**
"Mah.. maksud mama gimana ? Mempercepat perjodohan? Mama, aku aja belum tentu wisuda tahun ini loh. Tania juga baru selesai ujian"
"Jaeshen, ini hanya pertunangan. Apa salahnya pertunangan ini di percepat? Sama aja kan ?"
"Tapi maa.. ga secepat ini juga"
"Sudah Jaeshen sudah ! Apa kamu mau melawan lagi?"
"Bukan nya aku melawan mah.."
"Jaeshen cukup!"
Papa akhirnya mengakhiri perdebatan diantara kami.
"Sekarang kamu siap-siap. Hari ini kita ke rumah om Kurniawan. Tidak ada tapi, tidak ada alasan!"
Aku langsung masuk ke kamar, aku tidak tahu bagaimana menghadapi Tania. Sungguh, aku mencintai nya. Tetapi aku tidak mau merusak kebahagiaan dia dengan Mark.
Sepanjang perjalanan kami terdiam. Tidak ada satupun diantara kami yang membuka percakapan sampai di tempat tujuan.
"Silahkan masuk Tina, Mas Januar, nak Jaeshen"
Aku hanya tersenyum dan duduk mendengarkan mereka berbicara. Sesekali, mereka meminta pendapat ku tentang acara pertunangan yang akan di gelar bulan depan setelah tadi mereka mendiskusikan tanggal.
Tania datang. Aku semakin berdebar. Aku tidak tahu harus bagaimana aku menghadapinya, aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Bahkan, menatapnya saja aku tidak bisa.
Aku tahu reaksi apa yang akan dia keluarkan setelah orang tua kami menjelaskan situasinya. Aku tahu hatinya akan terluka. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa melihat dia menangis, aku tidak ingin melihat air mata nya. Tetapi, aku juga tidak mau mama ku sakit hati karena aku menentang keinginannya.
"Ayah.. apa maksud ayah? Mengapa ayah tidak berbicara dengan Tania dulu ?"
"Tania, ayah tau apa yang terbaik untuk kamu"
"Ayah. Aku yang akan menikah. Bukan ayah. Tolong jangan membuat keputusan tentang aku tanpa bertanya dulu padaku yah !"
"Nak Tania, om dengan ayah kamu sudah lama berniat untuk menjodohkan kalian. Selain istri om dan ibumu adalah teman sekolah, om dan ayahmu juga relasi kerja"
Papa angkat bicara, aku tau ini akan semakin melukai Tania.
"Om, maaf. Tapi ini masa depan Tania. Biarkan Tania yang memilih. Tania juga punya hak untuk memilih"
"Sayang, kamu tenang dulu"
"Tenang gimana bu ? Kenapa kalian main ambil keputusan tanpa bertanya dulu pada Tania?"
"Tan.."
"Apa Jay ? Kenapa Lo juga ga nolak ? Why Jay why ? Apa Lo pasrah di perlakukan kaya gini?"
"Ayo kita bicara"
Berbicara dengan Tania empat mata adalah cara terbaik. Aku menarik tangannya untuk berbicara berdua di dalam mobilku.
"Tania.."
"Apa ? Lo udah gila Jay ? Menikah Jay menikah! Ini bukan masalah sepele Jay ! Kenapa bisa Lo diem aja ?"
"Tan gue tau Lo pasti bakal marah kaya gini. Tapi gue ga bisa nolak permintaan kedua orang tua gue. Gue udah banyak ngabisin duit orang tua gue, gue udah banyak salah sama mereka, gue sering bikin kekacauan, gue.. ahh banyak banget kesalahan yang gue lakuin sama mereka. Tapi mereka ga pernah marah sama gue, mereka cuma nasehatin gue. Sebenernya, gue di kasih tau ortu gue kalo mereka sudah sepakat untuk jodohin gue sama Lo. Tapi saat itu gue masih nolak untuk nikah muda. Sampai kemarin aku kabur ke Netherland, ortu gue tau apa masalah gue, ortu gue tau tentang perbuatan Echa ke gue. Itu semua bikin gue malu, bikin gue merasa bersalah sama ortu gue. Gue minta maaf sama mereka. Lalu, ortu gue mutusin untuk mempercepat perjodohan Lo sama gue, dan minta gue untuk tidak menolak permintaan mereka"
YOU ARE READING
Kating Idaman (END)
Teen FictionTania Wirawan. Mahasiswa semester 4 yang tidak tertarik dengan pacaran suatu ketika tidak sengaja menabrak senior tampan pujaan cewek di kampus. Mark Jerome Wiguna. Laki-laki semester 6 yang rela mengorbankan masalah percintaannya demi sang ibu terc...
Part 39 (POV Jaeshen)
Start from the beginning
