[Gaojilian: (China) 'wajah mulia', standar kecantikan perempuan Cina dengan mata lebar, tulang pipi tinggi, dan rahang yang tegas, menggambarkan pesona yang dingin]

Empat tahun lalu, Mingmei yang idealis pasti akan menasihati Ling ini-itu soal etos kerja. Sekarang, ia sudah cukup bersyukur jika sebuah kontrak tamat tanpa perselisihan. Biarpun keras kepala, model 25 tahun itu tahu diri untuk tidak bekerjasama dengan merek terkenal atau perusahaan besar karena paham ia bisa ditendang sewaktu-waktu jika menyusahkan. Ia cuma mau joint dengan perusahaan baru, kecil, atau putus asa.

"Masih kecil begini sudah jantungan. Olahraga sana biar sehat dan cepat besar," gurau Ling, yang membuat pinggangnya dicubit oleh Mingmei.

"Mentang-mentang lebih tinggi dariku, seenaknya menyebutku anak kecil!" Tinggi Mingmei 164 sentimeter, sebelas sentimeter lebih rendah dari Ling. "Begini-begini, aku kakakmu kalau di tempat kerja!"

"Ya, aku tahu. Mana ponselku?"

"Tidak ada apa-apa," sela Mingmei; bisa memanjang lagi istirahat Ling kalau pakai main ponsel segala. "Cuma tadi Wei mengirim pesan, mengingatkan kalau tiga hari lagi, kau harus ke kantor pusat Kevin Huo bersamanya."

Nama perusahaan yang Mingmei sebut sangat berpengaruh sampai-sampai orang lain di studio berhenti sejenak dari kegiatan mereka. Satu sudut bibir Ling terangkat; ternyata, ada gunanya juga dikontrak raksasa bisnis fashion etnik itu.

Ketika pertama kali adiknya—Zhang Wei—bilang lini pakaiannya diakuisisi oleh Kevin Huo, Ling senewen berhari-hari lantaran dirinya juga dilibatkan dalam proyek perdana pascaakuisisi. Keluhannya beraneka ragam: yang kebebasannya akan terenggut lah, yang hidupnya tidak akan pernah lagi bahagia lah, dan lain sebagainya. Tentu Wei mesti tetap melanjutkan rencana pengembangan bisnisnya, jadi diutarakanlah segala rayuan dengan melibatkan kawan-kawan baik Ling, termasuk Mingmei dan sahabat-sahabat model seagensi. Luluh juga Ling akhirnya.

Ingin lanjut pamer, Ling kemudian bertanya, "Jam berapa aku harus ke Kevin Huo?"

"Jam sepuluh tepat, tidak ada toleransi."

"Apa agendaku di kantor pusat Kevin Huo?" Lagi-lagi, Ling menyebut nama perusahaan itu untuk mengintimidasi orang-orang studio.

"Menemui direktur Kevin Huo dan staf-staf Proyek Fenghuang. Wei sudah lebih dulu mengenal sebagian besar dari mereka, jadi santai saja."

"Oh, aku kan selalu santai." Ling mengedikkan bahu penuh percaya diri, lalu kembali menyeruput sodanya. Melihat itu, Mingmei memutar bola mata: siapa yang kemarin bolak-balik memintanya datang gara-gara mau mengalihkan stres?

Hari ini adalah pemotretan terakhir untuk iklan jam tangan. Agensi Ling menutup tawaran yang datang setelahnya karena Wei telah berbicara secara khusus kepada mereka mengenai Proyek Fenghuang. Sebagai bisnis berskala kecil, agensi Ling sangat mengerti betapa penting proyek ini untuk Wei, jadi mereka membiarkan Ling—yang kariernya dimulai dengan memeragakan desain Wei—untuk menjadi wajah baru Kevin Huo. Ada waktu seminggu bagi Ling menarik napas sebelum pemotretan perdana koleksi Fenghuang. Mingmei mewajibkannya istirahat dalam rentang itu.

"Terima kasih atas kerjasamanya!" Ling memberi salam perpisahan dengan penuh semangat, padahal perwakilan direksi perusahaan jam baru akan mengundangnya ke pesta penutup. "Kak Mei, kita makan tahu Mapo, yuk!"

"Nona Zhang, pesta—"

"Kirim saja undangannya lewat surel, nanti aku akan datang! Aku harus segera pergi, sampai jumpa di pesta, ya!"

Mingmei yang didorong keluar studio oleh Ling sampai tidak enak hati kepada staf karena ketidaksopanan modelnya. "Kembalilah dan minta maaf, mohon restu juga untuk proyek depan ...."

Kevin Huo's ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang