EPHEMERAL || Moriarty the Patriot x readers

3. ᴏʀᴘʜᴀɴᴀɢᴇ

Gerutuan kesal keluar dari mulut (Name). Dalam hati ia menyumpah-serapahi Isaac, pria yang ia anggap tak waras.

Bung, sesaat (Name) shock. Jadi tunangan, katanya?

Bah, buaya jenis apa lagi ini?

Akhirnya, setelah ia meroasting pria bergelar Marquess itu, (Name) kabur. Dan tentunya, setelah nyolong— uhuk, mengambil beberapa buah permata.

Satu hari? Tidak, bahkan belum dua puluh empat jam, ia sudah mengalami semua ini. Sekarang, haruskah (Name) pasrah?

Tidak.

(Name) bukan tipe orang yang akan pasrah menerima apa yang terjadi padanya. Apalagi, dalam beberapa jam saja hidupnya sudah jungkir balik. Feeling-nya berkata bahwa kehadirannya di sini ada alasannya. Dan ia akan mencari tahu itu.

Tapi sebelum itu, harus tidur di mana dirinya malam ini?

(Name) terus berjalan, sambil sesekali memperhatikan dengan seksama bangunan-bangunan di sekitar. Senja yang sudah menyapa membuat jalanan London sedikit lenggang.

Mata (Name) tertuju pada bangunan dua lantai di seberang sana. Pagar dari besi yang sudah berkarat mengelilingi rumah itu. (Name) mendekat.

Ada palang kecil yang bertuliskan bahwa itu adalah sebuah panti asuhan.

Karena pagarnya tidak terkunci, (Name) melenggang masuk. Setelah dilihat lebih dekat, bangunannya cukup usang. Dinding bangunan yang sudah mengeropos dan tidak terawat. Ia jadi agak khawatir. Benarkah bangunan ini adalah panti, bukan sebuah rumah terbengkalai yang berhantu?

"Halo, tuan. Apa ada sesuatu yang anda cari?"

Suara perempuan menyapa indera pendengaran (Name). Ia berbalik, mendapati seorang perempuan muda yang memandangnya dengan senyum ramah.

(Name) balas tersenyum pada perempuan itu.

"Apa benar, ini adalah panti?" tanya (Name).