam pertandingan. Namun tanpa disadari lawan telah hancur tanpa menyisakan apapun, dia hanya berdiri diam disana—di atas pondasi lantai yang masih kokoh menopang dirinya seorang.

Ketika dia angkat bicara, langit seolah berubah kelam tanpa sinar untuk menyambutnya.

Filius Cromwell, sementara mengeluh dalam pertandingan yang selesai terlalu dini, melihat ke langit gelap dan bergumam, "Bulan menutupi dirinya seolah tidak ingin melihatku mendongak? Sebenarnya apa yang sedang coba aku lakukan ditempat antah barantah ini?"

Perasaan hampa dan dorongan kekesalan pun muncul ke permukaan.

"Tch, nenek tua itu seenaknya saja ...," decaknya mengerutkan alis.

Motto dalam hidupnya "Terkadang, cara terbaik dalam memecahkan masalah adalah berhenti untuk peduli." Dan kelihatannya dari dasar yang dia kukuhkan, perasaannya mulai kembali tenang.

Karena Filius memiliki kewajiban untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh kepala klannya, maka segala sesuatunya tidak bisa dia hindari begitu saja. Dia bertanya-tanya apakah dia bisa melakukan kudeta suatu saat nanti? Atau begitulah pikiran yang sering terlintas di dalam kepalanya ketika merasakan hal memuakkan atas perintah tidak jelas dari kepala klannya.

"Hm, aku penasaran apa kelak itu akan bisa terjadi?"

Filius kembali memfokuskan pikirannya terhadap sekitar. Drone bermekanika jadul yang bertugas sebagai pengawas juga telah hilang. Pertandingan sungguh telah berakhir, bahkan sebelum dia menghela nafas dan hanya fokus terhadap pikiran acak di kepalanya.

Ketika dia tengah memperhatikan wilayah sekitarnya yang telah hancur, sahutan feminim terdengar dari sisi lain tempatnya—itu beberapa meter di seberang lubang cekungan aula.

"Master! Misi pengamanan target sudah selesai, gadis muda itu sudah berada di dermaga bersama Chloe!" teriaknya cukup nyaring.

"Kerja bagus, Vanya," puji Filius.

Wanita anggun berambut putih sepanjang bahu dengan pupil merah crimson yang seolah memantulkan cerminan tuannya nampak begitu indah. Dia mengenakan pakaian turtleneck diselimuti mantel hitam. Dari jarak itu, dia tidak terlalu mendengar dengan jelas apa yang diucapkan tuannya. Namun berkat penglihatan tajamnya, dia dapat membaca gerakan bibir dari Filius dengan jelas.

Vanya menundukkan kepalanya dan menerima pujian itu dengan sukacita di dalam dadanya.

Sementara wanita di hadapannya tengah menunduk hormat, Filius berbalik perlahan dan mengambil sedikit ancang-ancang kecil menopang kaki kanannya ke belakang. Kemudian, dalam sekejap mata dirinya telah berada tepat di sebelah Vanya dan meninggalkan proyeksi bayangannya di tempat dia berdiri sebelumnya.

Peristiwa yang tak tertangkap mata telanjang itu terjadi hanya dalam waktu sepersekian detik. Bertepatan dengan Vanya yang mengangkat kembali kepalanya saat itu juga.

"Ayo kita kembali, aku tidak suka tempat ini!" ajak Filius memimpin jalan.

"Dimengerti," angguk Vanya mengikuti patuh di belakangnya.

Tales of Halloween MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang