Yujin berhenti, ia berfikir.

"Jangan kebanyakan mikir! Udah ayok aku temenin!"

Yujin menyetujuinya, mereka membalikkan arah kursi roda untuk menuju kantin rumah sakit.








"Makan yang banyak ya," Jihoon menatap Yujin yang sedang menyantap hidangan dihadapannya.

"Enak enggak?" Jihoon mulai kepo saat melihat Yujin makan dengan lahap.

"Enyak," Yujin menjawab dengan makanan yang penuh di dalam mulutnya.

Jihoon mulai tergiur untuk meminta makanan yang dimakan Yujin, ia mengambil sumpit yang Yujin letakkan karena Yujin kini sedang memegang sendok untuk menyendok sup.

Saat Jihoon hendak mengambil makanan dengan sumpit yang ia pegang, dengan segera Yujin menggeser makanan itu menjauh dari Jihoon.

"Ya! Aku kan cuma mau icip." Jihoon menatap serius ke arah Yujin.

"Gak boleh! Orang ini makanan aku!"

"Ya! Ahn Yujin, ok gitu ya sekang sama aku, pelit."

"Hehehe... bercanda doang," Yujin kembali menggeser makanannya mendekat ke Jihoon.

Jihoon kemudian menyumpit beberapa makanan milik Yujin.

Dari dokter memang tidak ada pantangan makanan apapun untuk Jihoon kecuali alkohol, Jihoon benar - benar sudah tidak boleh minum alkohol saat ini meskipun ia ingin.

"Ada kimbab gak sih? Aku pengen makan kimbab." Jihoon merindukan makanan kesukaannya itu.

"Gak ada, besok mau aku bawain?"

Jihoon mengangguk semangat, ia merasa sudah lama sekali ia tak makan kimbab.

🐼































"Eh, Chan udah disini aja lo," Yujin mendorong masuk kursi roda Jihoon ke dalam kamar inapnya yang disana sudah ada sosok Sungchan yang duduk di sofa.

"Kalian dari mana? Gue tadi masuk kamar ini kosong."

"Abis dari kantin, makan."

"Ohh..."

"Udah ada Sungchan, kamu pulang aja istirahat, dari kemarin kamu udah disini." Jihoon berkata pada Yujin saat dirinya sudah terbaring di ranjang.

Yujin mengangguk, ia menurut perkataan Jihoon karena Yujin tidak ingin membuat pertengkaran lagi dengan Jihoon seperti waktu itu.

Yujin mengambil tasnya, menggunakan jaketnya, "aku pulang ya, besok aku kesini bawaiin kimbab buat kamu."

Jihoon mengangguk, sambil tersenyum.

"Chan gue pulang ya, titip Jihoon."

"Iya. Ati - ati lo."

"Siap!"

"Aku pulang." Yujin sekali lagi menatap kearah Jihoon mengucapkan kata itu tanpa bersuara sambil melambaikan tangannya.

Jihoon mengibaskan tangannya bermaksud untuk menyuruh Yujin segera pergi sebelum hari mulai gelap.





















Tok..tok..tok...

Ceklek..

Laki - laki berwajah asing mengintip dari pintu yang sedikit terbuka, "permisi, boleh gue masuk?"

Sungchan dan Jihoon menatap kearah orang asing itu.

"Siapa ya?" Sungchan menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Laki - laki asing itu kemudian masuk, "gue Felix, sepupu Yujin. Lo yang tadi pake kursi roda yang diorong Yujin kan? Gue tadi gak sengaja liat kalian."

Jihoon mendudukkan dirinya, "annyeonghaseyo, gue Jihoon, iya gue tadi yang sama Yujin."

"Gue sepupu Yujin, boleh bicara berdua sebentar sama lo?"

"Boleh,"

Sungchan yang menyadari itu langsung beranjak dari duduknya, "gue keluar ya Ji."

Jihoon mengangguk.

Sungchan keluar dari kamar inap Jihoon, ia menunggui di kursi tunggu samping pintu kamar Jihoon.

"Emm, gini... gue mau ngomong sama lo, tapi gue jadi nggak enak."

"Ngomong aja hyung." Jihoon memanggilnya Hyung karena dia terlihat lebih tua darinya.

"Boleh gue tanya lo sakit apa?"

"Emmm-"

"Eh, kalo gak mau jawab juga gak papa sih, maaf kalo gue lancang."

"Liver." Jihoon menjawab singkat membuat atmosfer disana berubah jadi sangat serius.


"Separah apa? Kenapa sampek harus dirawat?"

"Udah gak bisa disembuhin."

"Emm.. gitu. Maaf sekali lagi gue lancang nanya - nanya gini ke elo padahal baru pertama ketemu."

"Gak papa hyung, lo sepupunya Yujin, jadi gak masalah."

"Dugaan gue bener kalo lo sakit parah,"

Jihoon menatap Felix bingung,

"Gue boleh minta satu permintaan gak ke elo?" Felix melanjutkan bicaranya.

"Permintaan?"

"Jangan berhubungan lagi sama Yujin. Gue gak mau dia pacaran sama laki - laki yang sakit parah."

"Ha?!"

"Jujur, gue tau gimana rasanya ditinggal sama orang yang paling gue sayang. Gue gak mau Yujin ngerasain apa yang gue rasain itu."

Mendengar perkataan itu membuat Jihoon berfikir. Benar juga kata sepupu Yujin, Jihoon berfikir waktunya emang udah gak lama lagi, dan nanti saat ia pergi bagaimana dengan Yujin? Jihoon hanya akan meninggalkan luka untuknya.

"Maaf sekali lagi kalau gue lancang ngelarang - larang lo buat berhubungan sama Yujin padahal gue bukan siapa - siaoa, gue cuma mau yang terbaik buat Yujin."

"Gak papa hyung, gue ngerti kok." Jihoon terus mencoba memasang senyum.

"Yaudah, gue cuma mau ngomong itu aja. Gue pamit ya?"

"Ya hyung."

Felix keluar dari kamar inap Jihoon, disusul dengan Sungchan masuk ke kamar inap Jihoon.

Sungchan mendengar semua pembicaraan mereka berdua. Sungcan mencoba tetap tenang, ia tidak akan bertanya apapun pada Jihoon.

be ill | Park Jihoon ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat