"ngga! Jeyun ingat! Jeyun anak daddy!!
Ini pasti mimpi!!
Jeyun mau bobo lagi, biar pas bangun Jeyun sebelahan lagi sama Kak hee." potongnya cepat.

Ia melepas pelukannya, mendorong tubuh Jeno untuk menyingkir dan merebahkan tubuhnya lagi.

"Je.." panggil Junho begitu sendu, merasa sedih melihat Jake yang seperti ini.

"Juno jangan berisik, Jeyun mau bobo!" omelnya.

"Je-"

"Jun udah, biarin dulu." potong Seon seraya menarik lengan Junho untuk keluar kamar.

"nanti kalo laper bilang ya, jangan ditahan.
Seharian lo baru makan dikit, gue takut lo sakit." pesan Jeno yang tak mendapat jawaban berarti dari Jake.

🌼🌼🌼

Jake menutup wajahnya dengan kedua tangannya, mengeluarkan tangisnya lagi saat terbangun, lagi-lagi langit-langit kamar basecampnya lah yang kembali ia lihat.

"kenapa masih disini? Jeyun kira Jeyun cuma mimpi buruk."

Jake beranjak bangun, lantas turun dari ranjangnya.
Kaki telanjangnya menapak pada dinginnya lantai marmer berwarna hitam.
Merasakan dinginnya lantai tersebut menyapa telapak kakinya.
ia beranjak berdiri dan rasa peninglah yang dirasakan kepalanya.

Kepalanya mendongak saat mendengar suara derit pintu yang terbuka.
Mendapati sosok Jeno yang mengulas senyum tipis padanya.

"makan ya."

Jake merespon dengan gelengan, karna jujur saja ia tak merasa lapar sama sekali.
Lambungnya seakan menolak diisi, juga mulutnya yang merasa enggan untuk mengunyah sesuatu.

"Nicho beliin lo bubur Mpok bariyah, bubur kesukaan lo." bujuk Jeno, yang kembali mendapat respon gelengan kepala dari Jake.

"Je.. Perut lo kosong, seenggaknya isi sama beberapa sendok bubur yang dibeli Nicho ya.
Kasihan loh dia udah lama-lama antri masa ngga lo makan sama sekali."

Jake nampak diam, mengambil nafasnya dalam, kemudian mengangguk lemah.

"yuk kedepan."

Jake menerima uluran tangan Jeno, lantas berjalan beriringan dengan Jeno yang senantiasa merangkul lengan Jake.

"kenapa? Sakit?" tanya Jaehyuk begitu melihat Jake yang dipapah Jeno.

Jaeyun'sWhere stories live. Discover now