Part 39 (POV Jaeshen)

Start from the beginning
                                        

"Terus Lo masih aja mau?"

"Tan, gue udah bilang kalo gue ga bisa. Tapi mama gue sampe nangis. Gue ga bisa liat mama gue nangis"

"Jay, Lo tau kan gue ga ada rasa apa-apa sama Lo ?"

"Iya tau. Gue tau Lo ga punya rasa apapun sama gue. Tapi gue ada !"

"Maksud Lo ?"

"Tania, gue suka sama Lo ! Gue suka sama Lo sejak pertama mama ngenalin Lo ke gue"

Aku tau confess semacam ini tidak tepat. Tetapi, saat ini aku hanya bicara jujur sehingga dia pun akan bisa mengerti situasinya.

"Gue tau Lo suka sama Mark. Gue tau Tan.. selama ini gue perhatiin kalian berdua. Gue juga tau Mark suka sama Lo. Kadang, gue juga cemburu liat kalian berdua. Makanya gue sempat nolak perjodohan ini karena gue tau Lo suka sama Mark"

"Jay. Gue sama Mark sekarang udah pacaran"

"Ya, gue tau. Gue denger pengakuan cinta Mark ke Lo di tangga kampus setelah Lo anterin gue. Waktu itu gue mau nyamperin temen gue dan ga sengaja dengar percakapan kalian"

"Apa ? Jadi Lo udah tau? Berarti Lo juga.."

"Ya. Gue juga liat kalian kissing waktu itu"

"Dan Lo masih terima perjodohan ini? Padahal Lo sendiri udah tau tentang gue sama Mark ?"

"Tan.. gue suka sama Lo . Gue ga mau ngerusak kebahagiaan Lo sama Mark. Tapi di sisi lain, gue juga ga mau ngecewain orang tua gue"

"Tapi gue ga bisa nerima perjodohan ini Jay !"

"Yes, i know.. jadi, sekarang semua kembali ke Lo Tania.. tergantung gimana Lo bujuk ortu Lo biar batalin perjodohan ini, karena kalo gue, gue ga akan nolak"

"Jay-"

"Nggak! Gue ga akan nolak Tan. Please hormatin keputusan gue. Silahkan Lo sendiri putar otak agar perjodohan ini batal"

Lama kami terdiam dalam pikiran kami masing-masing sebelum kami memutuskan untuk kembali ke dalam rumah.

**

Lama tak terdengar kabar. Tiba-tiba keluarga Tania mengabarkan bahwa Tania tidak pulang ke rumah. Kabar itu sontak mengagetkan keluarga ku. Aku langsung mencoba menghubungi nomor Tania. Tapi, tidak ada jawaban dari nya.

Aku mencoba menghubungi Mira. Tetapi, nomor dia sudah tidak aktif. Aku menghubungi Jeno. Dia hanya bilang tidak tahu. Aku tidak tau lagi harus bagaimana mencari nya. Yang aku pikirkan adalah keselamatannya. Bagaimana dia bisa bertahan? Bagaimana dia makan ? Apa dia selamat? Apa dia baik-baik saja ? Aku cemas. Aku mencoba menyusuri kota Bandung untuk mencari nya. Tetapi, tidak ku temukan sosoknya.

Setelah lewat beberapa hari, Jeno kembali menghubungi ku.

"Ya Jen ?"

"Jay.. gimana kabar Lo ?"

"Gue ga baik-baik aja lah.. kenapa ? Lo ga sibuk ? Bukannya kuliah di luar negeri repot ? Apa lagi Lo tinggal sendiri"

"Hahaha.. tenang aja, gue udah mulai terbiasa. Anyway, gue mau nyampein kabar dari Tania"

"Hah ? Tania ? Lo tau dia dimana ? Kasih tau gue cepat!"

"Heyy chill bro.. dia bilang dia baik-baik aja. Dia cuma nitip pesen ke gue buat nyampein ke Lo, terus Lo sampein juga ke orang tuanya kalo dia baik-baik aja, dia sehat, dan kalian ga usah khawatir tentang dia. Dia mau belajar mandiri kayaknya"

"Gimana gue ga khawatir sama dia Jen.. dia dimana sih sekarang?"

"Ituu.. gue kasih tau ga yaa.."

"Eh kampret! Kasih tau ga Lo !"

"Hahaha. Gue ga tau. Dia juga ga mau kasih tau. Cuma bilang gitu aja ke gue"

"Huuhh.. gue tau dia kabur kaya gini gara-gara perjodohan. Gue jadi ngerasa bersalah sama dia"

"Gue ngerti posisi Lo Jay. Gue juga tau Lo sebenernya punya rasa sama dia kan ? Tapi gue minta sama Lo, hormatin keputusan dia okey? Lo liat kan kalo di paksain, dia nekat kaya gini?"

"Iya. Thanks ya Jen. Akan gue sampein ke orang tua dia"

"Okey"

Setelah itu, aku langsung menyampaikan pesan Tania ke orang tua nya dan juga orang tua ku.

Aku pun sempat menolak untuk melanjutkan perjodohan ini. Aku tau orang tuaku akan marah. Tetapi, aku tidak mau memaksakan sesuatu. Apalagi Tania sudah berbuat nekat seperti ini.

"Baiklah Jaeshen, jika kamu mau menentang perjodohan ini, silahkan kamu keluar dari rumah ini dan jangan membawa satu pun kartu kredit ataupun mobil kamu !"

"Papah.. papa sadar ga sih setelah Tania berbuat semua ini?"

"Hah. Tidak ada alasan Jaeshen! Bagaimanapun, pihak Kurniawan tidak membatalkan perjodohan ini ! Semua hanya tertunda hingga Tania kembali ke rumah!"

"Papa! Jangan keterlaluan! Tania sudah jelas menolak perjodohan ini ! Aku tidak mau melanjutkan ini semua !"

"Terserah! Pergi saja kamu dari sini sekarang!"

"Baik kalo itu mau papah! Aku pergi !"

Aku benar-benar pergi dari rumah ku meninggalkan semua kemewahan dan fasilitas papa. Aku hanya berbekal handphone di tanganku dan beberapa juta uang cash yang memang ada di dompet ku.

--

--

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kating Idaman (END)Where stories live. Discover now