The mask of "it's okay"

653 7 0
                                    

Hancur sudah dunianya, jiwanya sudah tidak utuh lagi, hati serta batinnya tertekan memikul banyak sakit, otak dan badannya sudah berteriak meminta untuk beristirahat. Tapi dia masih belum bisa melakukannya, lebih tepatnya tidak ingin melakukannya. Dia masih ingin melihat sosok yang sudah mengambil seluruh atensi yang ia punya. Dia masih ingin menatapnya, kalau bisa ingin selamanya menatapnya. Walau sekarang sudah tidak mungkin bisa dilakukan lagi.

Shun Takiya. Lelaki itu, kini meratap dalam duka yang dalam. Menangisi sang kekasih hati yang telah berpulang, kembali ke sisi yang maha kuasa. Dia yang telah berpulang dan tidak akan kembali lagi, menetap abadi selamanya di sana.

Kadang dirinya berpikir, apa waktu tidak pernah memihak nya?

Dulu pada saat masih remaja disaat dia baru saja pulang dari negara tetangga sehabis menuntut ilmu, ia membayangkan bahwa orang tuanya akan menyambutnya di bandara dengan pelukan hangatnya. Ia juga membayangkan bahwa akan menceritakan semua yang ia alami selama pergi jauh kepada kedua orang tuanya. Tapi... ia malah harus menelan bulat-bulat itu semua. Ia harus menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya mengalami kecelakaan maut pada saat ingin menjemputnya di bandara dan tiada. Tidak cukup dengan itu dia juga kehilangan sahabat yang selama ini selalu menemaninya sedari kecil, dalam suka maupun duka. Sahabat yang kadang menguji kesabarannya, kini telah pergi kembali kepada yang kuasa setelah bertahun-tahun berjuang keras melawan penyakitnya.

Dan sekarang dia kehilangan untuk ketiga kalinya, sosok cahaya hidupnya. Kehilangan sosok yang membuat hatinya terbuka dan mau menerimanya sebagai teman hidup. Padahal mereka belum lama bersama, belum lama mengikat janji di altar suci. Tapi sekarang dia harus memenuhi janji itu sendirian.

.

.

.

Hari itu hujan turun dengan deras sekali, seakan-akan langit turut berduka dengan orang-orang yang ada dibawahnya. Lelaki itu, memakai setelan hitam tak lupa dengan payung hitamnya, berdiri menunggu lelaki lainnya yang masih meratapi belahan jiwanya yang kini bersemayam dalam dinginnya tanah.

Matanya memandang kosong ke depan, seakan tidak ada emosi di sana, padahal hatinya menjerit kuat. Kalau boleh jujur, sebenarnya dia merasa senang sekali melihat salah satu pengganggunya pergi untuk selama-lamanya tanpa perlu dia repot-repot menyingkirkannya. Jahat memang, tapi bisakah dia memikirkan hal yang sama jika hati dan batinnya menjerit kan hal yang sebaliknya? Setidaknya pikiran dan akal sehat menahannya untuk tidak melakukan hal lain duluan.

Sekarang dia ingin merebut semua perhatian dan bahkan hati serta raga dari lelaki yang masih menundukkan kepalanya didepan tanah yang masih basah itu, egois? Tentu saja, jika memang dia diharuskan menjadi egois untuk mendapatkan semuanya, maka biarlah itu terjadi. Apalagi yang harus dia lakukan? Menjadi seorang yang berhati dingin? Atau menjadi seorang kriminal? tidak masalah. Apapun itu akan dia lakukan. Bahkan jika pria itu memintanya untuk jatuh dari gedung pencakar langit pun, maka dia akan melakukannya dengan senang hati.

Tapi... apa yang akan dia lakukan jika pria itu memintanya untuk menjauh? Jujur saja, dia masih belum rela untuk mundur disaat ada kesempatan besar dihadapannya. Seperti seorang anak kecil yang melihat permen dihadapannya dan tidak ingin melepaskannya, begitu juga dengan pemuda itu. rasanya ingin dia berteriak sekencang mungkin, mengatakan bahwa lebih baik lupakan apa yang sudah tidak ada dan menatap apa yang ada sekarang. Yang nyata, yang sedang menunggunya sejak lama. Yang telah menahan diri untuk tidak merebut lelaki itu bahkan jika menggunakan cara kotor.
Pemuda itu sudah lelah. Badannya meminta untuk beristirahat, tapi hatinya tetap kukuh, tidak mau berhenti entah untuk tetap mempertahankan rasa atau berharap akan ada keajaiban yang datang. Pada akhirnya, badan memilih untuk mengalah pada hati. Bukan karena tidak kuat melainkan merasa kasihan mengetahui bahwa apa yang diharapkan tidak akan pernah terwujud.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Oneshoot BxBWhere stories live. Discover now