Hello Stranger

202 16 0
                                    







Katanya kita itu peran utama dalam cerita kita masing-masing

Dan menjadi figuran dalam cerita orang lain

Dan aku seperti debu dalam kisah Cinta orang di sekeliling ku





---

"Belum mau pulang Ren?" tanya Jaemin saat melewati bangku Seungmin di depan

"Eh, ngga nanti aja"

"Okey, duluan ya", Jaemin melambaikan tangannya dan dibalas oleh Renjun yang sibuk membereskan peralatan belajarnya. Jika langsung menuju gerbang, pasti akan berdesakan dan kendaraan umum pun akan penuh.

Di sore hari seperti ini ia malas untuk berdesakan dengan orang diluar sana, belum lagi keringat mereka yang bercampur dalam tempat tertutup membuatnya memilih menunggu sedikit lebih lama.

Memang sejak pagi matahari sangat menyengat, sampai sore pun kilauan jingga diatas sana masih saja menyorot dengan tajam. Menyejukkan diri ke dalam minimarket dekat sekolah sekaligus membeli minuman untuk menyengarkan tubuhnya adalah pilihan yang tepat.

Bahkan hoodie yang dia bawa hanya di masukan kedalam tas nya. Menunggu bus sambil mendengarkan alunan musik yang tenang, sampai tidak sadar ada seseorang datang menghampiri.

Orang itu membuka helmnya dan tersenyum manis kearah Renjun.
"Hey, mau bareng?"

Renjun mengernyit, tidak ada orang lain disini selain dirinya dan pemuda di depan.

"Hah? Aku? "

"Iya, mau bareng? Di anterin ke mana?"

Renjun tersenyum, memasukkan ponselnya kedalam saku celana. Siapa yang tau kalau pemuda di depan nya ini pencuri yang memanfaatkan situasi sepi.

"Ngga usah, gapapa. Aku nunggu bus aja"

Dan seperti sebuah keajaiban, bus yang mengarah ke rumah nya datang, dengan cepat Seungmin pergi meninggalkan pemuda itu dengan tergesa-gesa.

---

Renjun pikir orang yang menawarkan untuk pulang bersama hari itu tidak akan datang lagi, tapi ini sudah yang ke empat kali, dihitung dengan hari ini Renjun ditawari oleh orang yang sama.

Alasan dirinya selalu menolak adalah, dia tidak kenal dengan orang itu. Dia hanya orang asing yang terus terusan mengajaknya pulang bersama.

"Mau ngapain lagi?" tanya Renjun sedikit emosi dicampur rasa takut saat melihat senyum pemuda itu.

"Tenang dulu, saya ga bakal macam-macam kok. Saya Jeno, mahasiswa disitu. Saya cuma mau nawarin tumpangan buat kamu"

Renjun masih diam, apakah dia harus percaya dengan orang asing di depannya ini. Memang sekolahnya bersebelahan dengan universitas swasta. Tapi Renjun tidak pernah berbaur atau kenal dengan mahasiswa disana.

"Ayo kalau mau bareng, kayak nya juga searah"

Renjun masih ragu, tapi pancaran pada mata orang yang bernama Jeno ini terlihat sangat jujur dan meyakinkan. Haruskah?

"Kalau ga percaya nih, kamu yang bawa motornya kalau takut diculik"

"Eh, kak gausah. Eum...tapi beneran? Gabakal ngerepotin?"

"Udah ayo gapapa, kalau saya berbuat jahat kamu bisa laporin ke rektor"

Renjun mengangguk, lalu menerima helm yang diberikan Jeno dan memakainya. Karena sedikit canggung, Renjun berpegangan pada ujung baju yang Jeno kenakan. Jeno disana hanya terkekeh gemas lalu melajukan motornya.

"Kakak kok bisa tau kalau aku kenal sama rektor disana?" tanya Jeno sedikit berteriak

"Tau, rektor itu paman kamu kan? Kebetulan saya deket sama beliau, beliau orang nya asik udah kayak temen , sering ngajak nongkrong juga"

Renjun mengangguk, memang paman nya yang satu itu masih berjiwa muda walau umur sudah tua. Renjun sedikit bingung saat Jeno memarkirkan motornya di depan restoran cepat saji.

"Kok berhenti sih kak?"

"Makan dulu yuk, kamu juga laper kan?". Renjun mengangguk, lalu melepaskan helm nya dan mengikuti Jeno masuk kedalam restoran.

Dalam duduk nya Renjun bergerak gelisah. Ia ingin menanyakan sesuatu pada orang di depan nya ini. Tapi dia masih menimbang-nimbang apakah pertanyaan ini konyol atau tidak.

Jeno yang melihat pergerakan Renjun hanya terkekeh. Menyibak rambut yang sedikit panjang nya ke belakang dan membuat Seungmin terpesona.

"Ada yang mau di omongin?"

Renjun ragu, tapi mungkin ini waktu yang tepat.

"Um... Kak, kenapa akhir-akhir ini sering ngajak pulang bareng, padahal kan kita orang asing. Ga saling kenal"

"Saya sering liat kamu berdiri sendiri nunggu bus, dan itu lama banget. Maaf ya kalau caranya bikin kamu jadi takut" —sebenarnya saya juga tertarik sama kamu

"Gapapa kak, awalnya aku pikir kakak cuma orang lewat yang nawarin tumpangan. Tapi sekarang gapapa kok"

Renjun tersenyum manis kearah Jeno, tepat kearah mata Jeno, Dan membuat pipi Jeno memerah dan jantungnya berdetak tidak karuan.

Jadi sekarang dia sudah menjadi pemeran utama dalam kisahnya dengan genre romance? Mari ucapkan selamat tinggal pada kisah hidupnya yang monoton dan menyedihkan.


---fin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 01, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Stupid Love: NoRenWhere stories live. Discover now