Jisoo mengangguk dan langsung masuk ke butik menyusul Jennie yang entah apa yang ia lakukan didalam.

.
.

Saat masuk Jisoo disambut pemandangan dengan ramainya pelanggan yang datang hari ini. Ya memang biasanya juga rame, tapi kali ini Jisoo rasa lebih rame dari biasanya yang ia lihat.

Mungkin karena masuk akhir pekan, jadi banyak yang memanfaatkan waktu luang mereka untuk menghilangkan penat dan menghibur diri dengan menghabiskan uang dari hasil kerja mereka.

Jisoo tak mau terlalu memikirkannya toh ada karyawan yang melayani mereka, meski sepertinya mereka akan sedikit kerepotan karena banyaknya pelanggan.

Matanya mengedar lagi untuk mencari si kucing yang lebih dulu masuk darinya tadi. Matanya memicing kesegala arah yang bisa ia capai untuk menemukan apakah gadis kucing kesayangannya itu ada di sini atau tidak.

"Ah sepertinya tidak ada, apa ia ke atas langsung menemui eonni? Atau dia juga melayani pelanggan?"

Tak ingin menerka Jisoo memutuskan untuk mendekati salah satu karyawan yang sepertinya sedikit luang karena pelanggan yang is layani telah selesai.

"Eum permisi." Sapa Jisoo ramah, karyawan tersebut menoleh.

"Eh nona Jisoo, iya ada yang bisa saya bantu?" Jawab karyawan itu sopan sembari menunduk karena tau siapa yang menyapanya.

"Eh kau tak perlu melalakukan itu, aku bahkan lebih muda darimu." Ucao Jisoo cepat.

"Tak apa nona, anda adalah adik sepupu nona Tiffany jadi-"

"Jisoo saja juga boleh kok, dan tak perlu terlalu formal, aku jadi tak enak, hehe." Potong Jisoo,

Karyawan itu mengangguk karena ia tau bagaimana rendah hatinya sebagian besar keluarga Kim yang termasuk dalam kalangan konglomerat di negara ini, setidaknya itulah yang ia lihat dan rasakan selama bekerja disini dan bertemu beberapa keluarga Kim yang lain.

"Oh iya sampai lupa, aku ingin bertanya, apa kamu melihat anak kucing masuk tadi, jika ia apa kamu melihat kemana perginya anak kucing itu?" Tanya Jisoo membuat karyawan tersebut mengernyitkan keningnya.

"Anak kucing? Tidak ada nona, dan sedari tadi saya tidak ada mendengar suara anak kucing disekitar saya, entahlah jika yang lain mungkin melihatnya." Jawab karyawan tersebut.

Mendengar jawaban itu Jisoo menepuk keningnya sendiri dengan telapak tangannya karena baru menyadari ucapannya.

"Aish aku salah bertanya,, maafkan aku hehe. Maksudku Jennie, Kim Jennie adik bungsu Fany eonni, kau kenalkan? Apa tadi melihatnya masuk?" Jisoo meralat pertanyaannya agar lebih jelas.

"Ah maksudnya nona Jennie? Iya tadi saya rasa saya melihatnya, sepertinya tadi saya melihatnya langsung berjalan ke atas menaiki tangga bagian kanan dengan langkah cepatnya, sepertinya sedang kesal." Jawab karyawan itu yang memang tadi sempat melihat saat adik bosnya itu masuk ke butik.

"Keatas? Hmm baiklah, khamsahamida, maaf mengganggu waktunya, sepertinya aku harus menyusulnya sekarang." Jisoo sedikit membungkuk dan setelahnya langsung berjalan ke arah tangga untuk menyusul Jennie diatas.

"Anak kucing? Ah aku baru ingat, nona Jennie kan matanya mirip mata kucing, apalagi kalau ia marah akan semakin mirip dengan hewan imut menggemaskan itu." Monolog si karyawan mengingat tentang kata anak kucing.

Simple {Jennie Kim}Where stories live. Discover now