Setelah semua yang mereka lalui berdua, apa Jeffrey meyerah padanya?

Ia tidak sanggup untuk mendekat kearah Jeffrey dan bertanya langsung. Rose belum siap. Tentang semua yang akan terjadi kedepannya.

☁️☁️☁️

"Mami?"

"E-eh iya sayang?" jawab Rose yang tersadar dari lamunannya. Masih pagi, tetapi isi kepalanya sudah dipenuhi pikirannya yang bermacam-macam.

"Ryu mau pamit pergi sekolah ya"

"Iya sayang, hati-hati ya" Rose membawa Ryu kedalam pelukannya, memeluk tubuh anaknya itu dengan erat.

"Mi"

"Bentar ya sayang, Mami masih mau peluk Ryu dulu" Rose menahan tangisnya dengan susah.

Setelah merasa cukup, Rose melepaskan pelukan itu.

"Ryu pamit ya Mi" ucap Ryu yang kemudian mengecup pipi kanan kiri Rose, kebiasaan yang selalu dilakukannya.

Cup

Cup

"Mami sakit?? Badannya panas" tanya Ryu dengan raut wajah khawatir setelah merasakan pipi Maminya yang panas.

"Mi?"

"Mami gak papa sayang"

Ryu menyentuh dahi Rose dengan tangan mungilnya, berusaha memastikan bahwa suhu tubuh Maminya memang panas "Tapi Mi--"

"RYU"

"Papi?" Ryu melebarkan bola matanya saat melihat kehadiran Jeffrey.

"Ayo kita berangkat" ajak Jeffrey yang hanya memfokuskan tatapannya itu pada anaknya.

"Pi, tapi Mami lagi-"

"Ryu, dengar kata Papi kan?"

Ryu menghembuskan nafasnya pelan. Kemudian menatap Maminya dengan mata berkaca-kaca.

"Mami-"

Rose menganggukkan kepalanya pelan, "Ryu dengar kata Papi ya, nanti telat loh ke Sekolahnya"

Dan Ryu hanya bisa menurut perintah orangtuanya.

Sekarang hanya ada suara musik dari dalam mobil. Tidak seperti biasanya yang berisik karena ada suara cempreng Ryu, entah sedang bernyanyi atau bercerita sepanjang jalan.

Anak itu hanya diam, dan tatapannya diarahkan kearah sepatu yang dipakainya. Tidak ada menoleh ke arah Papinya sedikitpun.

"Ryu" panggil Jeffrey memecahkan keheningan diantara mereka.

Ryu menoleh, menatap Papinya sebagai respon.

"Ryu masih ingat kan apa yang Papi bilang malam itu?" tanya Jeffrey melihat Ryu sekilas. Setelah itu kembali mengarahkan fokusnya pada jalanan.

"Iya Pi"

☁️☁️☁️

Mamanya Rose melangkahkan kakinya dengan lebar-lebar. Jalannya juga cepat seperti anak paskibraka.

Ada sesuatu hal yang membuatnya buru-buru seperti ini.

"LIN, MAMA MASUK YA" teriaknya yang langsung membuka pintu rumah, tidak menunggu respon sang pemiliknya dulu.

"LIN, DIMANA KAMU?" teriak sang Mama.

"Duh, dimana lagi tuh anak. Naik aja kali ya langsung ke kamarnya, lagian ini rumah juga besar banget"

Rose yang sedang berbaring dikasur langsung menoleh saat ada yang membuka pintu kamar. Ternyata Mamanya.

"Mama? Ngapain kesini?" Tanya Rose dengan suara parau.

ACCIDENTWhere stories live. Discover now