💠 Satu Bulan

127 18 5
                                    

Seonghwa menyadari hari ini merupakan satu bulan dari hari dimana dia dan Mingi mengucapkan sumpah, hanya memiliki satu pertemuan dengan klien hingga dia merencanakan pulang lebih awal dari waktu biasa.

Klise, Seonghwa menghentikan kendaraan untuk mengunjungi toko bunga maupun toko cokelat. Bukan hadiah yang besar dan tidak memiliki harga tinggi, namun dia mengharap Mingi menyenangi hadiahnya.

Mingi memberi senyum saat dia menyadari kehadiran Seonghwa dan bunga yang ada di satu tangannya, dengan kotak cokelat di tangan lain.

"Perayaan satu bulan dari pernikahan" Seonghwa memiliki canggung saat dia mengatakan ini, meninggikan tangan yang memegang bunga

"Terima kasih" Seonghwa dapat melihat mata Mingi memperhatikan punggung seperti dia berusaha menemukan sesuatu

"Aku hanya memberikan bunga dan cokelat" Kata Seonghwa, melihat benda pada dua tangannya hingga dia menyadari diamnya Mingi

"Maaf" Mata Mingi melakukan kontak dengan mata Seonghwa pada akhirnya, memiliki permintaan maaf yang tidak dipahami Seonghwa

"Maaf?" Seonghwa mengulang kata sang pasangan hidup dengan tanda tanya yang mudah dilihat dari wajahnya, merasa bingung

"Sesaat aku memikirkan kau menunjukkan laku manis dengan kamera" Kata Mingi, masih memperlihatkan permintaan maaf dalam tatapnya

"Kamera?" Tidak menemukan penjelasan yang membantu dari kata Mingi, Seonghwa masih menyimpan tanda tanya dalam kepalanya

"Aku tahu kau bukan Ayahku, tapi aku tidak dapat menahan diri dari mengingat" Ah, Mingi mengingat satu situasi dengan Ayahnya.

Seonghwa menyadari dia tidak mengetahui banyak hal mengenai Mingi, bahkan dia tidak mengetahui Ayah Mingi sebaik apa yang dia pikirkan pada awalnya.

"Selama kau tahu aku bukan Ayahmu, tidak masalah" Kata Seonghwa saat dia masih menemukan permintaan maaf pada wajah Mingi

"Aku tidak memikirkan kita akan merayakan satu bulan" Mingi berkata selagi dia mendekap bunga dan cokelat yang diberikan oleh Seonghwa

"Ini hanya perayaan kecil. Kau tidak harus merasa dibebani, kau tahu?" Seonghwa berkata seraya merapatkan pintu, memutarkan kunci

"Tapi kau bahkan memberikan bunga dan cokelat" Seonghwa melihat Mingi yang mendekap bunga dan cokelat, berhati dengan tindakannya

"Ini hanya pengingat dari hari yang penting bagiku" Bibir Seonghwa membentuk senyum selagj dia melihat Mingi enggan melepas dekap

"Hari yang penting?" Mingi mendudukkan dirinya pada bangku yang berhadapan dengan televisi, membiarkan bunga jatuh di pangkuannya

"Hari dimana aku menikah denganmu, memilikimu, Mingi" Seonghwa tidak mendudukkan dirinya, sadar bahwa dia belum membersihkan diri

"Memilikiku merupakan suatu hal yang penting?" Tanya Mingi memiliki kesungguhan, matanya meninggi pada Seonghwa yang masih berdiri

"Iya" Jawab Seonghwa tidak membutuhkan waktu, pun dia meyakini apa yang dikatakannya selagi menatap lurus pada Mingi

"Seharusnya aku yang mengatakan ini padamu" Bibir Mingi membentuk kerucut seperti anak kecil yang menunjukkan sisi lucu saat merajuk

"Kau masih dapat mengatakannya padaku" Kata Seonghwa membuat Mingi memperlihatkan ekspresi berpikir sebelum menyetujui kata

"Seonghwa-Hyung, aku senang bahwa aku milikmu," Kesan polos lagi terbuka dalam katanya membuat Seonghwa melengkungkan senyum

"aku yakin aku tidak bahagia seperti ini seandainya bukan kau yang bersamaku," Mingi memiliki senyum tipis saat mengatakannya

"aku yakin aku akan memiliki waktu sulit seandainya pasanganku bukan dirimu," Tatapan mata Mingi menunjukkan emosi yang sulit

CaimOnde histórias criam vida. Descubra agora