Part 38 (POV Jaeshen)

Magsimula sa umpisa
                                        

Aku langkahkan kakiku meninggalkan tempat itu. Setelah beberapa meter, aku berubah fikiran. Aku ingin mencoba mengungkapkan perasaan ku. Aku sudah memantapkan hatiku, segera aku berbalik dan menuju tempat dimana Tania berada.

Aku sudah berada di depan pintu. Tetapi, aku mendengar suara Mark di dalam, tanpa sengaja, aku melihat mereka disana. Terlihat raut wajah bahagia Tania karena kehadiran Mark. Aku iri, mengapa dia tidak berekspresi seperti itu saat bersamaku? Tania, diantara semua perempuan, hanya kamu yang aku perlakukan dengan baik, Tania, aku bisa apa jika kebahagiaan kamu bukan aku ?

Setelah melihat mereka, aku langsung memutuskan untuk pulang dan merenungi semua kesalahanku. Aku tau, kebahagiaan Tania adalah segalanya, walaupun bukan bersamaku, aku harus merelakan nya. Tetapi, aku juga tidak mampu untuk melawan kedua orang tuaku untuk membatalkan perjodohan.

**

"Mah, Jay mau ke Netherland ya.."

"Tiba-tiba?"

"Hehe. Iya mah"

"Yasudah. Kapan?"

"Besok lusa mungkin mah.."

"Baiklah. Disana baik-baik ya. Mamah tau pasti ini berat untuk kamu"

"Thanks ya mah.."

Setelah mendapat izin, aku segera mengurus rencana liburanku.

**

Aku tidak bisa memberitahu teman-teman ku tentang semua hal. Aku selalu menyimpan semua masalahku sendiri. Aku tidak ingin temanku tau apa yang tengah di risaukan hatiku.

"Jay.. gue mau tanya"

"Apa sih Jen ?"

"Lo suka Tania kan?"

"Maksud Lo ?"

"Jujur aja. Gue ini termasuk peka sama perasaan orang. Cara Lo natap Tania, perhatian nya Lo ke Tania, itu beda"

"Terus?"

"Lo tau kan Tania itu.."

"Gue tau. Makanya gue diem"

"Gue ga mau kalo kita bertiga pecah sahabatan karena masalah cewek"

"Jen, Lo ga akan ngerti. Tapi satu yang bisa gue janjiin ke Lo. Kebahagiaan Tania adalah prioritas gue"

"Salut gue sama Lo."

Telepon Jeno berdering. Mark-
Terlihat nama Mark terpampang di layar ponsel Jeno. Secepat kilat Jeno menerima telepon darinya. Setelah itu raut muka Jeno berubah.

"Jay gawat. Pacar jadi-jadian Lo nyerang Tania. Ayo cepat"

Tanpa pikir panjang, aku dan Jeno berlari menuju tempat yang di sebutkan oleh Mark.

Betapa terkejutnya aku melihat kondisi Tania. Terlebih, orang yang menjebak ku, Echa adalah pelakunya. Seperti ada sesuatu yang akan meledak. Tetapi, rasa kecewa terhadap diriku sendiri pun seketika meluap. Karena aku, orang yang kucintai menerima perlakuan seperti ini.

"Ada apa ini Echa ? Lo apain Tania hah?!!"

"Jay, Lo mutusin gue karena si ja*ang ini kan?"

"Echa! Jaga mulut Lo ! Lo udah keterlaluan banget tau ga ! Siapa yang gue suka itu bukan urusan Lo . Dan Lo ga berhak untuk nyerang orang sembarangan kaya gini ! Kalo gue mau, gue bisa tuntut Lo tau ga !"

"Gue ga terima ya Lo mutusin gue karena bitch satu ini ! Apa bagusnya dia daripada gue hah ?!"

"Setidaknya Tania ga kaya Lo yang kasar! Gue nyesel pernah deket sama Lo !"

"Br*ngs*kk !! Lo bilang gini setelah Lo bosen sama gue?! Apa gue harus bilang ke orang-orang gimana br*ngs*k nya Lo ?!"

"Haha.. apa yang Lo mau bilang ? Apa yang Lo mau omongin ke orang-orang? Kejadian party di lounge hotel?"

"M-maksud Lo apa hah ?"

"Echa, gue ga bodoh. Lo lupa siapa yang goda gue? Lo lupa di situ ada CCTV ? bukan hanya di tempat party, di lift juga ada CCTV. Gue rasa, rekaman CCTV bisa ngebuktiin siapa yang salah disitu"

"T-tapiii gue sama Lo kan udah..."

"Udah apa ? Echa, bukannya gue udah nolak Lo ? Bukannya Lo yang sengaja naruh obat tidur ke minuman gue ? Please Echa, wake up. Gue ga pernah ngapa-ngapain Lo. Gue aja tidur. Jadi, kalo ada sesuatu yang terjadi, berarti bukan gue yang p*rk*sa Lo, tapi Lo yang p*rk*sa gue !"

Plakk !! Perempuan ini ringan tangan juga sampai dia berani menamparku.

"Jay! Lo keterlaluan!"

"Ahhh.. Sh*tt ! Berani juga Lo nampar gue Cha!"

"Jay, jadi selama ini Lo anggep gue apa?"

"Gue ga pernah anggep Lo spesial Cha, karena gue ga pernah suka sama Lo. Harusnya Lo bersyukur gue ga laporin Lo ke polisi atas apa yang Lo lakuin ke gue. Walaupun gue laki-laki, tapi gue juga ga terima Lo lakuin ini semua ke gue! Tapi sepertinya Lo salah paham atas diam nya gue. Mulai sekarang, Lo ga usah lagi ganggu gue, Tania, atau teman-teman gue yang lain kalo Lo ga mau gue laporin kasus tadi ke polisi !"

Aku benar-benar sudah muak. Semua yang aku tahan selama ini aku keluarkan semua. Aku sudah tidak peduli tentang bagaimana teman-teman ku menilai diriku. Yang terpenting, aku harus menghentikan perbuatan Echa menyakiti Tania. Aku tidak akan sanggup jika melihat Tania mendapat perlakuan seperti ini lagi.

Setelah nya, aku langsung meninggalkan mereka. Aku memilih pulang ke rumah dan mempersiapkan keberangkatan ku ke Netherland.

--

--

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Kating Idaman (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon