"Itu... Kak Clara nggak ngijinin. Berarti gak boleh, mommy." Ucap Keenan dengan nada memberitahu.

"Nanti Daddy buatkan untuk Keenan di taman depan. Ingin yang seperti apa?" Tanya Thomas yang sudah mengalihkan perhatiannya.

"Gak usah buat, dad. Ngabisin uang. Oiya, Ken sana kak Holand mau pergi ke luar negeri." Ucap Keenan dengan semangat.

Perkataan bocah enam belas tahun itu sukses mengundang perhatian Althan dan Jerry.

"Kemana?" Tanya keduanya dengan serentak.

"Rahasia. Ini cuman liburan Ken sama kak Holand."

"Daddy tidak mengizinkan. Beritahu dulu, baru Daddy pertimbangkan."

"Maldives, dad." Ucap Holand dengan santai.

"Kita liburan bersama." Ucap Thomas dengan cepat.

"Tapi, Daddy banyak kerjaan. Yang lain juga."

"Tidak." Ucap Kinan.

"Okey, siapa tahu dari tiga orang jomblo itu bisa dapat jodoh." Ucap Keenan dengan tawanya.

"Kakak akan menikah kalau kamu sudah dewasa. Minimal waktu kamu sudah bekerja." Ucap Holand dengan tenang.

Tidak ada yang salah dari ucapan Holand sebenarnya. Tapi, bagi Keenan itu adalah bentuk kasih sayang dari kakak tertuanya itu. Keenan sangat bersyukur, ketika Althan dan Jerry memperlihatkan ketidaksukaan mereka, Holand masih berdiri di depannya. Menjadi tameng untuknya. Memeluk dan menenangkan Keenan yang merasa khawatir.

"Kakak jangan gitu. Ken sudah pengen keponakan. Biar dipanggil uncle Ken."

Kekehan dikeluarkan Thomas. Anak tertuanya itu selalu menganggap pernikahan suatu hal yang enteng. Apalagi ketika sudah ada Keenan? Pernikahan seperti nya bukan lagi prioritas dari Holand. Keenan, Keenan, dan akan selalu Keenan yang pertama.

"Uncle Ken tidak cocok, sayang. Anak kakak kamu bakal jadi bayi kecil sedangkan kamu bayi besar." Tawa Kinan.

"Ah mommy."

"Kapan kita akan pergi?" Tanya Althan dengan tiba-tiba.

"Lusa?" Tanya Thomas untuk memastikan.

"Tapi, kata kak Holand harus urus surat-surat. Punya Keenan aja belum diurus, gimana punya kalian."

Tawa menggema di ruangan itu. Surat-surat? Pasport?visa? Apa guna money, teman?

"Kak Holand bilang begitu?" Tanya Thomas dengan gemas.

"Iya. Katanya gak bisa cepet."

"Sini Daddy bisikin." Ucap Thomas.

Thomas mengucapkan sesuatu kepada Keenan dan membuat anak itu menoleh kearah Holand dengan cepat.

"Kak Holand. Pucekk." Teriak Keenan.

Sentilan di dapat Keenan di hidungnya.

Maaf, Keenan keceplosan. Belom terbiasa jadi anak manis.

"Katanya lama. Kata Daddy cepet. Sehari jadi. Bohong, ya?"

"Masih nanya. Bodoh." Ucap Clara dan berlalu pergi.

Clara tau Keenan tidak sepolos itu. Anak itu hanya memanfaatkan wajah banci itu saja.

My Little BrotherWhere stories live. Discover now