Hampir Dipecat

860 145 21
                                    

Welcome.. Please enjoy this chapter<3

Hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Hari - hari membosankan di sekolah dengan sedikit perhatian dari Bang Chan menjadi penghibur. Seungmin sedang disibukkan dengan persiapan ulangan tengah semester dan Bang Chan yang sedang sibuk dengan urusan pra-ujiannya, membuat kedua tokoh utama berkurang intensitas bertemunya. Semesta pun ketar - ketir bagaimana caranya untuk menjalankan alur yang telah dibuat?

Apakah mempercepat jalannya konflik saja?

Saat ini Seungmin sedang melakukan pekerjaannya di cafe seperti hari - hari biasanya. Beberapa hari kebelakang ini, Wonu jarang nampak di cafe untuk membantunya dan Mingyu. Jika ditanya Wonu hanya memberikan alasan sibuk kuliah atau perusahaan keluarga yang bermasalah. Sang kekasih Mingyu juga sesekali mengkonfirmasi ucapan Wonu. Jadi Seungmin cukup kewalahan mengurus cafe yang kondisinya saat ini sudah lebih ramai dari biasanya.

Namun hari ini, Seungmin sudah mendapat bantuan lagi dari Wonu yang sudah menetap di cafe sejak pagi tadi. Seungmin dan Mingyu tentu senang mendapat bantuan, tetapi Wonu terlihat tidak fokus hari ini dan beberapa kali ia mengacaukan menu pesanan pelanggan dan membuat mereka diomeli.

"Kak Wonu, kau tampak banyak pikiran," Seungkin berceletuk setelah memberikan sebuah daftar pesanan kepada Mingyu untuk segera dibuat. Mingyu yang sedang membaca daftar menu yang ada pada daftar ikut mengangguk sebelum ia berbalik ke arah dapur.

Wonu terlihat kehilangan fokus sejenak sebelum matanya bertemu dengan Seungmin. Mata Wonu berkaca - kaca menatap yang lebih muda dengan sedih.

"Sepertinya kau tidak bisa lagi bekerja di sini," Seungmin terkejut, ia tidak menyangka hal itu keluar dari mulut Wonu terlebih dahulu. Seungmin mengira Wonu tidak akan memecatnya karena ia adalah salah satu harapan untuk cafe ini agar tidak mengalami kebangkrutan.

"Kak, apa aku berbuat sesuatu yang salah?" pertanyaan Seungmin mendapat gelengan dari Wonu. Wajah atasan Seungmin itu terlihat sangat tertekan membuat ia menjadi kasihan.

"Ehm.. Kondisi keuangan cafe memburuk," Seungmin sedikit bingung karena yang ia tahu kondisi cafe semakin baik dengan pelanggan yang semakin banyak setiap harinya.

"Bukankah sekarang cafe sudah sedikit lebih ramai?"

"Ah..ya itu, banyak hutang sebelumnya yang tidak tertutupi," Seungmin mengigit bibir merasa Wonu yang begitu tertekan. Mungkin ia baru beberapa bulan mengenal Wonu, tetapi ia sudah menganggap Wonu dan Mingyu sebagai kakaknya bersama dengan Minho yang saat ini sedang sibuk - sibuknya. Kedua orang yang lebih tua itu banyak membantu mengisi kekosongan Minho yang Seungmin rasakan akhir - akhir ini.

"Memperkerjakanmu hanya membuatmu tersiksa, Seungmin," anak itu mengernyit.

"Mengapa?"

"Maksudku, lihat jam kerjamu, dari pulang sekolah hingga malam, kau pasti kurang berisitirahat. Upahmu juga sedikit, mungkin setelah ini aku tidak bisa memberikan upah untukmu," Seungmin mengangguk mengerti, namun setelah berpikir apa saja yang telah dilakukan atasannya ini, Seungmin jadi tidak tega meninggalkan mereka dalam keadaan susah seperti ini.

"Aku bisa bekerja tanpa digaji!" Wonu membelalak mendengar semangat dari siswa SMA di depannya. Jantung Wonu berdebar melihat senyum manis Seungmin yang penuh rasa ambisiusnya.

"Tidak Seungmin, gunakan masa remajamu dengan hal yang lebih berguna, bermainlah dengan teman - temanmu," Seungmin menggeleng.

"Kau tidak tahu kak, dahulu aku banyak melakukan hal yang tidak berguna di masa remaja. Bekerja adalah hal paling berguna yang pernah kulakukan!" Seungmin menepuk dadanya bangga seperti berkata, 'percayalah padaku!'

Back to the Past | ChanminOn viuen les histories. Descobreix ara