Part 10

49 10 0
                                    

Devana kini sedang berjalan menuju kampusnya, setelah turun dari mobil Raka di halte tadi, sesuai perjanjian semalam. Dengan senyuman yang mengembang, Devana berjalan menyusuri jalan, sambil sesekali mengingat saat tadi sarapan yang baginya terasa sangat romantis saat bersama Raka, mereka berdua saling suap dengan nasi goreng sepiring berdua.

"Hey Cantik, kok jalan sih? Terus sendirian lagi," Ucap seorang pria dengan motor besarnya, yang berhenti tepat dihadapan Devana saat ingin memasuki gerbang kampus.

"Memang apa urusan mu hah?! memang kita kenal gitu?" Ucap Devana ketus, lalu Pria itu pun membuka helmnya dan langsung tersenyum.

"Masa gak kenal sama gue," Jawabnya sambil tersenyum pada Devana.

"Yaelah Ares, gue kira siapa, minggir ah lo sono! buang waktu gue aja," ketus Devana sambil mengibas-mengibaskan tangannya meminta Ares memindahkan motor yang menghalangi jalannya.

"Lah kok gitu sih. Deva, gak pernah ada manis-manisnya kalau sama gue,” ucap Ares dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kalo mau yang ada manis-manisnya itu Le mineral, Res. Itu bibir apa-apaan lagi dimonyong-monyongin kayak gitu nanti monyong beneran tau rasa loh " Ucap Devana lalu pergi meninggalkan Ares menuju kampusnya.

"Selalu begitu akhirnya gue ditinggalin lagi, kapan sih lo pekanya Va,” Ucap Ares dengan suara yang dipelankan. Lalu Ares pun pergi menuju parkiran untuk memarikirkan motornya.

Sementara itu Dikelas Devana melihat sahabatnya Meta yang sedang membaca Novel, dengan serius. Devana pun sedikit jahil dengan menggebrak meja, membuat Mita kalang kabut karena terkejut sehingga buku Novelnya terjatuh, sedang Devana malah tertawa terbahak-bahak.

"Iiiihhhh Deva mah jahat banget sih ngagetin tau, untung Mita gak punya riwayat penyakit jantung. Ketawa aja terus sampe puas,” Ucap Mita sambil mengelus dadanya dan mengambil novel yang tergeletak dilantai dengan memasang wajah kesalnya.

"Hahaha..., maaf Mit, maaf ya gue kira lo gak akan sekaget itu, beneran gak lagi-lagi deh," Ucap Devana sambil mengacungkan jemarinya seperti hurup V, namun masih sedikit tertawa.

"Ketawa aja terus biar puas,” Rajuk Mita yang masih sedikit kesal pada sahabatnya itu.

"Iya deh, nggak lagi-lagi maaf ya my Dear,” Ucap Devana lalu memeluk Mita dengan senyuman yang menyejukan bagi siapa pun karena manisnya senyuman Devana.

"Iya Mita maafin, tapi jangan lagi-lagi ya kayak tadi bikin Mita punya penyakit jantung nanti,” Ucap Mita sambil tersenyum dan melepaskan pelukannya.

"Yes madam," Seru Devana dengan memberi hormat pada Mita membuat Mita terkekeh, karena ulah sahabatnya itu. Lalu Devana pun duduk disamping Mita dengan senyuman yang tidak hilang.

"Tumben gak telat lagi, terus kenapa tuh bibir senyum mulu?” tanya Mita sambil menatap Devana.

"Nggak dong, sekarang kan punya alarm special yang bangunin tidur gue. Terus nganterin gue sampai kampus lagi hehe,” Ucap Devana dengan kembali tersenyum membuat Mita bingung dibuatnya.

"Bagus deh, dan pasti sudah sarapan kan? Jadi Mita nggak harus nemenin Deva ke kantin dulu,” jawab Mita sambil mengeluarkan buku-buku untuk tugas skripsinya.

"Tentu nggak dong, kan udah sarapan tadi,” ucap Devana, yang ikut mengeluarkan bukunya.

"Gimana tugasnya udah diselesaikan?” tanya Mita, memang sepulang kuliah Mita mengirim pesan pada Devana tentang tugas kuliah, saat tau kalau Devana tidak masuk kuliah karena sakit, Ana yang mengabari Mita tentang kondisi Devana.

"Sudah nih, semalam gue begadang buat bikin tugas contoh skripsi ini," Jawab Devana sambil memperlihatkan tugasnya pada Mita.

"Bagus, pasti pak Raka suka deh sama contoh skripsimu Va, terus ngomong-ngomong sakitnya gimana udah baikan belum?" Tanya Mita. Sambil membereskan buku yang belum dibutuhkan.

Rahasia DevanaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon