Two

1.1K 146 12
                                    

"Hey, kamu ini kenapa kok malah jadi bete gini sih?" Tanya Mark lembut. Dia merasa heran dengan kekasihnya mengapa sepertinya sangat tidak menyukai Jaemin. Padahal setahunya mereka ini berteman bahkan sejak SMA.

"Ya pokoknya dia itu nyebelin." Jawab Jeno asal. Sampai saat ini dirinya masih menyembunyikan fakta tentang Jaemin yang menyatakan cinta padanya. Karena ia tidak mau membuat Mark ikut memikirkannya.

"Ya alasannya itu apa? Masa ga suka sama orang tanpa sebab kan gak mungkin?"

Mata Jeno memandang ke segala arah. Memikirkan jawaban apa yang pas untuk mengalihkan perhatian Mark yang nampaknya kini mulai serius ingin tahu.

"Dulu waktu di SMA dia satu kelas sama aku, terus dia sering nyuri pensil aku Mark." Bohong Jeno.

Langsung saja tawa Mark pun meledak.

"Omg seriously? Kamu sekesel itu sama dia cuma karna pensil?"

"Yaa..iyaa emang gitu."

Lagi-lagi Mark tertawa."Sayang aku bukan anak umur 5 tahun yg bisa kamu bohongin pake alasan konyol kaya gitu. Jadi lebih baik kamu jujur ya sama aku. Ada apa sebenernya sampai kamu gak suka banget sama Jaemin."

Jeno menghela nafas berat. Memang konyol alasannya untuk berbohong pada Mark. Namun sepertinya sekarang ia masih belum siap untuk bercerita tentang hal tersebut. Atau mungkin ia akan membiarkan semua berlalu dengan sendirinya tanpa Mark tahu sampai kapanpun.

"Sayang?" Panggil Mark.

Keterdiaman Jeno itu membuat kekasihnya tahu jika pemuda manis itu tidak ingin bercerita. Jadi Mark pun tidak akan memaksa.

"Oke-okee gausah di pikirin ya kamu lupain aja. Yang terpenting kamu selalu jaga diri dan kalo ada hal yang bikin kamu gak nyaman langsung aja bilang sama aku dan jangan sungkan."

Jeno tersenyum mendengarnya. Mark selalu pengertian terhadapnya, dia tidak pernah memaksa dan dia memberikan Jeno kebebasan.

"Makasih ya, nanti kapan-kapan aku cerita." Ujar Jeno seraya memeluk tubuh kekasihnya tersebut.

"Iya sayang." Mark pun membalas pelukan Jeno.



◇◇◇



"Kamu pengen beli jajan apa ?"  Tanya Mark ketika mereka berhenti di depan supermarket. Mereka mampir sejenak sebelum pulang.

"Es krim sama jelly!" Jawab Jeno antusias.

"Jelly mulu nanti sakit giginya."

"Engga sakit kok."

"Yaudah tapi jangan banyak-banyak ya? Sama beli jajan yang lain juga."

Jeno mengangguk patuh.

"Kamu jangan beli rokok." Peringat Jeno kepada kekasihnya. Karena ia tahu jika Mark diam-diam masih suka merokok di belakangnya.

"Dih emang siapa yang ngerokok?" Elak Mark.

"Kamu lah. Aku tau ya."

Mark nyengir, menunjukkan deretan giginya yang rapi. Yang entah mengapa Jeno selalu menyukai cengirannya itu.

"Asem mulutnya babe, kalo gak ngerokok."

"Makan permen lah."

"Gak mempan."

"Ya terus apa yang mempan ?"

Mark mengangkat sebelah alisnya. Kemudian menoleh ke arah Jeno dan memajukan wajahnya hingga hidung keduanya bersentuhan.

"Yang mempan pake bibir kamu." Bisiknya.

"Pervert!"  Seru Jeno sambil mendorong dada Mark agar menjauh.

Second Lead [MarkNo] [JaemJen]Where stories live. Discover now