"Tolong berkaca ya saudara Metawin, keluarga saya masih ada Chimon lah anda ? Jelas anda doang" ujar Mix
Di tengah-tengah obrolan mereka, mata Win melihat bu Davika yang membawa nampan dan kebingungan, tapi Win memilih mengabaikannya karena ini seharusnya adegan Jane datang dan menawari untuk duduk bersama lalu Bright datang dan semakin jatuh cinta pada Jane.
Sudah dua menit tidak satupun orang beranjak untuk mengajak bu Davikah duduk atau menyapanya. Cih harga uang semester aja yang mahal tapi akhlaknya gak ada.
Win menghela nafas "Mix itu ada dosen gak kedapetan tempat, kita pind-"
Mix menoleh, dia dengan cepat melambaikan tangannya "Bu duduk sama kita aja" Mix berdiri dan membantu Davika untuk duduk di mejanya dengan Win.
"Saya gabung ya"
"Iya bu duduk aja" ujar Mix "Tadi kalau Win gak kasih tau saya kalau ibu gak dapet tempat saya mana tau bu"
Davika tersenyum dan menatap Win "Terima kasih ya Win, kamu terus-terusan membantu saya"
"Gak apa-apa bu, saya gak keberatan juga" ujar Win
Bagus kamu Win, niat hati biar kita pindah malah si Mix manggil.
"Ibu kenalin nama saya Mix yang ini Metawin kita mahasiswa jurusan Bisnis" ujar Mix
"Saya Davika, dosen mata kuliah kalkulus" ujar Davika
"Bu Davika ? Dosen kalkulus yang terkenal istrinya Pak Sunny dari Chivaaree corp ?" Seru Mix
"Mix" ujar Win pelan.
Sadar akan tingkahnya yang berlebihan "Eh maaf bu kalau saya gak sopan, hehehe...."
Davika tersenyum "Enggak apa-apa kok Mix, iya itu bener itu saya" Davika mengaduk makanannya "Banyak yang memandang saya sebelah mata dan tidak pantas untuk bersama dengan suami saya"
Kok ga ada kalimat ini ya pas gue baca ? Apa gue lupa ?
"Suami saya yang dianggap sempurna bersama dengan saya yang tidak memiliki apa-apa jelas membuat suami saya menjadi buruk di mata orang lain"
Mix terdiam, dia merasa bersalah sekali telah mengangkat topik yang membuat makan siang ini agak kelabu.
"Kata siapa ibu tidak pantas bersama suami ibu ?" Tanya Win "Bu Davika tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa menilai pantas atau tidak pantasnya seseorang, suami ibu pengusaha kaya sebelum kaya dan sukses apa orang lain peduli tidak bu" Win menyentuh tangan Davika "Kalau suami ibu pengusahan kaya lalu kenapa ? Toh ibu perempuan mandiri yang mampu menghasilkan uang sendiri, suami inu yang beruntung dapet ibu. Jadi bu Davika gak perlu merasa rendah diri, orang ibu cantik, cerdas, mandiri apalagi yang kurang ?"
Mix bertepuk tangan dengan heboh "Gila Win gue gak nyangka lo bisa ngomong kayak gitu. Wah gila otak lo kebentur deh kayaknya waktu kita dipukulin"
Win tersadar dan melepaskan tangan Davika "Maaf ya bu saya jadi gak sopan" dia dengan cepat menutup mulut Mix "Lo mending diem ya cabe rawit"
Davika tertawa "Tidak, tidak saya yang terima kasih dengan kamu Win. Kalimat mu akan selalu saya ingat"
"Bunda"
Anjing muncul lagi si kampret ini.
"Bai kok kamu kesini ? Kantor ayah gimana ?" Tanya Davika
"Mix ayok cabut" bisik Win pelan yang membuat Mix bingung, belom juga habis makanannya.
"Mix sama Win mau kemana ? Ini saya mau kenalkan dengan anaknya saya" ujar Davika
"Bright Vachirawit Chivaaree"
"Mix Sahaphap Adulkittiporn"
Win dengan berwajah masam menyebutkan namanya "Metawin"
"Luka kamu sudah tidak apa apa ?" Tanya Bright
Win menggeleng dengan malas, Mix menatap Win dengan bingung "Luka apa ?"
"Begini Mix kemarin Win bantu saya bawain buku lalu pas mau keluar gak sengaja mau jatuh di tangkep sama anak saya pas banget dia lagi bawa kopi ketumpahan deh si Win" jelas Davika
Win bahkan tidak bisa lari dari situasi yang tidak seharusnya dia disini. Seharusnya Jane yang ada bukan dia, kemana perempuan itu ?
"Apa luka di punggung mu akan berbekas ?" Tanya Bright
"Mungkin iya, tapi luka kecil kok"
Bright menyerngit tidak suka "Aku akan bertanggung jawab dengan menikahi mu"
Byur....
Win menyemburkan air di mulutnya ke wajah Bright "Bapak udah gila apa gimana sih ?"
Mix dengan cepat memberikan Bright tissue "Di tubuh mu akan ada bekas luka jadi itu salah satu bentuk pertamggung jawaban saya"
"Bapak nikah itu antara kedua orang yang mencintai, lagipula bapak ini bukan bikin saya lumpuh saya cuman ketumpahan air anget pak bukan air panas. Air anget palingan bekasnya cepet ilang" Win benar benar ingin memukul kepala Bright sekarang juga "Gini aja pak, mending bapak ke apotek beliin saya salep penghilang bekas luka selesai masalahnya pak"
"Sabar Win, masih ada bu Davika" ujar Mix
Win tersadar atas eksistensi sang dosen kalkulus. Dia menghela nafas berat "Saya minta maaf atas perlakuan tidak sopan saya bu Davika, saya permisi duluan"
Win berjalan meninggalkan meja itu tanpa menoleh sama sekali. Mix dengan cepat membereskan barang-barangnya "Win tungguin" teriak Mix "Calonnya Win dan calon mama mertua Win saya duluan ya"
Sepeninggal Mix dan Win, Davika menatap anaknya yang makan dengan tenang "Abai maksudnya apa ?"
"Ya tes kecil aja bun, Abai takut dia deketin bunda ada maksud terselubung" ujar Bright "Tapi ternyata enggak, dari gesturenya dia benar-benar gak mau berhubungan dengan Abai"
Davika menghela nafas "Bunda tau kok kamu dari tadi udah datang dan merhatiin Win"
"Bunda juga gak masalah kalau kamu harus nikahin Win, bunda kasib restu bunda"
Bright tertawa "Abai bercanda aja kok tadi bun"
Davika tertawa dan mencubit pipi Bright "Bunda tahu kamu Abai, bunda yang besarin kamu selamat 27 tahun jangan kira bunda gak tau kalau kamu tertarik sama Win. Kelakuan kamu persis ayah kamu tau"
"Bunda tau aja" Bright terkekeh "Reaksi dia lucu bun kayak gak mau liat Abai bahkan kayak benci banget sama Abai"
.
.
Win berjalan menuju parkiran dengan sebal, sialan bisa-bisanya kalimat yang seharusnya untuk Jane malah menuju di semua.
"Win"
Win menoleh dan melihat Jane "Ini jaket kamu kemarin terima kasih ya"
Win menerimanya dengan malas "Makasih ya Jane" dia baru saja akan berbalik pergi tapi Jane menarik lengan bajunya dengan pelan.
"Kenapa ?"
Jane menunduk dengan wajah yang memerah "Eung... Win mau gak jadi temen aku ?"
Win memandang Jane dalam diam. Dia si pemeran utama memang memiliki paras yang indah bahkan akan selalu beruntung "Jane kita semua teman tanpa kamu harus minta"
Wajah Jane terseyum dengan cerah "Terima kasih Win udah jadi teman pertama aku di sini"
Wajah Win memucat tanpa dia sadari, ini seharusnya adegannya ketika dia berbicara dengan Jane. Tidak, tolong jangan, jangan sampai firasatnya menjadi benar.
Dia menjadi pemeran utama dalam novel ini.
Tbc.
CITEȘTI
Reverse
DragosteSeingat Kavin dia hanya berjalan di sekitaran jembatan pulang dari minimarket dan tidak sengaja tersenggol oleh sepeda hingga jatuh ke sungai. Tangan berusaha menggapai apapun tapi tidak bisa. Ketika membuka matanya lagi dia sudah berada di kamar y...
Part 3
Începe de la început
