0.09

56 5 3
                                    

Pertarungan itu tak terelakan saat Shin yang semula tampak santai diam-diam mengambil revolver ditangannya dan mulai melancarkan tembakan.

Serangannya nyaris mengenai Robin. Beruntung pria itu memiliki refleks yang bagus dan bisa menghindar tepat waktu.

"Jaga Hwang Hyunjin!" Perintah Robin pada pria yang baru saja berbicara dengannya.

Pria itu bernama Minhyuk dan salah satu anak buah kepercayaannya.

Minhyuk mengangguk. "Serahkan pada saya."

Setelah itu, Robin langsung maju menghadapi Shin. Keduanya saling menyerang dengan saling melemparkan tembakan dari sisi masing-masing.

Pertarungan keduanya tampak sengit dan beberapa orang mungkin akan terkena timah panas keduanya jika saja mereka tak menjauhi ruang lingkung pertarungan keduanya.

Dor

Dor

Dor

Tembakan itu saling bersahutan. Seiring dengan turunnya pemimpin mereka, para anak buah pun ikut turun ke dalam pertempuran yang tak kalah sengit.

Pisau, pistol, bahkan senapan laras panjang menjadi berbagai senjata yang muncul ditengah pertempuran itu.

Darah dan teriakan kesakitan ada di mana-mana. Sementara orang yang menjadi awal semua itu masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Hyunjin dibaringkan di dekat tembok, Minhyuk menjaga di sisinya dan pria itu juga siaga dengan pistol ditangannya.

Beberapa anak buah Shin bergerak untuk mendekat dan mencoba mengambil tubuh Hyunjin yang tak sadarkan diri tapi mereka semua di hadang oleh Minhyuk.

Dalam hal kekuatan untuk bertarung, Minhyuk memang masih jauh di bawah Robin tapi pria itu juga tak bisa diremehkan. Minhyuk adalah mantan seorang tentara bayaran.

Pertempuran terus berlanjut seolah tak akan ada akhirnya. Hingga Robin mulai kehabisan peluru dan pria itu mulai merebut senjata milik lawan.

Shin sendiri telah pergi. Pria itu awalnya meladeni Robin tapi sepertinya dia kurang beruntung dan berhasil membuat bahu kirinya terluka. Shin berhasil pergi dengan aman setelah dibantu oleh John-- orang kepercayaannya.

Shin sendiri pergi dengan penuh kekecewaan dan kemarahan. Ia tak percaya rencananya gagal.

Siapa yang mengira akan ada orang lain yang ikut campur dalam urusannya dan ternyata kekuatan orang itu jauh lebih besar dibanding yang ia pikirkan. Jika ia tahu lebih awal, ia mungkin akan menempatkan lebih banyak pasukan.

Bagaimana pun semuanya memang melenceng tak sesuai dugaannya.

Ia memilih mundur untuk saat ini tapi bukan berarti ia akan mengaku kalah. Ia pasti akan kembali untuk menjemput Hyu-nya lagi.

"Tuan, tuan muda belum mendapatkan penawarnya." John yang saat ini duduk di samping pengemudi melirik Shin yang duduk di kursi belakang lewat kaca spion.

Awalnya, John tak mengingatnya sama sekali akibat kericuhan yang terjadi jadi ia hanya bergegas untuk membawa Tuan-nya keluar menyelamatkan diri. Ia sama sekali lupa pada fakta bahwa Hyunjin telah diberi obat penghambat dan pemuda itu belum menerima penawarnya.

Shin sendiri melupakan fakta yang sama. Ia terperanjat.

"Haruskah kita kembali?" Tanya John lagi. Jika mereka memutar balik mobil dan kembali seharusnya mereka masih sempat untuk memberikan penawarnya.

Shin terdiam. Ia berpikir.

Jika Hyunjin tak mendapatkan penawarnya, pemuda itu mungkin akan berada dalam kesulitan dan satu-satunya orang yang bisa menyelamatkannya hanyalah dirinya. Secara tak langsung Hyunjin pasti akan kembali padanya jika pemuda itu masih menginginkan kehidupannya yang normal.

Tentu saja saat ini Hyunjin belum mengetahui fakta tentang obat yang telah disuntikan pada tubuhnya, tapi itu tak akan lama sampai pemuda itu menyadari ada yang salah dengan tubuhnya.

Diam-diam Shin menyeringai. Jika ia tak bisa membuat Hyunjin tunduk dan menjadi miliknya maka tak seorang pun dapat memiliki pemuda itu juga.

"Kita tetap pergi." Putus Shin.

John yang mendengar keputusan itu terkejut. Selama melayani Shin, ia juga pernah mengurus Hyunjin sejak pemuda itu masih kecil hingga beranjak remaja, walau tak pernah mengatakannya secara langsung tapi ia dengan tulus menganggap Hyunjin sebagai tuan mudanya. Hyunjin juga awalnya anak yang sangat ceria dan pintar, ia selalu mengagumi Hyunjin mengingat betapa menakjubkannya anak itu.

John juga tahu, Shin sama sepertinya. Shin begitu mengagumi Hyunjin hingga rasa kagumnya menjerumus rasa obsesi. Sayangnya tak ada yang dapat John lakukan karena posisinya sendiri hanyalah seorang bawahan rendahan.

Meski diam-diam ia sering melindungi Hyunjin tapi, John tahu Hyunjin mungkin tak akan mengetahuinya. Lagi pula itu yang terbaik untuk semua orang.

Jika Shin tahu perbuatannya, ia mungkin akan mati ditangan pria itu.

"Tuan apa Anda tidak akan memikirkannya lagi?" John berharap Shin akan berubah pikiran.

"Dia tidak akan mati hanya karena satu dosis." Shin jelas tak akan mengubah keputusannya. "Cari tahu siapa dalang dibalik kejadian kali ini. Dan, pastikan untuk membalasnya dua kali lipat." Tambah pria itu kemudian.

Tbc

DIAMONDWhere stories live. Discover now