Merasa ada yang kurang, dengan tubuh yang masih menghentakkan penisnya, Jeno menciumi area punggung Jaemin, dengan kedua tangannya yang melingkupi dada Jaemin, sedikit mencubit puting Jaemin.

"Ahhh-ngahh! e-enak sekalihh..."

Jeno terus menghujam lubang Jaemin, suara kulit beradu dengan kulit lain terdengar saat jelas. Karena bosan dengan posisi saat ini, ia membalik posisi Jaemin menjadi terlentang tanpa melepas penisnya dari lubang Jaemin, ia kemudian memegang paha dalam Jaemin erat agar selalu terbuka, memudahkannya untuk menggenjot lubang Jaemin.

Jaemin kemudian memposisikan dirinya memeluk erat leher Jeno saat pelepasannya akan datang, ia menengadahkan kepalanya dengan mulut yang penuh dengan air liur, karena tergoda melihat Jaemin, Jeno langsung menyambar mulut Jaemin dengan ganas. Mereka terlibat perang lidah sesaat.

"J-jenohh, akuhhh... sampaihhh."

Setelah itu Jeno merasakan ada sedikit cairan hangat yang mengenai bagian perut dan dadanya, menandakan Jaemin yang telah sampai. Bergegas, Jeno melajukan sodokannya membuat Jaemin frustasi.

"J-jenohh, pelanhh aku mohonhh..."

Tidak, Jeno tidak bisa pelan, ia mencium kembali bibir Jaemin yang sudah sangat bengkak itu disertai aroma alkohol yang masih melekat, lalu ia menghujam kejantanannya sampai menyentuh titik yang bisa membuat Jaemin melenguh dalam ciumannya.

Dirasa telah mencapai pelepasan, Jeno melepas ciumannya kemudian wajahnya ia cerukkan ke bagian leher Jaemin, menciumi leher tersebut. Kakinya bergerak sedikit demi sedikit untuk menumpahkan semua benihnya di dalam Jaemin.

Jaemin yang sudah terlihat sangat lelah mengatur nafasnya dengan mata yang terbuka sayu, kemudian langsung jatuh pingsan.

Melihat itu, Jeno terkekeh. Ia menundukkan badannya, kemudian mencium lembut kening Jaemin, lalu memandang Jaemin lekat.

"Mimpi indah, my bunny."

---

Renjun terlihat seperti menahan kesal saat ia melihat Haechan malah bermesraan dengan Mark, sang kekasih. Ia merasa terabaikan di sini, heyy?? dia manusia, bukan hantu. Apa tidak kelihatan?

Posisinya sekarang mereka sedang berada di kantin, dengan Haechan dan Mark yang duduk bersampingan, sedangkan diseberangnya, Renjun dengan wajah tertekuk duduk sendirian.

Ia sebenarnya malas jika hanya menjadi obat nyamuk saja, seharusnya ada Jaemin di sini, tapi entah kenapa sampai sekarang ia tidak bisa menghubungi sahabatnya tersebut, sebenarnya ini memang bukan jam istirahat, ini masih pagi, mereka hanya memesan sarapan di sini karena kebetulan memang belum sarapan dari rumah. Ia memandang sepasang kekasih di depannya ini dengan tatapan malasnya.

"Haloo?? Aku masih jadi manusia di sini jika kalian ingin tahu." ucapnya sinis.

Haechan menoleh ke arah Renjun, lalu sedikit mendengus, "Makanya, Njun. Cari pacar dong!"

Renjun ingin tertawa sekarang, memang dikira Haechan tidak ada yang ingin dengannya? Bahkan beberapa adik kelasnya yang tinggi dan juga tampan selalu mencuri-curi perhatiannya, tcih.

Memutar bola matanya malas, ia lebih memilih untuk memakan makanan yang tersedia di depan matanya dari pada menggubris sahabatnya yang satu ini.

"Mark..." ucap Haechan dengan nada yang terkesan lembut, Renjun bersmirk, pasti Haechan hanya ingin mencari perhatiannya Mark.

"Kenapa Sayang?" tanya Mark lembut, sambil mengelus tangan Haechan yang berada di atas pahanya.

"Eum, temanmu ke mana?" Mark mengernyit, temannya yang mana yang dimaksud Haechan?

"Yang mana, Sayang?"

"Jeno, dan si tiang itu, aku tidak tahu namanya." jawab Haechan jujur.

"Ah, Jeno. Aku tidak tahu, bahkan ia tidak ada menghubungiku mulai pagi, dan kalau soal Sungchan, sepertinya ia belum datang, ini masih pagi, Sayang."

"Oh, begitu... Lalu setelah ini kau ada kelas apa?"

"Kelas-

"Tunggu!" Renjun menyela.

"Kenapa?" tanya Mark, sedangkan Haechan sangat ingin memenggal kepala Renjun karena membuat perkataan Mark terpotong.

"Kau bilang, Jeno tidak ada menghubungimu mulai pagi? Benar?" tanya Renjun memastikan.

"Ya, benar."

"Kenapa sama seperti Jaemin..." monolog Renjun.

Haechan mendelik, "Tidak usah berpikiran negatif seperti itu, mungkin hanya kebetulan saja mereka berdua tidak bisa dihubungi, ya kan?"

Ucapan Haechan ada benarnya juga, pikir Renjun. Ah sepertinya memang dia hanya terlalu berlebihan berpikir.

---
TBC
emm, anu ges... ini nc nya ngasal bgt, gtw jg bs di bilang nc atau engga :(((
sorry juga kalo nc nya so bad, soalnya aku baru pertama kali juga bikinnya, mohon dimaklumi ya TT

 ini nc nya ngasal bgt, gtw jg bs di bilang nc atau engga :((( sorry juga kalo nc nya so bad, soalnya aku baru pertama kali juga bikinnya, mohon dimaklumi ya TT

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
JUST FRIENDWhere stories live. Discover now