2

4 1 0
                                    

17 Agustus

Setelah selesai mengikuti upacara di lapangan aku putuskan untuk segera pulang bersama teman baruku Melinda dia berbeda fakultas denganku, jadi aku menunggu nya di dekat parkiran karna sebelumnya dia bilang masih ada urusan yang perlu di bicarakan dengan katingnya.

setelah beberapa menit menunggu akhirnya ada yang menepuk bahuku aku kira itu Melinda segera saja akumenengok kearah orang yang menepukku namun ternyata aku salah..

"lo Tiwi kan? lo kok belum pulang?" tanya seseorang yang menepuk bahuku tadi yang tidak lain adalah Dian orang yang menendang pantatku kemarin

"iya, lagi nunggu temen. ngapain lo masih berdiri di situ sana lo pergi" jawabku ketus jujur saj aku masih ingin menendang wajahnya mengingat dia menendang pantat tak berdosaku

"gua gak ada temen pulang hahaha, lo pulang bareng gua aja yuk"

"OGAH" jawabku kutus

setelah jawabanku itu kebisuan melanda kami berdua, aku heran mengapa dia tidak segera pergi saja sih. tidakkah jawabanku cukup untuk mengusirnya.

tidak jauh dari tempat kami berdiri aku melihat Melinda dia menatapku, melambaikan tangan, mengedipkan matanya dan pergi begutu saja ke arah lain. ah... sial aku tau apa yang ada di kepala gadis itu, aku memang sudah menceritakan kepadanya tentang bagaimana laki-laki di hadapanku ini menendang pantatku kemarin

dan kau tau apa tanggapannya "mungkin kalian jodoh lihat saja nama kalian bahkan sama"

SIAL!!! satu kata yang ku umpat saat mengecek ponselku

from : Melinda

Semangat Dian, semoga sukses dan semoga langgeng haha. doa ku selalu menyertaimu

"haah... ayo pulang teman gua sudah pulang duluan" ucapku setelah beberapa lama saling diam dengannya

"ok" ucapnya segera melangkahkan kakinya mendahuluiku

Aku hanya diam mengikuti langkahnya malas sekali rasanya untuk membuka percakapan dengannya. Sungguh masih ingin rasanya aku menendang wajahnya itu yang tanpa rasa bersalah menendang pantatku yang gak berdosa

"lo ambil fakultas apa?" tanya nya setelah memperlambat langkahnya menyamaiku

"Fisip" jawabku singkat. Oh... tidakkah dia paham aku malas bicara dengannya

"wah sama dong kita, lo jurusan apa? gua Hubungan Internasional" ucapnya dengan tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang putih

"Sosiologi" jawabku singkat dan berusaha untuk mempercepat langkah kakiku menjauhinya tapi dia tetap saja bisa menyamai langkahku

"Ini nomor gua lo simpan ya" ucapnya dengan menyodorkan kertas berisi nomor telfon yang entah kapan dia tulis

"Buat apa" jawabku dengan mengangkat sebelah alisku bingung

"Biar lo bisa menghubungi gua"

"Kenapa gua harus hubungin lo?" Jawabku masih bingung

"Karena lo punya banyak pertanyaan, kalau lo tidak ingin menghubungi gua, pasti lo cuman mengambil kertas ini dan menjawab iya lalu melangkahkan kaki lo lagi"

Haah... sial aku tidak sadar menghentikan kakiku saat dia menyodorkan kertas tadi aku langsung mengambil kertas itu dan memasukkannya ke kantong bajuku

Setelah berjalan sekitar sepuluh menit akhirnya sampai di persimpangan jalan.

"Lo lewat sana?" Tanyanya ketika melihatku mencoba untuk menyebrang

"Iya, lo gak lewat sana kan. So good bye" jawabku

"Lo gak mau gua anter?"

"Gak, terimakasih gua bisa pulang sendiri"

Tanpa menunggu jawabannya aku segera menyebrang dan melanjutkan perjalananku ke rumah.

Sesampainya di rumah aku mengganti bajuku dan merebahkan tubuhku di kasur kesayanganku yang berwarna biru bergambar karakter kartun Mickey Mouse.

Aku mencoba memejamkan mataku namun aku ingat sesuatu, aku mengambil kertas yang ku masukkan ke dalam kantong bajuku

Aku ketik nomor yang tertera di sana menggunakan ponselku, dan ku beri nama "cowok aneh" ayo kita lihat apa yang akan terjadi di antara kita.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Abnormal CoupleWhere stories live. Discover now