Chap 2

50 6 1
                                    

"Aku ingin bebas..."

Itulah yang dinginkan oleh Six. Setiap malam, pikirannya selalu di hantui oleh keinginannya.

Kini Six sedang bersembunyi dari kejaran Hunter. Di dalam semak semak, ia tak sengaja mendengar seseorang bernyanyi dan mencari sumber suara tersebut.

Matanya terbuka lebar saat melihat seorang laki-laki duduk di atas pohon menutupi cahaya bulan yang terpantul ke matanya. Laki-laki berjas hijau tua dan kepalanya ditutupi oleh kertas berbentuk kotak.

Ckrek

"Akhirnya ketemu juga,"ucap Hunter dengan suaranya yang rendah.

Hunter menyodongkan senjatanya kearah kepala Six lalu menangkapnya dan membawanya pergi.

***

"E.. Eh!? Aku dimana!?"seru laki-laki berjas hijau tua yang baru keluar dari tv.

Sedikit membingungkan, apa yang terjadi sebenarnya? Aku tidak mengingat apa apa, bahkan aku sendiri tidak tahu mengapa aku bisa keluar dari tv?? Itulah yang dipikirkan oleh anak tersebut.

Anak polos, dan lugu tersebut bernama Mono. Mono adalah seorang yang paling menyukai bulan lebih dari siapapun, bahkan dia nekat naik ke atas pohon hanya untuk melihat bulan.

"Baguslah!! Mungkin tempat ini terlihat menyeramkan seperti neraka, tapi di sini ada cahaya bulan seperti surga!! Hehe!!"riang Mono sambil berputar-putar di atas batang pohon.

Tiba-tiba pandangan Mono terhenti saat melihat gadis berswiter biru tua dengan rambut yang berantakan menatap dia. Melihat gadis itu Mono berhenti sejenak.

"Siapa...?"

Ckrek

Mono dikagetkan oleh seorang Pria tinggi tiba-tiba menghampiri gadis tersebut lalu membawanya pergi.

"A-Apa itu!?"Mono bersembunyi diantara dedaunan.

Karena rasa ingin tahunya, ia turun dari pohon dan mengikuti jejak pemburu kejam tersebut.

***

Hah

Hah

Hah

"Buset, jebakannya banyak banget,"engah Mono saat melewati banyak rintangan di hutan.

Saking susah di lewati, ibu jari kakinya tergores ranting kayu dan mengeluarkan darah.

"Sekarang aku tahu kenapa surga hanya ada di bawah telapak kaki ibu..."sedihnya.

Akhirnya, setelah 30 menit lebih dari 12 detik, Mono sampai ke tujuannya. Rumah Hunter.

***

"Permisi... apakah ada orang?"ucap Mono sambil memasuki rumah Hunter.

"Aku cuma ingin mencari anak kecil berswiter biru!!"

"Nanti aku lapor FBI kamu nyulik loli loh!!"

Tak ada yang menjawab, rumah itu benar-benar sepi dan usang.

Ting

Ting

Mono tak sengaja mendengar suara music box dari suatu ruangan yang terkunci. Dari celah bawah pintu, Mono melihat kaki mungil seseorang yang sangat lusuh.

"Hei apa ada orang di dalam?"

Lagi-lagi tak ada jawaban. Kini Mono sudah jengkel karena tidak direspon. Ia mengangkat kapak yang ada di sebelahnya lalu menghancurkan pintu tersebut.

Grak

Suara music box itu berhenti. Gadis itu berhenti memutarkan music box itu lalu bersembunyi dibawah meja karena ketakutan. Mono yang melihat gadis itu bergetar ketakutan agak merasa bersalah dan mendekatinya.

"Hei, jangan takut? Siapa namamu? Kalau aku Mono, senang bertemu dengan mu!!"salam Mono dan memberi tangannya.

Gadis tersebut menelan liur dan mendekatkan tanganya pelan-pelan ke arah tangan Mono.

"Menyeramkan,"ucap gadis itu dengan sadis.

"Eh!?"Mono memiringkan kepalanya.

Gadis itu mendorong Mono lalu lari dari celah pintu yang rusak tersebut.

"Eh!!!?  Tunggu!! Apa maksudnya!? Kau mengatai ku seram!?"tanya Mono dengan kecewa lalu mengejarnya dari belakang.

Dia terus mengikuti gadis tersebut. Gadis tersebut terhenti saat melihat sebuah tali yang menggantung.

"Eh? Ada apa? Kenapa kamu berhenti?"tanya Mono.

"Kamu mau lanjut kejar-kejarannya?"tanya gadis itu juga.

Mono menggeleng kepalanya dengan polos.

"Bantu aku menarikkan tali ini,"ucap gadis tersebut.

"Tunggu, aku belum tahu nama mu-"

Drap

Drap

Terdengar suara pijakan kaki raksasa yang mendekati ruangan tersebut. Akhirnya Mono membantu gadis itu tanpa saling mengenal akibat panik.

Krek

Sebuah tangga menuju ke loteng terbuka pada mereka. Mereka lari memasuki loteng lalu bersembunyi di dalam.

Brak

The Hunter muncul dari pintu tersebut dan memandang tangga tersebut dengan pandangan kosong.

***

Little NightmaresWhere stories live. Discover now