Bab 16 : Kekosongan

En başından başla
                                    

"..baiklah. Kalau begitu, teruslah menderita sambil menunggu kematianmu. Aku dan peternakan ini takkan meloloskan kalian, kalian takkan bisa kabur. Sekali lagi, pikirkanlah baik-baik selagi ada waktu!"

Flashback Off.

Obanai menceritakan semua yang ia dengar saat kebetulan lewat depan pintu ruang kesehatan tadi malam.

"Kejam banget.. aku juga nggak sudi jika disuruh menjadi Mama!" Komentar Mitsuri.

"Aku juga," Ucap Gilda dan Shinobu mengangguk.

Muichirou melihat Emma terduduk dibawah pohon dengan wajah murung nan memerah. Dia tahu akhir-akhir ini Emma sering menangis semalaman.

'Kasihan, Emma..' Batinnya seolah bisa merasakan suasana hati Emma sekarang.

"Emma." Phil memeluk Emma. Dia sedih Emma tak seceria biasanya.

Ray juga sama, dia hanya menghabiskan waktu di perpustakaan.

"Kacau sudah.. selanjutnya gimana, dong?" Genya mengacak rambutnya frustasi."Emma jadi seperti itu, Ray juga putus asa.., Kita? Bagaimana dengan kita?!"

"Hey! Emma tak mungkin menyerah begitu saja!" Pekik Mitsuri.

"... ngomong-ngomong, situasi ini seperti.. saat kau telah tiada, Kyojurou." Bisik Shinobu. "Semua Hashira menjadi sangat sedih mendengar kabarnya."

"Hm, kalau dipikir-pikir, mereka juga bernasib sama seperti kita." Jawab Kyojurou.

"Apa? Apa maksudmu?" Tanya Don kebingungan. Seketika anak-anak Kisatsutai tersentak.

"Ah.. tidak! Tidak ada kok!" Ucap Kyojurou gugup.

"Emma dan Ray.. mereka jadi kayak orang lain. Apa dengan begini, kita masih bisa kabur?" Ucap Mitsuri mencoba kembali ke topik awal.

"Setiap hari begini terus, sepertinya mereka kena mental." Kata Muichirou.

"Takut pun nggak heran, ayo, kita tetap berjuang meski tidak ada yang memimpin." Kata Don.

"Iya." Jawab Semua anak.

"Heii! Teman-teman!!"

"?"

"Lho? Gyomei?" Panggil Don.

"Ara ara~ aku baru sadar kau tidak ada, Gyo– Hmp!" Kata-kata Shinobu terpotong karena Mitsuri membekap mulutnya.

"Hei! Shinobu! Gimana kalau kita malah dicurigai? Jangan ucapkan “Ara~ara” khas mu!" Bisik Mitsuri dengan nada panik.

"Ah! M-maaf, keceplosan." Jawabnya. 'Eh, tapi sepertinya enggak masalah, deh. Mungkin mereka sudah tahu aku suka berbicara seperti itu?'

"Shinobu! Aku baru sadar, dimana "Ara~ara" mu? Kupikir kau tak suka lagi dengan kata-kata khas-mu itu." Ujar Gilda.

'Nah, 'kan, benar dugaanku.' Batin Shinobu. "Eh! Enggak kok! Aku cuma lupa."

'Kok, tumben, lupa?' Pikir Don bertanya-tanya.

"Oh, ya, ada apa? Kok terburu-buru begitu?" Tanya Gilda pada Gyomei.

"Ini!" Dia menunjukkan sesuatu. Sebuah buku berwarna cokelat yang sudah usang dan agak berdebu.

"Buku apa itu?" Tanya Genya.
"Kau temukan dimana?" Tanya Obanai.

"Jangan di sini, lebih baik kita ke sana saja." Jawab Gyomei menunjuk jarinya ke hutan.

.
.
.
.
.

⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧⊹ Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin