Bagian 1

3 0 0
                                    

Di rumah keluarga Isabella, lahirlah anak kedua dimana sepasang suami istri yang melihat anaknya terlihat kebingungan.

"Mengapa mata anak kita terlihat berkilau biru?" tanya sang istri dan suaminya pun hanya menatap terdiam tidak tahu harus berbicara seperti apa.

----

Time Skip - 13 tahun kemudian

Di pagi hari yang cerah, terlihat Esmeralda sudah bersiap pergi ke sekolah dan berdiri di depan rumahnya.

"Pagi papa mama, saya pergi ke sekolah dulu ya. Bye byee ~" kata Esmeralda sambil melambaikan tangan.

"Iya hati-hati di jalan nak" kata ibu dan ayah dan Esmeralda mengangguk. Ibunya pun menghampiri anak bungsunya dan membungkuk agar tinggi badan setara dengan anaknya yang berdiri secara berlawanan.

"Elania, apakah kamu sudah memakai soflens kamu?" kata ibu dan Elania pun membalikkan badannya. Matanya pun sudah berwarna coklat dan tersenyum kepada ibunya.

"Sudah ma, tenang saja. Sekarang aku berangkat dulu ya ma" kata Elania sambil mengambil tasnya dan menyalami orangtuanya satu persatu.

-----

Sekolah

Elania pun memasuki SMP Karnia, sekolah yang berbeda dengan sekolah SDnya sehingga dia sudah merasa kalau dia tidak akan ketemu dengan teman-temannya yang dulu. Kakaknya sudah pergi duluan ke kelasnya karena SMP dan SMA itu memiliki yayasan yang sama sehingga dia ditempatkan di kelas yang sama.Elania pun bertanya ke salah satu orang di sekitar sekolahnya sendiri.

"Permisi, mau nanya untuk kelas 1-B ada dimana yah?" tanya Elania  dan orang itu pun tersenum dan menjawab.

"Kamu bisa kearah kanan, lurus saja. Nanti terlihat jelas papan nama kelas" kata orang itu.

"Terima kasih" kata Elania sambil tersenyum dan orang itu hanya tersenyum.

'Ah aku lupa tanya nama orang itu, ya sudahlah tidak apa-apa'

Elania pun sampai di kelas 1-B dan membuka pintu kelas, dia pun terkejut melihat keributan di depannya. Terlihat seorang anak sebayanya yang dibully oleh 2 orang. Elania pun langsung berlari kesana dan berdiri di depan mereka.

"Hey, apa yang kalian lakukan" teriak Elania dan menyipitkan matanya ke mereka berdua, salah satunya memicak pinggang dan berdiri dengan tegap.

"apa urusanmu huh" kata orang itu sambil menyeringai dan Elania hanya menatap dengan tajam.

"berhenti atau aku laporkan ke guru, huh" kata Elania sambil ikut menyeringai dan 1 orang itu pun mulai mau memukul Elania tetapi ditahan oleh lainnya.

"kamu siapa hah, awas aja kau ya" kata pembully sambil mereka mengundurkan diri hadapan Elania.

Elania pun mengehela napas, dia pun membopong anak yang dibully dan membawanya ke uks walaupun dikasih arahan oleh anak itu. Elania pun melihat anak itu yang hanya terdiam saja.

"Hei, kamu tidak apa-apa?" tanya Elania dan dia pun hanya menggelengkan kepala.

"Ini hanya luka kecil, nama aku Cindy.. kamu?" kata Cindy dan Elania pun menyalaminya.

"Kenalkan namaku Elania, salam kenal" kata Elania dan Cindy pun mengangguk.

"Oh ya, 5 menit lagi kita harus kembali ke kelas, ayo" kata Cindy sambil mulai berdiri dari kasur.

"Tapi.. lukamu masih terbuka.." kata Elania yang khawatir dengan kondisi Cindy dan Cindy hanya menggelengkan kepala.

"Sudah, nanti kita laporkan ke guru saja" kata Cindy dengan santai dan Elania mengangguk pelan karna masih ragu dengan reaksi Cindy.

Saat di kelas, Elania pun langsung berdiri di depan dan bu Hilda langsung memperkenalkan Elania di depan.

"Kemari nak, kenalkan ini murid baru kita yang mulai berlajar di SMP Karnia dari hari ini"

"Kenalkan namaku Elania dari SMP Penatus, salam kenal semuanya" kata Elania sambil membungkuk sedikit. Elania pun langsung menoleh ke bu Hilda dan menatap dengan serius.

"Bu, saya melihat ada 2 anak yang membully Cindy"

Bu Hilda pun terkejut dan menghela napas.

"Siapa itu nak?" tanya Bu Hilda dan Elania pun menunjuk 2 anak itu.

"Kalian lagi, sudah berapa kali ibu peringatkan. Sekarang ke kantor ibu" kata Bu Hilda.

"Tapi bu" kata 2 orang itu serempak.

"SEKARANGG"

2 orang itu pun menunduk, mereka pun berjalan mendekati Elania sambil membisikkan sesuatu.

"Awas saja kau Elania" kata anak itu dan sepintas Elania pun ada rasa takut. Bu Hilda pun menepuk kepala Elania dan tersenyum.

"Terima kasih sudah sampaikan ke ibu ya" kata Bu Hilda dan Elania pun tersenyum.

------

saat istirahat

elania pun menjenguk cindy yang sedang terluka,dan saat elania menjenguk ,ternyata di dalam uks itu ada bu guru hilda

"sudahlah lebih baik ku makan dlu nanti baru ku jenguk"

elenia pun makan di kantin ,dan tiba tiba elania mempikirkan sesuatu..

"mengapa ibu dan ayah mengsuruh aku memakai soflent? dan warna mataku...berbeda sendiri.."

-------

Pulang sekolah

saat pulang tiba tiba cindy mendatangi elania

"hai elania!"

"hai cindy.."

cindy pun bingung mengapa elania begitu

"kamu kenapa elania?,ada masalah?,ceritakan saja"

elania pun kaget karna mengapa omongannya mirip nenekku

"ah..tidak apa apa"

elania langsung pergi

-------

saat di jalan

"haduh mulai gerimis"

elania pun jalan cepat cepat,dan elania mempikirkan sesuatu

"oh ya kan ada gang yang bisa langsung jalan kerumah ku,tapi...itu sangat sepi,sudahlah gapapa ini juga gerimis"

dan elania pun lari dengan cepat untuk pulang kerumah , tapi saat itu...

"sangat gelap.."

dan seseorang berbicara

"hi elania apa kabar? kamu sudah memakai kekuatanku?"

elania pun kaget 

"SIAPA KAMU!??"

dan elania sambil ketakutan berlari dengan cepat ke rumahnya

----------

saat sampai rumah

"akhirnya sampai juga..."

elania mengetok pintu , dan dibuka oleh ibunya ,saat elania udah masuk rumahnya sama duduk di sofa elania bertanya ke ibunya 

"ma,mengapa aku harus memakai soflen? dan mengapa warna mataku berbeda dengan ibu dan ayah dan kakak?????"

ibunya seketika diam dan ketakutan untuk menjawab pertanyaan hal begitu

"um.."

"jawab mahh"

              -bersambung-

𝐊𝐞𝐤𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧𝐤𝐮 𝐀𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐃𝐚𝐫𝐢 𝐡𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐲𝐢𝐡𝐢𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang