"Akhhh!" Jongin mengerang frustasi. Dia berjalan ke arah meja dimana laptopnya berada. Tidak perduli jika kini dirinya telanjang bulat, Jongin mendudukkan dirinya di kursi. Membuka video porno koleksinya.



_______________________




'Ahh.. ja-jangan! Anghh.. hentikan!'

Jongin menatap layar laptopnya yang menampilkan sang submisif di setubuhi oleh si dominan dengan kasar. Penis besar itu keluar masuk dengan cepat dan kasar. Ekspresi sang submisif pun terlihat menikmati, walaupun dia di setubuhi dengan bar-bar.

Jongin menggigit bibir bawahnya dengan kuat, ia meremas penisnya yang setengah berdiri saat melihat adegan di video itu. Dia membayangkan jika dirinyalah yang di setubuhi dengan kasar.
Katakanlah dia seorang masokis, dia suka seks yang kasar, sakit tapi nikmat.

*Masokis adalah salah satu bentuk penyimpangan seksual yang dialami seseorang. Tindakan ini mungkin terbatas pada penghinaan verbal, tapi ada juga yang mungkin melibatkan pemukulan, diikat, dilecehkan, hingga dibuat menderita untuk mencapai klimaks seksual.

Mungkin karena dia pernah mengalami trauma, pengalaman buruk dalam hubungan seksual, seperti pelecehan seksual saat usianya masih empat belas tahun, dilecehkan oleh rekan kerja ayahnya. Bermula dari sanalah Jongin merasakan semua ini.

Jongin tak mampu membatasi diri dalam memenuhi dorongan seksualnya, seperti terus-menerus berhubungan intim, mengonsumsi pornografi, dan masturbasi berlebihan.

Dia tidak kunjung mendapatkan kepuasan seksual, meskipun telah melakukan aktivitas seksual dalam waktu lama.
Terus-menerus menghindari interaksi sosial agar bisa melakukan aktivitas seksual.

Dia juga merasa bersalah dan membenci diri sendiri karena terobsesi dengan aktivitas seksual, tetapi tetap tidak dapat berhenti melakukannya. Jongin
Sempat berusaha untuk lepas dari obsesi seksualnya, tetapi kerap gagal dan kambuh dalam prosesnya.

Masih memperhatikan video itu, ia semakin duduk tak tenang. Hasratnya semakin tinggi saat ia membayangkan bagaimana jika dirinya di perkosa seperti adegan di dalam video porno itu?

Bagaimana sih rasanya diperkosa?

Jongin bertanya-tanya, sekalipun dulu dia pernah mengalami pelecehan seksual tetap saja dulu dan sekarang pasti punya sensasi yang berbeda. Katakan dia sakit, itu memang benar. Jongin tidak akan menyangkalnya.

Jongin menelan ludahnya saat tenggorokannya mendadak terasa kering.
Membayangkan 'diperkosa' saja bisa membuat penisnya berdenyut-denyut pelan.

"Pasti rasanya sakit 'kan? Dimasuki dengan paksa oleh penis orang yang tidak ku kenal.." Jongin menggumam, masih meremas penisnya sendiri. Dia menggigit bibir bawahnya dengan kuat, berusaha menahan tubuhnya yang semakin panas.

"Ngghhh…" erang Jongin pelan.





.
.
.




Jongin melirik jam dinding, nyaris pukul dua belas malam. Dia tersenyum miring, merapikan penampilannya. Sekali lagi, Jongin menatap pantulan dirinya di depan cermin besar di kamar apartemennya. Ia mengenakan crop top warna coklat susu, membuat perut datar dan pinggang ramping terpampang jelas. Celana jeans pendek ketat dipadu dengan sepatu ankle boot berwarna hitam. Rambut pirangnya ia buat sedikit acak-acakan, bibir penuhnya berpoles lipglos. Satu kata, dirinya begitu..

Sempurna.

Sekali lagi Jongin mematut dirinya di depan cermin, mengambil foto Selfi seseksi mungkin lalu mengirimnya ke beberapa partner seks-nya. Jongin menyeringai, dengan begini dia akan menarik perhatian para preman yang sering mabuk-mabukan di jalan kecil samping apartemennya.

Bottom Nini SupremacyWhere stories live. Discover now