Treat and Kill☠️

46 2 0
                                    

Writer: shuukana
Character: APH Belarus/Natalya Arlovskaya
Words: 1219 words (including a/n)
.
.
.

“Trick and Treat!”
Yekaterina mengalihkan perhatian dari sup yang diaduknya. Ia menoleh ke belakang, dan tersenyum sebentar sebelum mengambil permen di toples dekatnya. Ivan menatap gerak-geriknya dengan polos, sementara Natalya dengan malas memainkan garpu dan sendok di dekatnya.

“Ya, sebentar! Ivan, tolong jaga Natalya sebentar ya!” sahut Yekaterina yang dibalas ya dari Ivan.
Yekaterina bergegas menuruni tangga sambil membawa segenggam permen dan coklat di tangannya. Ia, tanpa menengok sebentar ke jendela, langsung membuka pintu rumah dan menyapa segerombolan anak-anak berkostum unik yang biasanya melakukan trick and treat di rumahnya-
-Atau tidak.

Yekaterina belum sempat mengeluarkan sepatah kata pun untuk menyapa anak-anak tersebut, Ketika benda tajam berkilat itu menusuk dadanya--- menembus jantung. Ia memuntahkan darah, dengan wajah pucat dan mata indahnya yang melebar besar, seolah ia mengenal orang itu. Cairan bening yang berasal dari mata birunya menuruni pipi, bersamaan dengan bibirnya yang menggumam tidak jelas.

“Ukh ..”

Pisau dicabut dari dadanya dengan cepat, membuatnya sempoyongan dan jatuh ke belakang. Darah membanjiri tubuhnya, disertai air mata yang mengalir dari mata dan gerak-gerik pelan tangannya yang tanpa sadar mengaduk darah. Sebuah tangan meraih kerahnya, kemudian menebas lehernya tanpa ampun, membuat darah menyembur keluar membasahi tembok dan pakaian orang tersebut. Ia meraih kepala Yekaterina, menatap wajah shock milik Wanita cantik tersebut, mengamati mata indahnya yang membelalak ngeri ketika ia menusuknya. Ia kemudian memandang tubuh tanpa kepala yang terduduk di lantai, dengan alas merah darah.
Ia tidak mampu untuk berlama-lama di rumah ini, karena anak berambut silver tersebut menemukan dirinya dan mayat tanpa kepala milik sang kakak, kemudian menatapnya trauma---sambil gemetar hebat. Ia kemudian pergi membawa kepala wanita itu, membiarkan Ivan menangis keras sambil memeluk Natalya.

[ Hetalia belongs to Himaruya Hidekaz
Saya tidak memiliki apapun, kecuali oneshot ini
Warning: tumbal, chara death, gore, dll.
Read at your own risk ]

Aku menginjak mati kelabang yang baru keluar dari tumpukan daun kemerah-merahan. Musim gugur kali ini semakin dingin, semakin mencekam, dan akan ada anak-anak yang memakai kostum Halloween kemudian melakukan trick and treat. Teman-temanku merencanakan pesta di rumah Bella, dan aku tidak diberitahu. Laki-laki di kelasku entah mau apa, mungkin uji nyali memainkan Ouija di aula sekolah, mengunjungi makam raja-ratu di museum, atau menyantet orang.

Aku tidak diundang untuk ikut bersama mereka, dan aku tidak mau diundang oleh mereka juga. Aku sebenarnya sudah punya rencana untuk Halloween ini, dan ini tak bisa dihalangi siapapun. Diriku sudah hampir gila karena kematian kedua kakakku, yang pertama saat aku berumur 8 tahun (Kakakku Ivan hampir masuk rumah sakit jiwa saat itu), dan yang kedua kakakku yang tersayang, yang kucintai sepenuh hati, Ivan. Aku masih mengingat jelas garpu ladang yang menembus dada kakakku, darahnya yang keluar dari mulutnya, hingga matanya yang berkilat ngeri, tubuhnya yang terduduk kaku, kepalanya yang ditenteng oleh pria itu, darahnya yang menyembur, aku masih mengingat itu.

Saat itu aku hampir gila, aku berteriak, trauma, aku menjambak rambutku hingga lepas, nyaris menusuk diriku sendiri, hingga aku gantung diri (sialnya pria-sok-pahlawan tersebut berhasil menembak putus talinya saat aku sudah berhasil menggantungnya).

Aku sempat mendapat dukungan dari temanku, Alfred sering mengunjungiku dan membelikanku hamburger yang membuatku mual, Bella sempat memberikan terapi gratis untukku---Erika mengantarkanku pada seorang Psikolog---- dan Elizabeta sempat menginap di rumahku selama seminggu hanya untuk mengawasiku.
Semua itu sia-sia.

Aku tak bisa hidup tanpa kakakku, tanpa Ivan, Ivan yang kusayang, yang kucintai, yang kujaga semenjak kematian Kak Katyusha. Aku bisa berhasil lolos dari Psikolog, berpura-pura bahwa semuanya sudah baik-baik saja, padahal aku hampir gila di dalam. Mengingat diriku yang hampir gila--- seolah tak bisa hidup tanpa Ivan, membuatku rela melakukan hal gila demi dirinya.

Kemarin aku baru saja berkonsultasi dengan seseorang yang kuakui sebagai orang kepercayaan Ivan. Lucky, dia memberikan saran yang kubutuhkan, yang mampu membuat kakakku Kembali---tidak seperti teman lainnya yang hanya menghiburku tanpa membuat kakak Kembali.

Aku tidak butuh hiburan, aku tidak butuh cokelat, aku tidak butuh psikolog dan aku tidak butuh pil antidepresan. Yang aku butuhkan hanyalah Ivan Kembali, kakakku Kembali, ia hidup Kembali, tanpa dia aku seperti daging tanpa tulang.

Maka pria itu memberikan saran yang tepat untukku, padahal ia tidak begitu mengenalku sebagaimana ia mengenal Ivan. Aku dengarkan sarannya, dan aku akan ikuti sarannya. Akan kulakukan apapun demi Ivan.

“Natalya, kau mau ikut pesta nanti malam tidak?”
Aku menoleh kepada Bella yang bertanya. Aku menggelengkan kepala. “Tidak usah. Aku ada urusan nanti malam.”
Bella tampaknya langsung memercayainya.

Ia berpesan agar jaga Kesehatan dan hubungi dia kalau ada masalah, kemudian pergi bersama kakaknya. Aku menatap punggungnya, mulai dari dia berlari ke kakaknya dan pergi dibonceng kakaknya naik sepeda.

Maaf Bella, mungkin malam ini akan menjadi malam Halloween terakhirmu.

Aku menatap diriku yang terpantul di cermin. Potongan rambut yang tersebar di wastafel, mukaku yang terbungkus bedak putih tebal, air mata darah palsu di pipiku, lensa kontak, blush pink, dan lipstick pink pucat. Aku menutupi rambutku dengan wig pirang yang dikuncir dua menggunakan pita hitam, kemeja hijau olive dan rok hijau pickle selutut, dihiasi pita hitam di kerah. Aku tak tahu bagaimana kostum Halloween yang tepat, jadi kupakai saja apa yang kupunya.

Mungkin dandanan ini tampak ‘ramah’ untuk Halloween, tapi masa bodo. Aku tak mau menghabiskan uangku untuk membeli gaun-gaun Halloween yang norak itu.

Pisau sudah kupegang. Dalam Halloween seperti ini, orang-orang takkan menganggap serius pisau berlumuran darah yang dipegang oleh seorang gadis yang melakukan trick and treat. Maka aku segera mengambil sebuah botol kecil dan ponsel, keluar dari rumah, menguncinya, dan memulai segalanya.
Natalya memakan permen yang diberikan gadis itu. Permen rasa strawberry, berbentuk seperti pil, berwarna merah, dan memiliki rasa yang manis. Sedikit mengingatkannya pada permen yang biasa disiapkan kakak-kakaknya pada malam Halloween, untuk menyambut anak-anak yang datang ke rumahnya.

Yekaterina lebih suka coklat isi buah, sementara Ivan lebih suka permen lollipop rasa anggur.
Bunyi gemeletuk terdengar ketika gigi Natalya menghancurkan permennya menjadi potongan serpihan yang mudah dimakan.

Ia kemudian menatap botol kecil di tangannya, yang sudah terisi setengah oleh darah. Pria itu bilang ia butuh satu botol penuh darah manusia untuk menghidupkannya. Natalya butuh lebih lagi. Pikiran Natalya seolah melayang, ketika ia menggorok leher seorang nenek tua, mengambil darahnya, kemudian melanjutkannya ke rumah sebelah, membunuh orang---menggorok lehernya, mengambil darahnya, kemudian ia lanjutkan lagi seterusnya di rumah sebelah, membiarkan mayat mereka terbengkalai di pintu rumahnya sendiri, membangkitkan rasa mual dan trauma bagi orang terdekat mereka.

Natalya melakukannya dengan cepat, sementara orang-orang terlalu sibuk menangis dan berteriak meratapi keluarga mereka. Telinga perempuan itu tuli mendengar teriakan dan tangisan orang-orang, yang ada di pikirannya hanyalah Ivan, Ivan, dan Ivan. Natalya sudah gila, dan semakin gila. Maka ketika seorang gadis kecil membukakan pintu untuknya, Natalya tersenyum.

Ah, penampilannya mirip sekali dengan dirinya saat masih kecil. Ketika gadis kecil itu dengan polos (dan riangnya) memberikan segenggam permen dan cokelat, seraya mengucapkan Happy Halloween, Natalya ikut tersenyum.
“Happy Halloween juga, adik manis.”

______________________________________________________________________________
A/N
Happy Halloween semuanya, saya persembahkan oneshot dengan Natalya yang depresot hwhw //plak
Well, mungkin oneshot ini agak berantakan, karena saya gak tau gimana caranya meluapkan isi pikiran seorang Natalya Arlovskaya dan orang ketiga. Selain kehabisan kata-kata, saya juga biarin tangan saya bergerak tanpa kendali. Aslinya saya mau coba nulis ala-ala Edgar Allan Poe, tapi gagal, yasudahlah.
Kritik dan saran sangat diperlukan untuk oneshot ini, selain karena berantakan, saya juga butuh saran ea.
Btw, pria yang dimaksud terserah mau nganggap itu siapa. Mau itu England, Norway, atau Nesia :)

HALLOWEEN || PUNGUDEVENTWhere stories live. Discover now