satu

60 6 0
                                    

07.46 am





































"rayi."

"nareswari."

TAAK

spidol yang bu novi lempar ke arah nareswari aka rayi mengenai kepalanya— tepat sasaran.

rayi mengelus kepalanya yang terkena lemparan spidol tanpa mengeluh dan mengangkat kepalanya. lalu, kedua netra itu menatap malas ke arah bu novi yang sedang mengajar mata pelajaran matematika.

"kenapa?"

"kamu mau tetap di kelas ata—"

"pilihan saya masih sama, saya mau di luar kelas aja." potong rayi sambil keluar kelas.

"hah.. anak itu pengen ngulang kelas buat kedua kalinya ya?"

setelah kejadian itu, bu novi kembali melakukan kegiatannya yang sempat tertunda. sedangkan rayi hanya berdiri di luar kelas sambil menatap ke arah depan dengan tatapan yang kosong.































1 tahun yang lalu..






























08.56 am

































jungsu : yah.. kita beda kelas :(

rayi : ya iyalah dodol. lo kan mipa gue ips

jungsu : hehe

rayi : ketawa lo

jungsu : makan bareng mau ga? perayaan karena kita bisa masuk di sma yang sama

rayi : ga mau

jungsu : yah.. gue yang traktir deh

rayi : ga mau
rayi : gue males keluar rumah

jungsu : gue yang ke sana. terus nanti gue gofood deh, mau ya?

rayi : iya

jungsu : oke deh. ditunggu ya cantikkk

rayi : idiih, mau muntah gue bacanya

jungsu : :((

"pengen dimsum.." monolog rayi sambil membersihkan salah satu kamar yang ada di gedung.

nareswari atau yang biasanya di panggil rayi merupakan anak dari konglomerat. namun, sejak kebangkrutan bisnis ayahnya, rayi memilih tinggal di satu-satu gedung milik sang ayah yang dulunya di sewakan.

kedua orang tua rayi pergi mencari nafkah di luar negeri. entah kapan mereka akan pulang, namun pesan terakhir yang rayi ingat sebelum mereka pergi adalah "dapatkan nilai bagus, nanti ibu dan ayah baru akan pulang." itu kalimat yang rayi ingat sampai saat ini.

LINE!
you got 1 notification from jungsu

jungsu : gue udah di depan. tolong buka pintunya tuan putri 😻
read

emotnya bikin gue mau muntah -ry/rayi

rayi yang kebetulan sedang membersihkan lantai bawah menyandarkan pelnya pada dinding, lalu ia memakai jaket. karena rayi hanya memakai kaos yang lumayan tipis, serta celana panjang. rayi belum mandi.

rayi membuka pintu gedung— rumahnya.

"lo bawa temen?"

"iya, hehe. lagian lo kan udah akrab sama mereka, terus katanya mereka juga satu sekolah sama gue. ya sekalian aja."

jujur, dari lubuk hati jungsu yang paling dalam, dia ga kuat liat wajah rayi yang masih bare face alis rayi cantik bangeeet.

cantik bener si neng -js/jungsu mahendra

"oh ya udah. hand sanitizer ada di sana, terus lo pada pake masker yang sekali pakai kan? buang aja gue punya banyak masker. habis itu jangan lupa cuci kaki sama tangan di toilet. kalau udah bantuin gue siapin makanan di atap." ujar rayi sambil mengambil tas yang di pegang oleh jooyeon. sudah pasti itu isinya makanan kan?

"sepupu lo cinta kebersihan banget ya." -gaon

"ga usah kaget, lo kayak ga kenal deket aja sama rayi." -junhan

"cepetan masuk, gue mau makan nih." -ode

jooyeon yang selesai mencuci kaki dan tangannya naik ke lantai dua. jooyeon melihat tas yang tadi ia bawa saat di depan rumah rayi. kenapa masih ada di sana?

"nareswari!" teriak jooyeon.

"gue lagi mandi. lo gelar tiker aja di atas. gue lagi pengen makan di atap, thank you joo."

jooyeon membawa tas itu ke atap lalu kembali ke lantai tiga untuk mengambil tikar. kalau mendengar dari cerita jungsu tadi, rayi sedang malas untuk keluar rumah. lalu kenapa gadis itu menyuruhnya untuk menggelar tikar di atap? dasar perempuan banyak mau.

"lho rayi mana?" tanya gaon.

"lagi mandi, gue disuruh gelar tiker di atap. katanya dia mau makan di luar."

"lha? tadi katanya ga mau keluar rumah."

"yah.. namanya juga perempuan. makhluk Tuhan yang paling ga bisa dimengerti." sambung junhan entah datang dari mana.

"ode sama jungsu mana?" tanya gaon

"ode kayaknya lagi pesen minum deh, kalau jungsu lagi nungguin rayi mandi di ruang makan."

gaon hanya ber oh ria.

jungsu pria yang baik, mereka tahu itu. jungsu hanya sesekali mengagumi kecantikan milik rayi. mereka juga bahkan pernah mendengar kalimat ini dari mulut jungsu sendiri "kalau rayi bukan sepupu gue, pasti dia udah gue pacarin. terus gue nikahin dan gue ga bakalan berpaling dari dia." kira-kira begitu kata jungsu.

"rayi belum kelar mandi?" tanya ode yang tiba-tiba datang membawa kantong kresek berisikan minuman.

"kayaknya belum. lo tau dari mana kalau rayi lagi mandi?" tanya gaon.

"tadi kedengeran suara air pas gue lewat lantai dua si. lagian, lo pada ga liat apa tadi mukanya rayi masih bare face gitu?"

yang lain mengangguk, mereka tentu saja menyadari kalau rayi belum mandi.

"oh, udah selesai beres beres nya?" -rayi

"udah, nih tinggal makan. makan yuk, keburu dimsum-nya dingin nanti ga enak."

"dimsum?" tanya rayi sambil mengerutkan alisnya dan menatap ke arah jungsu yang berada di sampingnya.

"insting gue kuat kan rayi? siapa dulu dong. jungsu gitu lho."

"haha."

BUK

"nah, ayok makan. sebelum dimsum-nya dingin."

rayi memukul perut jungsu, namun sepupunya itu menganggap bahwa pukulan itu adalah tanda "terima kasih" dari rayi. lagipula, jungsu sudah terbiasa dengan ini begitu pula dengan sahabatnya. mereka sudah biasa menyaksikan kejadian yang seperti tadi.

"lo beli minum apa?" tanya jungsu kepada ode.

"oh ini? miuman soda."

"gue lagi haid, ga minum itu dulu ya ode. makasi udah beliin buat gue." jawab rayi.

"no problem."

tbc

semangat PAS nya friends 😻
kalau ada typo mohon maaf ya 🙏🏿

Stop The Rain | XHWhere stories live. Discover now