CHAPTER 1

1.2K 168 22
                                    

CHAPTER I

***

Satu hari sebelumnya.

Mark dihadang oleh orang-orang berpakaian hitam di tengah kota yang sedang padat kendaraan. Pemuda itu turun dari mobilnya dan menghampiri salah satu dari mereka.

"Mau apa lagi?!" Tanyanya to the point.

"Ikut kami atau kau mati!" Ancam mereka.

Mark hanya tertawa sarkas. "Mati? Di usiaku yang sekarang? Berhentilah bermain-main dan lakukan saja kalau kau berani!" Tantang Mark.

"Kurang ajar!"

BRUG

BRAK

Terjadilah adu tinju yang sangat tidak seimbang. Bayangkan saja Mark sendiri melawan 15 orang yang memiliki badan besar dan tinggi. Meski Mark tinggi tapi dia masih SMA ya, butuh banyak latihan untuk menumbuhkan otot-otot di tubuhnya.

Di sisi lain.

"Presdir, anu itu-"

"Anu itu apa?! Katakan yang jelas!" Taeyong sungguh kesal dengan sekretarisnya ini, Yuri gelagapan ketika berhadapan dengannya.

"Di jalan tepat di depan kantor ada perkelahian."

"Lalu?" Astaga, apalagi ini?

"Siswa SMA dihajar banyak pria berjas hitam, jadi mengganggu kegiatan banyak orang. Tidak ada yang berani melerai karena mereka terlihat seperti gengster."

"AISH, BRENGSEK!" Taeyong berdiri dari kursinya, menuju lift dan keluar lalu berjalan dengan cepat menuju lobi kemudian berlari keluar dari kantornya.

"YA! BRENGSEK! CECUNGUK INI!" Umpat Taeyong begitu kesal.

Pertarungan macam apa ini? 15 lawan 1? Dunia sudah mau kiamat sepertinya.

Taeyong menghajar 5 orang berbadan kekar itu sekaligus. Karena marah, Taeyong jadi bisa melampiaskannya pada mereka semua. Nyaris semuanya kena amuk oleh pria itu.

"APA-APAAN INI?! MERUSAK FASILITAS UMUM, KANTORKU DAN MENGGANGGU BANYAK ORANG!" Kekesalannya sudah di ubun-ubun.

"Kami tidak ada urusan denganmu, menyingkirlah sebelum kami habisi!" Mereka berusaha menahan suaranya agar tidak semakin runyam.

"TIDAK ADA URUSAN KAU BILANG?! MENGGANGGU KETENANGAN PARA PEKERJA DI KANTORKU KAU BILANG TIDAK ADA URUSAN!?" Taeyong mencengkram kerah orang yang tadi berbicara seolah dia tidak berhak ikut campur.

Kemudian Taeyong menendang tulang kering lawan dan memberikan pukulan bertubi-tubi. "Beraninya melawan bocah SMA! Cecunguk gila!"

Pertarungan terus berlangsung. Tak ada warga sipil yang berani menolong, hanya ada Taeyong dan Mark yang melawan musuh yang tersisa.

Tak berapa lama setelah itu, rombongan lain datang. Awalnya Taeyong hendak memukul tetapi bocah yang dia tolong menyuruhnya berhenti. "Mereka bodyguardku." Ucap sang pemuda.

"Syukurlah..." Ucapnya penuh syukur. "Ada urusan apa kau dengan mereka-mereka ini?" Taeyong bertanya dengan nada yang berubah ramah.

"Musuh daddy, sudah biasa. Mereka mengincarku."

Meski Taeyong penasaran, tapi tidak bertanya apa-apa lagi.

"Presdir, an-anda tidak apa-apa?" Yuri bertanya khawatir.

Taeyong membereskan pakaiannya. "Tidak."

"Tuan muda, apa anda terluka?" Tanya salah satu bodyguard yang menghampiri pemuda tadi.

NERO (JUNG FAMS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang