23. pergi

24.2K 2.7K 257
                                    

Keenan menatap sekelilingnya. Semua orang sedang packing bersama maid masing-masing. Hanya dirinya yang masih berkeliling ria karena barang-barangnya disiapkan sang mommy.

"Disini ada salam dari Binjai, ga ya?" Ujar Keenan random.

Eitts...bukan pohon pisang. Tapi buahnya.

"Mana dimana buah dari binjai~
Buah dari Binjai ada di kulkas mommy~"

Anak itu membuka kulkas dua pintu itu dengan semangat. Satu persatu barang disana ia teliti. Tidak ada buah berwarna kuning itu didalam kulkasnya.

"Perasaan Tadi ada. Kok sekarang ngilang? Ada monyet ya di rumah ini? Demen banget makan pisang." Monolog Keenan dengan heran.

Anak itu pergi keluar mansion untuk melihat pohon-pohon disekitar. Jiwa pencuri itu mulai timbul. Eh? Kalo dirumah sendiri masih maling atau gaksih?

"Anggur?!!! Sabi-sabi nya gue baru liat. Padahal gue udah sering kesini." Teriak Keenan dengan senang.

Pasalnya anggur itu berada di pinggiran lorong menuju gazebo. Agak tinggi memang. Mungkin karena itulah Keenan tidak melihatnya waktu itu.

"Inimah beneran rezeki anak Sholeh. Eh, anak Thomas  maksudnya."

Bisa ngamuk Thomas kalau dengar perkataan Keenan tadi. Apalagi Daddy nya itu sedang sensi karena gagal cipokan sama mommy nya. Antara Daddy yang terlalu mesum atau mommy yang malu-malu.

Kalau Keenan jadi mommy nya, dia mah mau aja ngerasain bibir seksi Daddy nya. Astaghfirullah...

"Panjat... lempar... panjat... lempar... panjat. Masa gue manjat besi beginian. Ntar lecet gak dibolehin ngapa-ngapain lagi."

Anak bungsu Herper itu tak kehabisan akal. Ia mengambil kursi kayu yang sudah lapuk sebagai pijakan yang lebih tinggi. Salahkan anggurnya yang tumbuh terlalu tinggi, bukan Keenan yang pendek, okey?

"Ini gue ambil banyak gak bakal sakit perut kan? Mana belum makan nasi."

Anak manis itu rela naik turun dari kursi dan mendorongnya kearah yang dia inginkan demi mendapatkan anggur yang dia mau.

Keenan menghentikan acara makannya. Ia teringat masalah bunga teratai. Jangan-jangan yang menanam ini adalah Clara? Bisa perang lagi. Bisa difitnah lagi. Bisa kena mental lagi.

Bang Keenan makan coklat
Bodo amat~~

Pantun singkat yang memacu semangat Keenan untuk tetap makan dan mengunyah.

Dimana Kyle? Sedang membelikan Keenan susu peninggi badan. Btw, bocah kecil itu sudah dapat uang jajan. Nggak banyak, cuman melimpah aja.

Tapi, Keenan gak tau cara ngambilnya gimana. Soalnya yang dikasih cuman kartu. Kata Holand, tidak usah diambil. Ia akan memberikan Keenan uang tunai.

Dan perkataan Holand benar. Tadi, dia diberi tiga lembar uang seratus ribu. Ia berikan satu lembar kepada Kyle untuk membeli susu. Dua lagi di tabung, biar bisa minta lagi.

Jangan tanya Althan sama Jerry gimana. Cuman diem aja. Apalagi Althan, datar ples ples. Kalau Jerry selalu lirik ke arah Keenan. Gak tau marah atau something else. Alhamdulillah nambah kosakata bahasa Inggris.

"Keenan!! Turun." Ucap Kinan dengan panik.

Tolong dong, dia cuman naik kursi bukan naik gedung pencakar langit sambil ngerangkak.

"Masih pengen, mom." Balas Keenan dengan wajah memelas.

"Turun! Nanti kamu dimarahin kakak kamu. Suruh bodyguard aja atau tukang kebunnya."

"Mommy~~~ Keenan udah lama gak gerak sebebas ini. Boleh, ya?"

"Enggak."

"Boleh."

"Enggak."

"Boleh, mommy~"

Keenan menghentakkan kakinya di kursi yang sudah lapuk itu. Tanpa diduga, salah satu kaki kursi patah dan Keenan tidak siap.

Anak itu mencoba menahan tubuhnya untuk tidak jatuh dengan berpegangan di sisi besi. Namun, besi berkarat itu terdapat kawat yang lumayan tajam. Bukannya mencegah luka, malah menambah rasa sakit.

Kinan yang kaget pun berteriak memanggil sang suami dan menghampiri Keenan yang masih shock dan belum melepaskan pegangannya.

Kinan yang bingung pun mencoba menyadarkan Keenan untuk melepaskan besi itu. Entah dia yang terlalu lama, atau Thomas yang terlalu cepat. Kepala keluarga Herper itu langsung menggendong Keenan ke dalam rumah.

Saat masih tertancap, darah belum keluar. Tapi, setelah dilepaskan oleh sang Daddy, luka Keenan mengeluarkan banyak sekali darah. Bahkan sudah mengaliri lengan sang bungsu.

"Jerry!!!!" Teriak Thomas dengan wajah yang memerah.

Orang yang dipanggil pun datang dengan sedikit berlari. Jerry kaget, tapi ia langsung gerak cepat untuk mengambil P3K.

Keenan yang awalnya hanya diam kini menangis. Entah karena luka atau karena teriakan Thomas.

Semua mata kini tertuju padanya. Bahkan Holand sudah duduk di damping daddy nya yang memangku Keenan.

Althan hanya diam bersama dengan Clara yang masih berdiri, menjadi penonton untuk adegan tak berbayar itu.

Althan membenci orang yang lemah. Tapi, air mata Keenan membuat separuh hatinya juga ikut terenyuh.

Jerry langsung membersihkan luka Keenan dengan alkohol. Tentu saja disambut teriakan brutal Keenan. Anak itu sampai harus di pegangi oleh Thomas dan Holand.

Ternyata ada lima luka akibat tusukan kawat di telapak tangan Keenan. Dan sedikit dalam.

"Apa perlu di suntuk tetanus? Besi di dekat gazebo itu sudah berkarat." Tanya Thomas dengan nada khawatir sambil mengelus kepala keenan yang masih menangis bahkan sampai tersedu-sedu.

"Harus, dad. Sepertinya langsung bawa ke rumah sakit saja. Apalagi lukanya lumayan banyak." Ujar Jerry yang merapikan kotak P3K yang ia bawa.

Clara pergi tanpa kata. Ia muak melihat raut khawatir dari semua orang. Apalagi melihat Keenan yang menangis. Kenapa Keenan selalu ceroboh? Kenapa anak itu selalu menangis dan mengeluh? Kenapa Keenan selalu menampilkan wajah yang tampak tak bersalah dan polos.

Gadis itu bisa saja menerima Keenan bila bocah laki-laki itu datang dengan rasa segan kepadanya. Tapi Keenan? Ia ingin bunga nya yang dirusak. Ia tidak suka, Keenan tampak seperti anak seorang jalang. Tak tau malu dan serampangan.

_________________TBC!!!
Jangan lupa vote, comment, share, and follow :)
See you next part.

⚠️Maaf apabila ada pengetikan yang kurang mengenakan hati. Itu bukanlah sebuah kesengajaan.

Typo komen.

Konflik coming very soon. Semoga gak gue puter² lagi jalan ceritanya, ngonge???

13112021



My Little BrotherDove le storie prendono vita. Scoprilo ora