Kasihannya Pangeranku!

276 46 0
                                    

"Kageyama baka! Mana mungkin aku menangis kalau seperti ini",komentar Hinata dengan cemberut.

"Mengapa tidak? Bukankah kau sejak awal ingin mengerjaiku?"

"Mengerjai apa? Aku benar-benar suka, tahu...",balas Hinata dengan kedua mata yang sengaja disipitkan.

'Padahal aku sudah benar-benar berharap dia akan melakukan itu padaku',pikir Hinata kecewa.

Kageyama hanya menatap Hinata dengan gelisah, ia merasa sosok Hinata yang ceria membuatnya sulit membedakan antara Hinata yang benar-benar serius atau hanya melemparkan lelucon.

"Kageyama?",gumam Hinata sembari menggenggam baju Kageyama dengan kepala yang sontak bersender di dada Kageyama.

Sebaliknya, Kageyama terlihat hendak melingkarkan tangannya pada pinggang Hinata yang sedang duduk di atasnya menghadapnya.

"Apa kau benar-benar menyukaiku?"

"Aku mencintaimu, Kageyama",gumam Hinata masih bersender di dada Kageyama.

"Meskipun aku pria?"

"Mau kau wanita atau pria pun, aku tetap ingin bersamamu. Aku ingin bersamamu selamanya"

Kageyama tak bisa membohongi dirinya jika ia merasa tersentuh dengan kata-kata itu, Hinata pun mendongak.

"Aku benar-benar serius, apa kau mau menjadi Pangeranku?",lamar Hinata blak-blakan dengan tatapan penuh harap.

"Bagaimana kalau ada yang menentangnya?"

"Kenapa kau peduli dengan hal-hal seperti itu?"

"Bukannya aku peduli",ucap Kageyama bimbang, ia pun menatap Hinata lembut,"aku... belum bisa."

'Aku takut kau tidak serius, Hinata. Bagaimana jika aku dicampakkan?',pikir Kageyama merasa aneh.

"Padahal aku hanya ingin kamu",ucap Hinata lagi dengan pelan.

"Krrrrrrrrringgggggg",bunyi bel nyaring terdengar tapi Kageyama dan Hinata masih tetap di posisinya, biarlah mereka boleh kelas hari ini.

"Bagaimana jika aku ingin lebih?",tanya Kageyama tiba-tiba setelah bel yang berdering tidak lagi terdengar.

Hinata yang telah mendongak pun, terlihat merespon dengan hanya menggumam,"huh?"

"Kau.. pendek, penuh keceriaan, banyak yang suka padamu dan kau terlihat memiliki daya tarik lebih"

"Banyak yang suka? Daya tarik lebih?",gumam Hinata bingung.

"Hitoka Yachi"

"Eh? Kenapa dia kau bawa-bawa?"

"Bukankah dia terlihat manis?",gumam Kageyama.

"Eiy! Jangan salah! Kau itu, walaupun terlihat sulit didekati, kau itu cukup populer di kalangan para gadis. Bagiku, kau itu tampan, keren, bertalenta, membuat orang lain iri saja"

"Kau iri padaku?",tanya Kageyama dengan suara yang terdengar aneh.

"Bukan iri, tapi memuja",ucap Hinata membenarkan.

"••••Kenapa kau suka aku?",tanya Kageyama lagi ketika tersadar dengan suatu keanehan.

"Aku suka semuanya!",seru Hinata sembari membentangkan tangannya, kemudian berlalu memeluk leher Kageyama.

"Aku lebih-lebih sangat senang jika kau mengingatkanku. Inginkan aku sesukamu agar kau tahu seberapa besar aku juga menginginkanmu",ucap Hinata tiba-tiba berkata seperti anak kecil yang masih polos.

'Hmphh! Lihat, inilah aku! Aku sudah cukup romantis agar dilirik',pikir Hinata merasa bangga pada dirinya sendiri.

"Kalau begitu, jika aku mulai menyentuh dan bertindak kejam?",tanya Kageyama dengan kata-kata yang diseram-seramkan.

"Haha!",tawa Hinata tiba-tiba.

"Apa kau ingin berpanas-panasan denganku menggunakan mainan. Seperti itukah?",terka Hinata asal.

Kageyama terlihat membeku bak patung,"apa kau masokis?"

"Hah?",gumam Hinata cengo seketika.

'A-aku masokis?',ucap Hinata terbata-bata pada dirinya sendiri.

"Tidak! Mungkin...",balas Hinata ragu-ragu di akhir.

Sebaliknya, Hinata terlihat mulai berpikir bahkan dengan berani mulai membayangkan hal-hal yang erotis.

'Hm...',gumam Kageyama curiga dalam hati.

Ia pun buru-buru menutup mata Hinata dan berkata,"jangan membayangkan yang aneh-aneh!"

"Aku tidak boleh membayangkan hal-hal erotis? Lalu apa yang harus aku bayangkan ketika kita melakukan malam pertama?",komentar Hinata dengan polosnya, tapi jujur.

"Ma-malam pertama?!",sebut Kageyama dengan panik, ia tanpa sadar sudah panas dingin.

'Ini pasti hanya imajinasiku, tapi sejak awal dia seperti memancingku',pikir Kageyama.

"Apa maksudmu dengan malam pertama? Kau juga menyebutkan pernikahan dan hubungan intim sebelumnya"

"Huh? Kau tidak tahu? Aku kan menginginkan pernikahan"

"Pernikahan?",gumam Kageyama mulai membayangkan mereka menikah.

"Aku ingin menikah dengan Kageyama! Lagipula sejak awal memang itu tujuanku padamu sejak awal. Kau pikir, kenapa aku susah payah masuk kesini?"

Tak lama setelahnya, Hinata terlihat melongo, Kageyama pun terlihat memandang dengan kaku,"kau suka aku atau kau hanya ingin menikah?"

"Ka-kageyama hmph!"

Kageyama langsung menyumpal mulut Hinata dengan ciuman yang dalam, ia bahkan memegang punggung kepala Hinata agar Hinata tidak berusaha kabur darinya.

'Aahh..'

Hinata dapat merasakan hangatnya lidah Kageyama yang bermain-main dengannya.

"Muaaahhh!"

Terdengar suara becekan dari benturan kedua bibir yang menjauh.

"Lihat aku saja! Jangan memandang orang lain!",ucap Kageyama mendadak emosi.

Hinata terlihat merona sembari memandang Kageyama karena terkejut.
Ia bahkan dapat merasakan miliknya yang tiba-tiba menegang, tindakan Kageyama membuat Hinata merasa tidak siap hingga terjadilah gejolakan.

Kali ini, Hinatalah yang buru-buru berdiri dan berlari pergi.


































Minggu, 26 September 2021
19:42

PANGERAN MILIKKU!!Where stories live. Discover now