"Udah 3 tahun mama sama papa di Amerika, kenapa mereka ga pernah pulang ya?"
Perempuan berambut hitam sepunggung itu menatap sedih pada bingkai foto kedua orang tuanya yang disimpan di dalam kamarnya. Bulan Dhamayanti yang merupakan putri sulung dari Evan Mahendra dan Gita Helena, hanya tinggal berdua bersama adik laki lakinya yang bernama Jevan Ariandra di sebuah rumah mewah yang sengaja dibeli oleh Evan untuk kakak beradik itu. Semenjak Ayah dan ibunya pergi dengan alasan urusan pekerjaan ketika musim panas tiga tahun lalu, mereka tidak pernah meluangkan sedikitpun waktunya untuk pulang ke Indonesia. Hanya telfon singkatlah dari ibu nya yang terus berjanji akan segera kembali meskipun Bulan tau, ibunya itu selalu berbohong.
Berakhir dengan Bulan yang harus menemani dan mengurus adiknya seorang diri yang selalu menjadi biang onar entah itu di sekolah maupun di lingkungan manapun, Jevan selalu membuat masalah sehingga Bulan pusing setengah mati. Terkadang dia merasa lelah menghadapi sikap kurang ajar Jevan, namun bagaimanapun juga Bulan itu kakaknya, dia bertanggung jawab penuh atas Jevan selama orang tua mereka tidak ada kan?
Bulan tak segan-segan memarahi dan menceramahi Jevan di tempat umum apabila sikap adiknya itu sudah keterlaluan. Adiknya pun tidak mau kalah, ia bahkan berani main tangan dan lebih kasar lagi pada kakaknya. Jevan susah diatur, begitu kenyataannya.
Tetapi jika ada seorang saja yang berkata bahwa Bulan tidak menyayangi Jevan, orang itu salah besar. Bulan menyayangi adiknya lebih dari siapapun. Bahkan jika ditanya ia lebih memilih ayahnya atau Jevan, maka dengan cepat tanpa fikir panjang lagi ia akan memilih Jevan.
Berbeda dengan Bulan, adiknya justru mempunyai perasaan yang berkebalikan, Jevan membenci Bulan.
Hi, this is my first story on this account. aku gaakan bilang sesuatu yang panjang dan banyak-banyak, aku cuma minta dukungan dan tolong kritik beserta saran nya juga di komentar ya? makasih banyak buat kalian yang udah sempetin baca, see u in first chapter bye bye ! ʕっ•ᴥ•ʔっ
YOU ARE READING
FALLING APART
Non-Fiction"tetap bertahan hidup itu pilihan yang terbaik, dek." laki-laki bersurai hitam itu menengadah menatap sang kakak sambil tak henti menangis "kakak juga harus sembuh bangkit ya kak, nanti kita sama-sama bahagia..." -aku berantakan tanpa kakak"
