Reizen X : part 2

Comincia dall'inizio
                                    

" Ah. Kau tahu tentang itu. Tidak banyak orang yang tahu tentang itu. Kalau begitu kau pasti bagian dari kami. Sayang sekali kita harus bertemu dalam keadaan begini. " Petarung itu kembali memasang kuda - kudanya. Percikan listrik terlihat menjalar di sepanjang tombaknya. Siap untuk menyengat lagi.

" Ya. Sayang sekali." Zurgré melompat tinggi sekali hingga dia berdiri pada balkon penonton dilantai dua dan dalam hitungan detik dia sudah mengeluarkan busur putihnya.

Dalam beberapa detik kedepan, serangan yang dilakukan Zurgré begitu cepat dan hampir tidak terlihat oleh mata. Empat anah panah dengan kecepatan tinggi sudah melesat tepat ke arah petarung itu berdiri tanpa mengincar titik vital. Dua dari empat panah bisa ditepis menggunakan tombak hitam itu. Dan dua sisanya menancap di paha kiri dan bahu kanan. Para penonton hanya menonton duel kali ini dalam diam.

Mereka tidak mengerti apa yang dibicarakan dua orang itu dan sepertinya sedikit banyak takjub melihat dua pengguna sihir elemental bertarung dan mereka bahkan bukan seorang sorcerer. Di mata mereka mungkin dua orang itu terlihat orang dengan bakat murni dan menakjubkan tanpa mengetahui - sadar - siapa mereka berdua sebenarnya. Dan mereka mempersembahkan duel yang tidak membosankan seperti duel yang pertama walaupun duel yang pertama dipenuhi sorakan penonton.

Petarung itu menarik kedua panah yang menancap ditubuhnya. Dia menatap panah ditangannya lalu beralih menatap Zurgré. Sementara Zurgré sudah menaruh busurnya dipunggungnya dan menarik sebuah tombak hitam polos dari telapak tangannya. " Aku lebih suka menggunakan busur daripada pedang atau tombak. Tapi, aku tidak punya pilihan lain sepertinya." Dengan bertumpu pada tombaknya, Zurgré melompat turun. Seperti biasa, dia turun dari balkon lantai dua seperti bukan turun dari ketinggian itu. Dia menapak dengan ringan di lantai arena.

Dan dalam satu hentakan kaki, dia melesat menuju si petarung. Setelah itu terjadi pertarungan sengit antar tombak. Aku sudah tahu kemampuan Zurgré memainkan pedang, dan tadi aku sudah terperangah dengan kecepatan dan ketepatan memanah Zurgré dan kali ini, dia kembali menunjukan kemampuannya bermain tombak yang tidak jauh berbeda dengan Kítrino sebagai ahli tombak.

Petarung itu juga sangat ahli memainkan tombaknya. Sayangnya dalam satu serangan keras dari Zurgré, tombaknya terpental dan dia di dorong jatuh. Mata tombak Zurgré hanya berjarak beberapa milimeter dari kulit leher petarung itu. Aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi tiba - tiba rantai kalung si petarung sudah putus dan terbang ke tangan Zurgré.

" Pelindung tidak akan pernah bisa mengalahkah tuannya." Ejek Zurgré saat dia menarik mata tombaknya dari leher si petarung.

Suara tepuk tangan kembali bergema diseluruh penjuru balai. Tanpa memperdulikan tepuk tangan yang ditujukan untuknya, Zurgré segera berjalan mengambil pedangnya yang terlempar ke sisi arena. Sebelum si tentara berkepang banyak itu datang, dia sudah berjalan ke arah ruang tunggu para perwakilan.

Si tentara berkepang banyak tidak mempermasalahkan sikap Zurgré. Dia membiarkan begitu saja Zurgré pergi. Dia malah menghampiri si petarung. Si petarung masih dalam keadaan terlentang di tengah arena. Dia tidak terlihat sedih ataupun kecewa setelah mengalami kekalahan seperti Orc yang tadi langsung mengumpat - umpat dengan bahasa kaumnya yang tidak kumengerti. Petarung itu malah tersenyum saat dia ditarik pelan hingga berdiri oleh tentara berkepang banyak. Para petugas medis segera menghampiri si petarung dan membimbing si petarung memasuki pintu menuju ruang tunggu para perwakilan.

Ada jeda waktu sekitar 5 menit sebelum duel berikutnya dimulai. Pada jeda waktu ini, Néir datang menghampiri Kítrino dan Kítrino membisikkan sebuah perintah. Setelah menerima perintahnya, Néir pergi. Tak lama kemudian Néir pun datang lagi dan membisikkan sesuatu kepada Kítrino. Dengan tiba - tiba Kítrino bangkit dan dari tatapan matanya, dia mengisyaratkan padaku untuk mengikutinya dan Néir. Aku pun mengikutinya keluar dari balkon utama. Kítrino membawaku ke sebuah ruang duduk kosong tak jauh dari balkon utama.

Elemetal ForéaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora