Hunter With No Name

Comincia dall'inizio
                                    

Setelah beberapa lama berjalan akhirnya pemuda itu menghentikan langkahnya. Dia berdiri di sebuah pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan yang sangat ramai meskipun saat ini bukanlah akhir pekan. Dia berjalan menuju sebuah pos yang ada disana. Seseorang dengan seragam security sedang duduk sambil menikmati rokok kretek di pos tersebut.

"Tumben dateng cepet ?" Ucap seseorang dengan seragam security tersebut

"Kebetulan kemaren tidur tepat waktu" pemuda itu melepaskan earphone dari telinganya

"Yaudah buruan ganti baju, itu di dalem lagi rame, kayaknya hari ini kerjaan kamu bakal banyak" Kepulan asap keluar dari mulut pria itu

"Biasanya kan juga rame"

"Iya, tapi kali ini banyak orang yang kurang dewasa"

"Baiklah"

Pemuda itu meninggalkan pria yang bertugas menjaga keamanan itu dan berjalan memasuki pusat perbelanjaan. Dia berjalan sambil memperhatikan orang yang berlalu lalang. Dia menarik nafas panjang mungkin dia merasa bahwa apa yang dikatakan security tadi padanya benar, pekerjaan untuknya hari ini memang banyak.

Pemuda itu menghentikan langkahnya di sebuah pintu dengan tulisan Janitor. Dia membuka pintu tersebut, di dalamnya terdapat beberapa seragam, alat alat kebersihan, dan beberapa botol cairan pembersih lantai. Dia mengambil salah satu seragam dan langsung mengenakannya. Setelah itu dia meninggalkan ruangan dengan sebuah kereta dorong lengkap dengan alat alat kebersihan.

Lantai 4, di sanalah tujuan pertama pemuda itu. Yah dia memilih tempat yang paling ramai untuk memulai pekerjaannya. Banyak orang berbaris mengantri untuk sesuatu entah apa itu, sepertinya mereka mengantri untuk menonton sebuah pertunjukan. Pemuda itu berhenti, dia mengambil sebuah mop dari kereta dorongnya, dia menyematkan earphone di kedua telinganya lalu mengambil sesuatu dari saku celananya, sebuah music player model lama dan memutar sebuah lagu dari band rock asal inggris, nama band tersebut mengingatkan kita tentang mata air yang ada di gurun pasir. Sekarang dia mulai membersihkan area itu, beberapa orang mungkin bertanya tanya, bagaimana mungkin anak semuda dia memilih perkerjaan sebagai cleaning service, perkerjaan yang dipandang rendah oleh semua orang, tapi itu bukan masalah bagi pemuda itu toh dia tidak merugikan orang lain.

Beberapa jam berlalu, kini pengunjung mulai sepi. Jam kerja pemuda itu telah selesai, kini akan ada orang lain yang meneruskan pekerjaannya. Setelah meletakkan seragam dan peralatan kebersihan kembali ke tempat semula dia berjalan meninggalkan pusat perbelanjaan itu, menuju pos keamanan yang berada di luar.

"Gimana ? capek ?" Tanya seorang security yang dia temui saat pertama kali tiba di pusat perbelanjaan itu

"Lumayan" Pemuda itu merogoh sesuatu dari sakunya, sebungkus rokok

"Ada hal yang menarik ?"

"Seperti biasa, tatapan tatapan merendahkan" Pemuda itu mengambil korek api yang terletak di meja yang ada di pos tersebut

"Sekarang mau kemana ?"

"Ada kerjaan lain menunggu, buat nambah nambah uang jajan"

"Baiklah, selamat bekerja ya"

Pemuda itu berjalan meninggalkan pos sambil melambaikan tangannya pada pria yang jadi teman ngobrolnya tadi. Kepulan asap keluar dari mulut pemuda itu, aroma tembakau yang dibakar mulai menempel di baju yang ia kenakan.

Sinar bulan menerangi perjalanan pemuda itu menuju tempat kerjanya yang lain. Dia berhenti di sebuah rumah kosong, disana terdapat sebuah patung gargoyle. Patung itu terletak tepat di tengah pekarangan rumah tanpa penghuni tersebut. Pemuda itu menggeser patung tersebut dan terlihat sebuah koper dan foto.

Pojok Ambigu Otak KananDove le storie prendono vita. Scoprilo ora