Ubiquitous

178 20 8
                                    

ubiquitous, adj.
: existing or being everywhere at the same time
: constantly encountered

: existing or being everywhere at the same time: constantly encountered

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hai, Kak Ki!"

Aku tersenyum dan membalas sapaan Ayen. Anak itu pasti sudah lama tidak melihatku. "Hai, Yen!"

Sejak mendapat giliran koas luar yang berpindah stase, aku hanya datang ke kosan di akhir minggu atau ada libur. Otomatis membuatku jarang bertemu Ayen. Berhubung sekarang hanya tersisa dua stase koas luar yang kebetulan dilaksanakan di RS kampus (walaupun namanya tetap stase luar), maka aku kembali ke kosan lagi.

Aku menggeret koper dengan langkah berat, lalu mendudukan diri di kursi ruang tengah. Urung langsung menyimpan koper ke kamar. "Kalian lagi ngapain?" tanyaku sebenarnya berbasa-basi.

Sore ini Ayen tidak sendiri. Dia bersama gadis menggemaskan yang kalau aku tidak salah ingat bernama Winta. Ada buku-buku teks yang terbuka di meja ruang tengah. Mengingatkanku pada masa dulu ketika aku mengerjakan revisi bersama Damar yang membuat laporan magang sambil bermain gitar.

"Belajar," jawab Ayen sok serius.

Aku mengangkat alis menggoda. "Belajar atau belajar?"

Winta langsung salah tingkah membuat Ayen ikutan salah tingkah. Aku hanya tertawa cekikikan. Lucu sekali mereka. Dasar anak remaja!

"Oh iya, Kak Ki sabtu depan ada acara nggak?" tanya Ayen tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.

Aku terdiam sejenak sambil berpikir. "Hmm ... kayaknya belum ada."

"Nah, pas kalau gitu," Ayen bertepuk tangan antusias. "Tolong temani Bang Chris dong, Kak. Abang diundang ke kondangan mantannya. Kan ngenes kalau pergi sendiri."

Wah, sungguh informasi yang mengejutkan. Apakah ini mantan yang pernah diceritakan Chris dulu sebelum dia exchange ke Aussie? Mungkin aku harus tanya langsung pada Chris, tapi kami sudah lama sekali tidak saling bertukar kabar, baik langsung atau via aplikasi pesan obrolan. Aku bahkan tidak sempat mengucapkan perpisahan. Aku sedang stase luar ketika Chris pindah dari kosan dan kembali ke rumahnya setelah lulus sidang.

Sebenarnya aku tidak punya acara apa pun pada Sabtu depan, tapi ada sesuatu yang membuatku merasa tidak etis menemani Chris ke kondangan meski hanya sebagai teman. Ditambah lagi dengan situasi di antara aku dan Damar yang ... entahlah. Pergi dengan Chris sepertinya hanya akan memperburuk situasi.

"Kayaknya nggak bisa, Yen, maaf," kataku akhirnya.

"Kenapa?" tanya Ayen, tapi belum sempat aku menjawab sepertinya dia sudah tahu jawabannya. "Oh ... nanti Bang Damar cemburu ya? Aku pikir Kak Ki sama Bang Damar udah putus."

Damar DictionaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang