CANDU RASA

12 4 0
                                    


Resah rasa.

Bagaimana keadaannya, hingga batin bertahap mengikis moralitas diri yang menyelam dalam kesunyian lamunan. Jika ia tak mungkin bisa kau pikirkan dari kejauhan, maka dekatilah. Rangkulah senyuman yang mengurai candu kerinduan itu. Biarkan hati manusia itu sejenak belajar mengeja kekawatiran manusia dan mengejawantahkan resah. Biarkan, meskipun ketika manusia mulai merasa memiliki dan dimiliki, saat itu juga hati merasa akan cepat kehilangan dan ujung yang akan kau temukan hanyalah lukisan kehilangan dirimu dan juga kehilangan dirinya.

Rasa resah.

Aku pun akan menumpahkan kekawatiran, jika memilikinya adalah syarat dari semesta untuk merasakan kehilangannya, mungkin aku harus bersikap egois tentang rasaku ini. Jika aku tak sampai pada momental romantisme, kan ku lepaskan rasa dalam hati dengan langkah mengungkapkan ke padanya. Maaf jika aku tak banyak menginginkan apa-apa darimu, tapi ada satu inginku yang sudah Tuhan kandungkan dalam rahim hati ini; dengarkan rasa ku yang ku ungkapkan ini, dirinya tak perlu menjawab. Namun jika dirinya adalah bidadari yang yang tak ingin menyakiti hati, maka robek saja mulut itu dan musnahkan pula artikulasi rasa.

*

Resah tentang rasa, kini mungkin sudah terhanyut oleh derasnya waktu yang tak bisa Effict sadari, lalai sendiri terkurung oleh kecantikan manusia dan waktu. "Tengok saja di luar sana." dunia masih bisa membiarkanmu menghela nafas begitu panjang dan nikmat. Dunia bukan urusan tentang menunggu kematian saja, tapi ikutilah permainan-permainan yang ada di dunia ini, sekalipun itu sakit, toh akhirnya juga pupus di ujung waktu dan akhirnya mati.

Effict tak mengetahui, jika Aska sudah memberi kabar tentang dirinya yang sudah tiada ke Ariana. Pikirkan sendiri jika semerawutnya hati, jika engkau sudah kehilangan rem sampai bisa bilang si temanmu sudah meninggal. Namun di dalam pikiran Aska juga tak berkenan satu keinginanpun untuk berbicara tentang hal itu ke Effict. Sepertinya memang benar, dia bisa membuat rahasia untuk dia pendam sendiri.

Lalu bagaimana dengan Friska?

Karena Friska tak lagi akrab dengan Ariana, kini perputaran informasi seakan sudah mulai terhambat oleh keakraban. Si Ariana sudah ketat waktu bersama laki-laki yang sudah menjadikannya kekasih lagi. Mungkin memang sudah sepantasnya, tiada waktu untuk mengucapkan satu pertanyaanpun tentang Effict ke Friska. Dalam wilayah ini juga, dalil setia yang sudah digelontorkan para pemikirin mulai dianut jika harus sekedar mengucapkan pertanyaan ke Friska sekiranya itu hal yang tak mungkin lagi. Itu pasti bertentangan, ya meskipun sebenarnya rasa setia yang dimiliki Ariana itu tanpa cinta.

Karena masih sering ke Kelas Rindu, Friska akhirnya berjumpa dengan Anindia. Melalui perjumpaan itulah Friska tahu kalau perempuan yang belum ia kenal itu punya kemiripan wajah dengan temannya.

"Itu siapa mas As?" Tanya Friska yang baru pulang dari sekolah.

"Kekasihku, cantik kan?" Bisik Aska lalu ia mengacungkan jempol."Mirip dengan temanmu."

"Dari toko bangunan mana?"

"Apanya?"

"Ya dia itu."

Aska mengangkat alisnya. "Udah pulang sana! kamu masih anak kecil gitu! masak mau kepo tentang hal seperti ini."

"Kakak kemana?" Matanya sembari mencari-cari.

"Em? la temanmu mana?"

"Jangan nyari dia, mantannya sekarang sudah sering jemput dia ke sekolah dan mulai menjalin hubungan lagi sepertinya."

"Ah sial! padahal mau aku deketin."

"Ya deketin saja, ndag ada masalah kan!" Friska menahan tawanya. "Mana kaka?"

DEKONSTRUKSI RASA (Kamu Memang Cantik, Jika Kamu Ijinkan Aku Akan Mencintaimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang