"Astaga! Bang lu apaan sih kok berat banget" Beni mencoba untuk mengendong Exelicks di pundaknya tapi hei.. ayolah Beni masih jauh kuatnya dari Exelicks di tambah Exelicks itu sangat berat, saat sedang mencoba menyeret Exelicks tiba-tiba saja dia melihat Day yang hanya menatap 2 adik kakak itu aneh

"E..eh.. Ben? Kok Exel kamu gituin?" Tanya Day terheran-heran

"Ni Abang tiba-tiba pingsan! Aku gak kuat angkatnya kak" jelas Beni sambil mencoba menahan tubuh Exelicks agar tidak melorot dari pundaknya, Day menarik tangan Exelicks pelan dan mengangkat Exelicks ala bridal mebuat Beni hanya bisa terpaku kaget

"Yaudah, kakak bantu" Day berjalan menuju pintu keluar dari kampus itu meninggalkan Beni yang masih terheran-heran bagaimana bisa Day seorang wanita! Cantik! Dan lugu itu bisa sekuat itu.. hah.. Beni binggung

"Jadi ini yang di maksud, don't judge Book by is cover? Ngeri juga ya" Beni mulai berlari mengejar Day dan Exelicks yang sudah meninggalkannya dari tadi

"Nah, sekarang lilit sini biaq Exelicks nya tidak jatuh" Day melilitkan sebuah kain panjang antara pinggang Ben dan Exelicks sebagai penyangga agar nanti saat di jalan Exelicks tidak jatuh Beni cuma bawa motor jadi wajar dia meminta bantuan Day untuk memasang kain ini

"Makasih ya kak Day, kalau gitu beni sama bang Exelicks pulang dulu! Dah" Beni melambaikan tangannya saat dia mulai berjalan meninggalkan kawasan kampus

"Day? Ngapain lu disitu! Kelas kita mau mulai ini" Day menoleh dam melihat salah satu temannya yang lain memanggil dari arah kampung

"Okeyyy! I Coming" Day berlari ke arah temannya itu dan pergi ke kelas bersama-sama
.
.
.
.
.
Beni dan Exelicks sampai di rumah MoenD tidak lama kemudian, Beni mencoba untuk mengangkat tubuh Exelicks dan membawanya ke rumah, sayangnya rumah begitu sepi karna MoenD masih di berada di sekolah dan sedang mengadakan rapat kesiswaan bersama guru-guru lainnya, Beni menidurkan Exelicks ke kasurnya dan akhirnya dia pun kuat merebahkan tubuhnya dia tidak mengangka kakak nya ini begitu berat dan ya.. ribet.

"G..gila! Abang be..berat banget ... Hah.. hah.." gumam Beni sambil menatap Exelicks yang masih pingsan di sebelahnya

"Abang kenapa sih sampe pingsan gi.." Beni sontak berteriak kaget saat merasakan panas di kepala Exelicks, Exelicks adalah orang yang benar-benar sangat jarang sakit tapi saat dia sakit disitulah hal mengerikan terjadi, semua penyakit akan datang kepada Exelicks dan membuat tubuh nya mati rasa

"BANG! BANG BANGUN!" Exelicks perlahan membuka matanya menatap Beni yang sudah berkeringat dingin

"B..Ben.."

"JANGAN TIDUR BANG! JANGAN YA! JANGAN.. MM" Beni terus menahan kesadaran Exelicks dan segera mengambil HP nya, dia mencari nomor Nelson dan menelfon nya tapi dia baru sadar ucapan Nelson hari itu soal kakaknya

"PERGI KAU DARI RUMAH INI DASAR ANAK TIRI TIDAK TAU DIRI!? KAU HANYA MEREPOTKAN DIRIKU SAJA, KAU SEKARANG TIDAK PUNYA SIAPA-SIAPA LAGI DI SINI!? NIGTHD SUDAH TIADA DAN AKU BISA SEGERA MENGUSIR MU DARI SINI" Tangan Beni menggepal dia memang tau kalau Exelicks bukan anak kandung ayahnya tapi tetap saja mereka masih di anggap saudara kandung karna lahir dari orang yang sama, Nelson mengangkat telfon dari Beni dan mulai berbicara

"Beni ada a.."

"Berisik kau munafik!" Beni mematikan Telfon itu dan beralih menelfon MoenD

"Om.. bisa pulang gak? Abang sakit parah" seru Beni masih mencoba menjaga kesadaran Exelicks

"Hah?! Exelicks sakit? O..oke oke om akan segera pulang!" Beni mengiyakan hal itu dan mematikan HP nya, dia menatap Exelicks yang juga menatap nya

Listen to me S2 (Fanfic B×N)Where stories live. Discover now