Tahan, Kageyama!

293 43 5
                                    

"Hahh... Kami benar-benar melakukannya, aku telah lepas kendali",gumam Kageyama sembari menoleh ke belakang setelah menghela nafas.

Hampir seluruh Hinata tertutupi oleh selimut, tapi sang empunya terlihat terlalu nyaman untuk tidur dengan kedua kalinya yang ditekuk hingga hampir membentuk bola.

'Kepalaku masih pusing karena kemarin, apalagi Hinata yang paling lincah? Dia juga orang pertama yang tertidur paling pulas',pikir Kageyama sembari menutupi keningnya dengan tangan kanan.

"Hngh~ Kageyama.. tadi itu"

Yang dipanggil malah terjungkal karena kembali diingatkan dengan adegan erotis.

*****

"Gomen, Kageyama"

"Huh? Kenapa?"

"Tadi itu enak sekali, hampir saja aku ingin minta lagi"

*Shock*

"Ya-yang benar?",gumam Kageyama terbata-bata sembari menutupi wajahnya yang merona.

"Iya, tidak sakit sama sekali!",puji Hinata dengan senyuman lebar.

"Aku jadi makin tidak sabar ingin memperkenalkanmu pada mereka",lanjut Hinata sembari menggandeng lengan Kageyama.

"...",Kageyama hanya mengangguk kaku karena malu.

"Jadi, pulang sekolah ini ke Mansion Shoyo. Oke, Kageyama?"

"O-oke"

Sepertinya Kageyama sudah terlanjur kepincut. Dimulai dari ekspresi wajah yang lebih banyak memerah ketika mengikuti aktivitas di kelas hingga tidak fokus latihan sebelum pertandingan.

'Hehe! Pangeranku',pikir Hinata mendadak jadi jahil dengan kekehan iblis kecilnya.

'Wah.. kemana larinya si Jenius Voli?',pikir semua orang melihat tingkah si maniak yang bikin gagal maning.

Bumbu-bumbu cinta bersemi semakin besar.

Sepulang sekolah, Hinata pun memandang raut wajah Kageyama yang kini telah kembali seperti semula.

'Dia kembali? Apa efeknya sudah habis, atau...?',pikir Hinata masih memandangi Kageyama dengan curiga sejak tadi.

'Persiapkan dirimu, Kageyama! Jangan sampai kau mendapatkan tampilan buruk dari calon mertua!!!',pikir Kageyama gugup, tapi harus terlihat keren.

"Sayangkuuu? ",panggil Hinata dengan sengaja.

"Hinata?",balas Kageyama dengan raut wajah masih biasa saja.

"Ya?",respon Hinata masih dengan tatapan curiganya yang lebih intens hingga kedua matanya melebar.

"Apa yang sudah pernah kau katakan pada mereka?"

'HN? Benar-benar aneh',pikir Hinata sembari memandangi sorot mata Kageyama yang penuh keingintahuan.

"Aku bilang kau jelalatan. Matamu selalu memandangku ke mana-mana. Kau bahkan sering memikirkan hal-hal intim di belakangku"

'WOI! WOI!',batin Kageyama keringat dingin.

Ini adalah tentang bagaimana Hinata terlihat sangat percaya diri sekali menjelaskan tentangnya.

"Kau mengatakan semua itu?",balas Kageyama pucat pasi.

"Ya! Dan kau tahu? DiLUAR HAL ITU, AKU MENGATAKAN JIKA KAU SANGAT RAMAH, SUKA MENEPUK BAHUKU, MEMEGANG PINGGANGKU, MEREM-"

"BERHENTI!",teriak Kageyama mengira jika Hinata sedang bermain-main untuk menggodanya.

'Kupikir seharusnya dia releks dengan itu',pikir Hinata sebaliknya merasa bingung.

"Kukatakan jika aku bisa menjamin kau itu setia, penyayang, penuh perhatian"

'Sepertinya itu bukan aku',pikir Kageyama berfirasat.

Acara jalan-jalan santai sampai berhenti di depan pintu Mansion megah, Kageyama merasa pasokan oksigennya menipis seketika.

"Hmph!"

"Tenanglah, Pangeranku!",ucap Hinata menepuk-nepuk punggung Kageyama, setelah tadi dirinya menarik jaket hitam Karasuno Kageyama.

"..."

"HUAAAAAAAAAAAAAAA ANIKI! KAA-CHAN, TOU-SAN! NII-SAN MENCIUM LAKI-LAKI DI DEPAN GERBANG",teriak merdu seseorang terdengar berucap sembari berlari menjauh dari depan speaker suara yang nyatanya sudah ada di depan gerbang dan tersambung langsung ke kediaman utama.

"????",kedua insan yang ingin bersatu itu terkejut bukan main.

'Habislah aku!',batin Kageyama dengan keringat dingin yang sudah berkucuran deras.

"Hinata...?",sebut Kageyama pelan.

"HAHA! Itu pasti adik kecilku!",jelas Hinata sembari tertawa dengan gelisah.

"Haha?",tawa Kageyama kaku.

*****

"EKHEM! Kalau begitu, silahkan masuk para tamu utama",ucap seorang pria paruh baya dengan pakaian serba hitamnya.

Kageyama memegang erat tali tas pinggang hitamnya ketika pintu besar menuju ruangan utama terbuka lebar.

"....",langsung disambut keluarga besar dong!!!

"KYAAAAAAA NII-SAN SUDAH TIDAK PERAWAN LAGI!!!"

'Sangat blak-blakkan sekali',pikir Kageyama malah memberikan senyuman tipis.

"Khe! Dengan adikku, bagaimana, enak?",tanya sang kakak melemparkan petasan.

Hinata yang mendengar itu sontak membatu di tempat, kakak tertuanya itu jarang pulang, sekali pulang langsung asal jleb anak orang.

"N-nii-san, biar begitu jangan mengatakan hal buruk padanya!",bela Hinata bagai drama.

'Apanya?',batin Kageyama melotot dalam kepucatan.

"Sho!"

"Ya, tou-san?"

"Sudahlah anata!",bela sang ibu Hinata seolah suaminya telah mengatakan hal buruk.

"..."

Sang kepala keluarga langsung melayangkan deathglare pada Kageyama yang berani membuat putra bungsunya menjadi tameng. Kageyama sejak tadi memang hanya diam.

'Buah memang tak jatuh dari pohonnya',batin Kageyama pada seluruh keluarga, terutama sang ayah yang pandangan marahnya mirip Hinata.

"..."

































Jumat, 22 Oktober 2021
21:50

PANGERAN MILIKKU!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang