Six

3.2K 563 34
                                    

Sore ini, hujan turun cukup lebat. Brielle datang ke rumah Ara dan membawa mobil milik Ara. Pada saat ia masuk ke kamar Ara, ia pun mengernyitkan dahinya melihat tangan kiri Ara yang terluka.

"Seriously Seara? kenapa bisa sampe kena?" tanya Brielle.

Ara menutup kotak P3Knya lalu menatap Brielle yang kini duduk di sebelahnya.

"Then?" tanya Ara.

"Lo manusia bukan sih? gak pernah ngerasain sakit?"

"Buat apa sakit dirasain?"

"Terserah lo"

"Gue ngerasa kasian sama sahabat gue" ucap Brielle tiba-tiba.

"Siapa?" tanya Ara.

"Chika" jawab Brielle.

Ara mengernyitkan dahinya, mengapa saudaranya itu tiba-tiba membahas tentang Chika. Tapi sesaat kemudian ia teringat jika Brielle pasti menceritakan apapun jika ia merasa tidak nyaman akan suatu hal.

"Dia tadi cerita, semalem sempet diterror sama orang. Tapi untungnya ada yang nolongin dia" lanjut Brielle.

Ara tidak membuka suaranya, toh yang dimaksud itu dirinya.

"Sampe sekarang dia pergi kemana-mana diawasin sama bodyguard. Dia anaknya pebisnis sukses. Nyokap, bokap, kakaknya semua pengusaha" ucap Brielle.

Tanpa melakukan apapun, Ara mendapatkan fakta baru dari Chika. Keluarga pengusaha, tetapi mengapa Chika berurusan dengan orang yang ia hajar semalam? batin Ara.

"Sebenernya dia risih, cuma keluarganya takut banget kalo Chika kenapa-napa" lanjut Brielle.

"Lo juga harus jaga dia" Ara membuka suaranya.

Brielle mengernyitkan keningnya "Maksudnya?"

"Musuh keluarga mereka bukan pebisnis" ucap Ara.

"Gimana lo bisa tau?"

"Gue yang nolongin Chika" ucap Ara.

Mulut Brielle terbuka, ia menatap Ara tidak percaya. Bagaimana kebetulan itu bisa terjadi?

"Lo serius?" Brielle memastikan.

Ara mengangguk "Cukup lo simpen. Dia ngeliat  gue pas penyamaran, dia gak akan bisa ngenalin"

Brielle mengangguk paham. Jika Chika mengetahui Ara yang memakai pakaian tertutup, pandai berkelahi, dan mengenali mobilnya akan membuat identitasnya berbahaya.

Brielle menatap selidik kepada Ara. Ara menatap datar Brielle karena tingkah aneh yang dilakukan oleh sepupunya itu.

"Seara, lo sejak kapan peduli sama orang yang bahkan lo belum kenal dalem?" tanya Brielle.

Mengapa Brielle bertanya seperti ini? tentunya karena Ara adalah orang yang malas dan tidak mau ikut campur urusan orang lain. Tetapi, hari ini Brielle mendapati saudaranya itu dua kali membantu sahabatnya.

"Yang pertama di kantin dan yang kedua di jalan. What is that, Seara?" tanya Brielle lagi karena tidak mendapatkan jawaban dari Ara.

Ponsel Brielle berdering. Brielle akhirnya memutuskan untuk menjawab panggilan itu.

Brielle berbicara dengan seseorang, sedangkan Ara masih sama seperti tadi. Mengapa Ara hanya diam? tentu saja ia juga tidak mengerti mengapa ada suatu dorongan kuat yang membuatnya menolong Chika. Ara juga tidak tau.

Brielle hendak keluar kamar Ara namun ia teringat satu hal yang belum ia bicarakan kepada Ara.

"Bentar lagi temen-temen pada kesini. Gak papa kan?" tanya Brielle.

NYCTOPHILE [ON HOLD]Where stories live. Discover now