Jungkook bimbang, ia tidak membenci Lisa, ia hanya kesal akan sikap gadis itu yang menyebalkan membuatnya naik darah dan marah-marah.

“Jadi, boleh Lisa gigit tangan kak Jungkook?” Pintanya semakin ngawur.

Jungkook tertawa bak joker yang tersakiti, gadis didepannya sekarang memang meminta Jungkook telan bulat-bulat.

“Lisa, boleh kakak telan kamu sekarang?” Lisa sontak menyilangkan kedua tangan di depan dada.

“Jangan kak. Lisa masih mau liat wajah kakak yang tampanya gak manusiawi.”

Jungkook menatap Lisa tertekan, hampir gila menghadapi gadis itu yang selalu bisa menjawab ucapanya. “Terserah kamu aja deh, Li. Stres aku lama-lama. Tugas banyak, nambah kamu lagi yang kaya gak ada kerjaan ganggu hidup orang. Tertekan jiwa raga aku!” Jungkook bangkit dari duduknya.

“Kakak mau kemana?”

“Keneraka!”

“Loh? Lisa ikut.”

“Ck, kalo kenerakan itu jangan ikut dodol. Disana panas.”

“Yaudah, dihati kakak aja kalo gitu, kan adem tuh pasti. Atau di pelukan kakak aja. Lisa pasti terlindungi.” Pipi Jungkook memanas, niat hati hendak menceramahi Lisa malah dibuat mengsalting begini.

Menutupi kesalah-tingkahanya, Jungkook membuang buka, menarik segala macam barang yang dibawanya keperpustakaan ini untuk segera dibawa keluar pergi dari gadis itu.

Namun sebelum benar-benar pergi, Jungkook memperingati gadis itu terlebih dahulu.

“Jangan ikut. Awas aja kalo iku!” Peringat Jungkook yang sebenarnya lebih kearah mengancam.

Lisa yang batu seperti kata Jungkook ketika mendeskripsikan gadis itu, Lisa malah mengikuti Jungkook keluar dari perpustakaan.

“Kak, Lisa ikut dong. Masa Lisa ditinggal gitu aja.”

“Bodo amat!”

“Ih kakak kok jadi nyebelin gini sih?”

“Bodo amat Lisa. Aku gak kenal dan gak tahu!” Lisa menghentakan kakinya, karena tidak seimbang sekejap tubuh mungilnya terjerambat sampai keningnya mencium lantai dengan sempurna.

Jungkook menoleh ketika mendengar ada suara terjatuh, dan benar saja. Gadis itu terjatuh dengan tidak estetik nya. Alih-alih membantu Lisa, Jungkook malah menertawakan gadis itu terlebih dahulu, disusul ceramah andalannya.

“Hahaha. Hm tuh kan. Enak jatuh nyium lantai!?” Dengan sebelah tangan yang membantu gadis itu berdiri. Sedangkan tangan yang lain memegang buku dan barang-barangnya tadi.

“Bukannya di cup cup, malah diketawain.”

“Ululu, cup-cup anak dajal. Sakit ya jatoh hahaha.” Jungkook sangat berbahagia melihat Lisa terjatuh seperti tadi. Ia menyimpulkan kejadian hari ini adalah karma untuk Lisa yang terus menggangu ketenanganya selama ini.

“Ck, terserah. Lisa ngambek!”

“Lebih bagus. Silahkan nyonya tukang ambek dipersilahkan ambil maju jalan pergi dari hadapan saya.” Lisa semakin kesal, wajahnya masam bukan main. Sudah kepalanya mencium lantai, tambah lagi pria ini yang seperti tidak beradab malah mengejek dan menyuruhnya pergi.

“Kalo gak suka sama Lisa tuh bilang kak. Jangan ngasih harapan palsu buat Lisa.”

“Dih ni anak? Kenapa lagi?” Jungkook mengecehek suhu tubuh Lisa dengan menempelkan telapak tanganya pada kening juga leher Lisa. “Gak panas? Fix otaknya geser.” Jungkook menurunkan wajahnya sejajar dengan wajah Lisa. “Yang suka sama kamu tuh siapa? Bocah gini tuh harusnya belajar, bukanya suka-sukaan sama orang!” Sentil Jungkook pada dahi gadis itu.

Please Love Me!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang